Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Orang-orang SBY Dibersihkan, Bukti Dendam Kesumat Megawati Masih Panas Membara

20 Januari 2015   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:44 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika setiap pejabat tinggi yang bertugas di era SBY harus segera diganti alias dibersihkan, karena dianggap sebagai orang-orang SBY alangkah malangnya mereka. Apa salah dan dosa mereka? Pengangkatan para pejabat di jajaran TNI dan Polri ada mekanismenya. Pengangkatan eselon satu juga demikian. Tidak pernah saya menunjuk nama bagi posisi-posisi Sekjen, Irjen, Dirjen, Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian, dan para Pimpinan BUMN". (Susilo Bambang Yudhoyono)

Entah apa yang ada dibenak Jokowi, tanpa ada hujan angin, tanpa ba bi bu, Institusi Polri diobok-obok. Para pejabat dan petinggi Polri yang sudah setengah mati disaring dan dipilih oleh SBY, langsung dibabat dan dimutilasi sampai bersih ke akar-akarnya.

Entah apa salah dan dosa pak Sutarman, kok langsung dicopot jabatannya begitu saja, padahal masa purna bhaktinya baru akan selesai pada bulan Oktober 2015 mendatang.

Jawabannya, sudah barang tentu peran dan andil Megawati dibalik layar. Sebagai musuh bebuyutannya, sudah pasti Megawati tak mau masih ada orang-orangnya SBY yang bercokol di era PDIP sebagai partai penguasa saat ini.

Baru tahu aku, Megawati ini ternyata sifatnya jelek sekali. Dendam kesumat yang tak berkesudahan dan kebenciannya kepada SBY seolah-olah tak lekang oleh waktu, kecuali maut yang memisahkan. Padahal hidup di dunia ini hanya sementara saja, sebenarnya apa sih yang dia cari? Kalau yang ia cari mau menang sendiri, saat ini ia sudah menang, partainya sudah jadi pemenang. Pemilu. Lantas, apa sebenarnya yang dia mau?

Sendi-sendi dan pondasi bangsa pun jadi kacau balau. Apa yang telah digagas oleh SBY, semuanya dibabat sampai bersih. Tak usah jauh-jauh kita menilai, penghapusan Kurikulum itu adalah salah satu bukti contoh nyata. yang kongkrit. Berapa trilyun kerugian negara akibat sentimen pribadi bahwa Kurikulum tersebut adalah Kurikulum yang digagas oleh orang-orangnya SBY?

Jokowi sebagai Presiden yang telah diberikan mandat dan kepercayaan oleh mayoritas rakyat Indonesia, sejatinya harus independen dan jangan mau didikte dan diatur-atur sama si Megawati itu. Kepentingan bangsa ini lebih besar, bukan sekedar politik balas budi. Yang jadi Presiden RI itu bukan Megawati, akan tetapi Jokowi, sekalipun pernah terlontar dari mulutnya Megawati itu bahwa peran Jokowi hanya sebatas petugas partai saja.

Megawati harusnya tahu diri dan malu. Rakyat memilih Jokowi yang jadi Presiden, bukan dia. Mayoritas bangsa ini dari dulu sudah muak dengan Megawati. Seandainya kendaraan politik Jokowi bukan di PDIP, apa PDIP itu bisa menang pemilu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun