[caption id="attachment_390520" align="aligncenter" width="600" caption="Adam Air (planespotters.net)"][/caption]
Anda masih ingat musibah jatuhnya pesawat Adam Air Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan KI-574 di selat Majene, Sulawesi, dalam penerbangan dari Surabaya menuju Manado pada tanggal 1 Januari 2007 yang silam?
Tahukah Anda apa hasil investigasi dari team Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)? Ternyata manajemen perusahaan Adam Air tak pernah melakukan perawatan pesawat nahas tersebut karena tercatat sudah terjadi 154 kali kerusakan pada alat navigasi pesawat itu sehingga mengakibatkan jatuhnya pesawat itu.
Kotak hitam Adam Air yang ditemukan di perairan Majene akhirnya membuka fakta kedoknya Adam Air yang kurang ajar itu. Kecelakaan itu merenggut 102 nyawa manusia akibat dari buruknya maintenance pesawat oleh manajemen perusahaan Adam Air.
Dari hasil investigasi KKNT, 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya, alat navigasi pesawat rusak dan tak berfungsi. Maka pesawat pun diterbangkan dengan kemudi otomatis. Kedua pilot Adam Air pun lantas memperbaiki alat navigasi yang rusak. Namun akibat dari jarangnya maintenance pesawat, kemudi otomatis pesawat tersebut tak berfungsi.
Tak berfungsinya kemudi otomatis pesawat tersebut tak disadari oleh kedua Pilot tersebut yang sibuk memperbaiki alat navigasi yang rusak. Pesawat pun oleng dan miring menukik menuju laut. Kedua Pilot tersebut baru sadar maut mengancam dua menit sebelum pesawat pecah menghantam lautan. Namun apa daya semuanya sudah terlambat, 102 nyawa melayang sia-sia dalam hitungan detik.
Akibat dari peristiwa kelalaian manajemen maskapai penerbangan Adam Air, KNKT merekomendasikan kepada Dirjen Perhubungan Udara untuk meningkatkan standard keselamatan terhadap perawatan pesawat terbang, bukan hanya Adam Air saja, akan tetapi untuk semua maskapai penerbangan.
Inilah akibat fatal dari maskapai yang menerapkan tiket murah. Maintenance pesawat ditekan costnya, akibatnya ratusan nyawa melayang sia-sia. Sekalipun Adam Air akhirnya gulung tikar setelah ketahuan busuknya manajemen perusahaan mereka, akan tetapi nyawa 102 penumpang dan awak pesawat tak bisa dikembalikan.
Dengan realita kecelakaan Adam Air, masih nekat juga kalian protes ke Ignatius Jonan yang akan menghapus sistem tiket murah demi keselamatan nyawa penumpangnya? Aku melihatnya apa yang dilakukan Jonan adalah hal yang mulia yang lebih mementingkan nyawa manusia daripada bisnis para maskapai penerbangan yang hanya mementingkan isi perut mereka saja.
Bagi kalian yang tukang protes karena kere dan bokek tapi sok gaya mau naik pesawat, aku tanya apa kalian tahu ornamen-ornamen, alat navigasi pesawat, sistem kemudi otomatis, dan lain sebagainya, di dalam pesawat yang kalian tumpangi itu berfungsi dengan baik atau tidak? Kasus Adam Air telah membuktikan busuknya sistem penerbangan berbasis tiket murah.
Silahkan kalian naik pesawat murah kalau mau setor nyawa. Kalau aku, sorry to say, lebih baik naik pesawat mahal, namun nyaman, aman, dan keselamatan nyawa terjamin.
Jadi ingat istilah orang Surabaya dulu, naik becak kok njaluk selamat.
***
Link:
http://news.liputan6.com/read/771930/tragedi-adam-air-menabrak-laut-dan-pecah-102-nyawa-melayang
http://news.liputan6.com/read/771930/tragedi-adam-air-menabrak-laut-dan-pecah-102-nyawa-melayang
http://bandara.web.id/menguak-misteri-hilangnya-pesawat-adam-air-bagian-1.html
http://bandara.web.id/menguak-misteri-hilangnya-pesawat-adam-air-bagian-2.html
http://www.elshinta.com/v2003a/kronologis.htm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H