Apapun alasan mereka, aku jijik melihat batang rokok yang nyempil disela-sela jari jemari mereka apalagi melihat batang rokok yang menempel di bibir mereka.
[caption id="attachment_346611" align="alignnone" width="600" caption="Candid Camera by Mawalu, cewek merokok di tempat umum di Smoking Area Perkantoran di Kawasan Sudirman (Dokumen Pribadi/Mawalu)"]
Aku paling cepat naik darah kalau kalau ada orang yang merokok didekatku, baunya itu tak tahan aku. Kalau ada orang yang merokok didekatku, hanya ada dua pilihan bagiku; aku yang menyingkir atau orang itu aku usir dari hadapanku. Aku pernah hampir baku pukul karena menegur orang yang merokok didekatku dan si perokok yang tak tahu sopan santun itu tersinggung berat.
[caption id="attachment_346611" align="alignnone" width="600" caption="Candid Camera by Mawalu, cewek merokok di tempat umum di Smoking Area Perkantoran di Kawasan Sudirman (Dokumen Pribadi/Mawalu)"]
Padahal kalau mau dibilang kebiasaan jelek ini sebenarnya bisa dihentikan kalau saja mau dan punya niat yang kuat. Enggak susah berhenti merokok kok, asalkan punya niat dan merubah sugesti alam bawah sadar.
Aku dulu perokok berat, sehari bisa habis dua bungkus rokok. Bukan hanya perokok berat, aku juga pecandu minuman keras. Semua itu karena aku terjerumus dalam pergaulan di lingkungan yang salah.
[caption id="attachment_346611" align="alignnone" width="600" caption="Candid Camera by Mawalu, cewek merokok di tempat umum di Smoking Area Perkantoran di Kawasan Sudirman (Dokumen Pribadi/Mawalu)"]
Kebiasaan jelek aku dulu kini telah ku buang jauh-jauh. Bagiku tubuhku adalah istanaku. Sayang kalau tubuh yang sudah ku rawat dengan susah payah sampai bagus begini digerogoti penyakit lantaran asap rokok dan racun nikotin. Apalagi kalau sudah batuk-batuk berdahak tiap malam lantaran terkena radang tenggorokan. Macam kakek-kakek peot saja.
Rasanya gimana ya kalau ciuman bibir sama cewek-cewek yang perokok berat itu, bau nikotin yang menyengat dari napas mereka justru hanya bikin mual berasa mau muntah.
Jijik banget aku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H