Musibah yang menimpa pesawat jenis Boeing 777-200 ER Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang mengangkut 227 penumpang serta 12 Crew itu menyisakan misteri dan tanda tanya besar bagi dunia penerbangan.
Tak tanggung-tanggung tujuh negara dari berbagai belahan dunia ini melakukan pencarian. Negara-negara tersebut berasal dari Singapura, Filipina, Vietnam, China, dan Amerika Serikat, termasuk pula Indonesia bersatu padu menyingsingkan lengan melakukan pencarian pesawat nahas yang hilang tersebut.
Pesawat jurusan Malaysia-Beijing tersebut hilang lenyap bagaikan ditelan bumi. Pesawat tersebut Take Off dari Kuala Lumpur pukul 00.41, dan rencananya akan mendarat di Beijing sekitar pukul 06.30 pagi. Namun nahas bagi pesawat itu, sekitar pukul 2 pagi, pesawat tersebut hilang kontak. Kemungkinan besar menghilang di lautan lepas antara Malaysia dan Vietnam.
Dugaan penyebab hilangnya pesawat nahas tersebut pun berkembang liar dan simpang siur. Banyak spekulasi-spekulasi liar yang melansir adanya tindakan sabotase yang dilakukan oleh kedua penumpang gelap dengan identitas palsu itu. Namun entah kenapa aku justru meragukan dan menyangsikan hilangnya pesawat nahas tersebut lantaran adanya sabotase dari kedua penumpang yang beridentitas palsu itu.
Memangnya apa yang diincar oleh kedua orang itu melakukan sabotase? Apakah ada orang penting dalam pesawat itu yang perlu dilenyapkan sehingga mereka nekat melakukan tindakan sabotase terhadap pesawat tersebut dengan mengorbankan nyawa mereka?
Seluruh penumpang yang berjumlah 227 orang tersebut berasal dari empat belas negara, yaitu dari Malaysia, China, Australia, India, Prancis, Selandia Baru, Ukraina, Kanada, Italia, Belanda, Australia, Amerika Serikat, dan Rusia, termasuk bangsa ini, Indonesia. Seluruh penumpang pesawat itu adalah orang-orang biasa, warga negara sipil. Lantas, siapakah yang jadi sasaran target kedua orang itu?
Katakanlah bukan penumpang yang jadi sasaran mereka, apakah ada kepentingan antar negara sehingga ada musuh dalam selimut Malaysia yang ingin menjatuhkan kredibilitas negara jiran tersebut dengan character assassination (pembunuhan karakter) melalui tindakan sabotase terhadap pesawat itu?
Saat ini Malaysia tak ada konflik dengan negara lain, contohnya seperti yang dialami Singapura dan Indonesia baru-baru ini. Lantas, apa kepentingan kedua penumpang beridentitas palsu tersebut melakukan sabotase? Apa mereka tak sayang dengan nyawa mereka?
Jadi kesimpulan aku, kedua penumpang beridentitas palsu tersebut adalah maling biasa yang pernah mencuri Pasport wisatawan asing, lalu mereka menggunakannya dengan harap-harap cemas supaya tak ketahuan pihak Bandara.
Dan suatu kebetulan pula, pihak Bandara Malaysia kurang teliti sehingga lolos-lah mereka. Dan nahasnya, suatu kebetulan pula pesawat tersebut hilang, entah karena cuaca buruk, atau kerusakan mesin, tak tahu aku. Kita tunggu saja sampai Black Box ditemukan.
Namun demikian, adanya indikasi pesawat tersebut hilang karena kerusakan mesin sangat besar kemungkinannya. Ini ditandai dengan adanya laporan dari Kepala Angkatan Udara Malaysia, Rodzali Daud, yang melaporkan bahwa pesawat tersebut sempat melakukan manuver putar balik di udara untuk kembali ke Malaysia karena mengalami kerusakan.
Bukti bahwa pesawat tersebut putar balik untuk kembali ke Bandara Malaysia terlihat dari rekaman sinyal di radar bahwa pesawat tersebut memutar dari jalurnya. Fakta berikut, pesawat tersebut adalah pesawat tua, umurnya pun sudah 11 tahun. Bisa saja terjadi kerusakan sinyal komunikasi sehingga pesawat tersebut tersesat di udara dan hilang lenyap bak ditelan bumi.
Jadi ingat Pesawat Boeing 737-400 Adam Air dengan nomor penerbangan DHI 574 jurusan Surabaya-Manado yang dulu hilang lenyap tak berbekas pada tanggal 1 Januari 2007 yang silam. Kejadiannya pun mirip dengan musibah yang dialami Malaysia Airlines ini. Sama-sama mengudara sekitar dua jam sebelum hilang.
Pesawat Adam Air yang nahas itu lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya pada pukul 12.59 WIB. Pada pukul 14.07 WIB, pesawat nahas itu hilang lenyap bagaikan ditelan bumi.
At last but not least, walaupun Malaysia sering bikin negara kita berang, sering siksa TKI, sering caplok budaya kita, sering caplok pulau kita, sering pula mengejek bangsa kita dan ngata-ngatain kita indon, namun atas nama kemanusiaan mari kita mendoakan agar Malaysia Airlines dengan segenap penumpangnya segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, semoga anda diberi kekuatan. Hidup manusia dan takdirnya di dunia yang fana ini, kita tak tahu akan seperti apa. Lahir dimana, menghadap Sang Maha Kuasa dimana, dan dengan cara bagaimana, tak seorangpun tahu.
Hidup ini memang penuh misteri..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H