Anda jangan terbawa dengan opini yang sesat yang berseliweran bagaikan kutu yang beranak pinak. Bukankah kinerja dan ketulusan Jokowi sudah terbukti dengan menempatkan kepentingan umum diatas segalanya. Yang begitu itu yang harus kita dukung, bukan malah pesimis.
Pertanyaan aku, apakah waktu yang hanya sebentar itu mampu mengukur Integritas seseorang sebagai pemimpin? Apakah kuantitas bisa menghakimi seseorang apakah ia berkualitas apa tidak?
Lantas apakah lamanya orang bekerja pada suatu perusahaan bisa disebut sebagai loyalitas atau dedikasi? Sebaliknya pula, apakah singkatnya masa kerja seseorang bisa anda samakan dengan enggak berdedikasi jika hasil pekerjaannya itu berkualitas?
Silahkan anda jawab sendiri. Namun tentu saja persoalan antara kuantitas dan kualitas memang selalu menjadi bahan perdebatan yang tak kunjung lerai terkait pencalonan Jokowi menjadi orang nomor satu di NKRI ini. Sosok Jokowi memang pantas dan layak memimpin bangsa ini sepuluh tahun kedepan.
Mungkin saja iya didalam lubuk hatinya yang paling dalam, Jokowi berat hati dan tak mampu menolak penunjukan Ketua Umum Partai tempatnya bernaung, namun kembali lagi kepada substansinya, bahwa ini semua demi kepentingan bangsa dan negara.
Bila Gunungnya Tinggi, Maka jurangnya Pasti Dalam
Pepatah Zen pernah mengatakan bila gunungnya sangat tinggi, maka jurangnya pun pasti dalam. Ini adalah hukum alam yang tak terbantahkan. Tak ada satupun gunung tinggi yang tak disertai dengan jurang yang dalam.
Begitu pula Jokowi. Anda harus legowo menerima hukum alam ini secara ikhlas, bukan justru pesimis terhadap kredibilitas gaya kepemimpinan seorang Jokowi yang sederhana, bersahaja, dan murah senyum. Ini sudah takdirnya menjadi pemimpin bangsa ini. Tak perlu anda sesali.
Sudahlah kawan, belajar menerima dan mengucap syukur atas segala perkara dalam hidup ini, tanpa perlu bersungut-sungut.
Salam.