Mohon tunggu...
Mawalu Si Pembully
Mawalu Si Pembully Mohon Tunggu... -

Banyak orang menulis bagaikan thriller psikologis dengan pola berpikir seperti orang epilepsi. Orang bebal ketika ditegur justru mengagulkan bebalnya itu dengan jumawa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Admin, Kenapa Tulisan-Tulisan di Kolom HL, Highlight, dan Trending Article Hanya Orang-orang Itu Saja??

15 September 2013   07:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:52 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya aku mohon maaf kepada Team Admin sekalian atas kelancanganku sebagai user gratis disini yang sudah mulai kurangajar mengusik ketenangan Admin dalam bekerja dengan mengajukan pertanyaan konyol macam begini ini.

Kita langsung to the point saja, karena aku ini orangnya tak begitu suka dengan basa-basi yang bertele-tele diawal tulisan sebelum menyampaikan inti tulisan. Aku lebih suka memilih jalur cepat dan jujur dalam menulis, daripada jadi orang munafik.

Sejak awal aku aktif menulis di komunitas ini, dari 73 tulisanku, yang tembus HL hanya 2 tulisan, yang lainnya masuk Highlight dan Trending article hanya 3 atau 4 tulisan saja. Aku juga cukup tahu diri kok karena tulisan-tulisan aku memang jelek-jelek dengan gaya bahasa kampungan.

Namun yang mengusik aku, kenapa yang masuk Highlight, HL, dan Trending Article itu, orangnya yang itu-itu saja? Terus terang saja aku bosan! Apakah admin kehabisan stock penulis yang lebih baik dari mereka? Atau admin memakai kacamata kuda sehingga sekali seorang kompasianer punya tulisan yang sesuai kriteria admin, maka orang itu akan terus menerus ditempatkan di etalase kolom-kolom yang terhormat itu?

Bikin aku emosi saja pagi-pagi ini. Lagi enak-enaknya browsing Kompasiana, ku temukan lagi orang yang itu-itu saja di kolom-kolom itu. Kamu lagi, kamu lagi. Memangnya tak ada orang lain lagi kah? Aku akhirnya menilai memang yang punya Kompasiana ini hanya orang-orang itu saja.

Sebenarnya dari dulu sudah mau ku hajar Kompasiana ini dengan tulisan macam begini, namun ku tahan-tahan saja. Akan tetapi makin kesini makin ngawur Kompasiana ini, jadi puncaknya ya pagi ini ku tumpahkan semua kekesalan aku disini.

Mereka memang tak salah, yang salah itu admin karena terus menerus pasang tulisan-tulisan mereka secara membabi buta di kolom-kolom itu sehingga pembaca pun jadi bosan lihat tampang-tampang mereka. Aku tak mau menyebut nama-nama mereka disini, sejatinya pembaca bisa menilai siapa-siapa saja mereka-mereka itu yang menjadi jagoan di kompasiana, sehingga bagi Admin Kasta mereka lebih tinggi dari kita-kita ini.

Mentang-mentang menulis tentang Jokowi dan Ahok, mentang-mentang mengulas berita yang dicomot dari kompas.com, menulis tentang Dahlan Iskan, menulis tentang Mahfud MD, menulis tentang SBY, menulis tentang TV One, menulis tentang luar negeri, maka admin pun tanpa pikir panjang lagi langsung pencet itu tombol pasang di kolom HL, Highlight, dan Trending Articles itu. Tulisan-tulisan aku mengenai Jokowi dan Ahok pun tak digubris admin sama sekali. Perlakuan ini jelas tak adil bagi aku.

Padahal kalau mau jujur, tulisan-tulisan orang-orang yang itu-itu saja tak ada rohnya, garing, dengan alur menulis yang datar-datar saja, membosankan seperti macan ompong, dan tak ada giginya sama sekali. Beda dengan tulisan-tulisan aku yang lebih tajam menggigit, ada rhema nya, dengan ending yang memuaskan dahaga pembaca.

Jujur saja, alur tulisan-tulisan mereka-mereka yang langganan HL, Highlight, dan Trending Article itu datar-datar saja. Beda dengan tulisan-tulisan aku yang ada rohnya, membangun konflik paragraph demi paragraph dengan polesan bumbu Pleonasme, garang dan ganas, secara brutal langsung menghujam pada ulu hati sehingga menusuk jantung tembus sampai ke punggung.

Kalau anda bilang halah dasar mawalu saja yang iri hati, ya memang aku iri hari! Memangnya kenapa? Aku tak mau munafik jadi orang! Yang jelas aku iri hati, sirik, dan dengki dengan orang-orang yang itu-itu saja yang tulisan-tulisan mereka selalu HL, selalu Highlight, dan selalu Trending Article. Selalu dan selalu.

Aku biar jelek-jelek begini, tapi semua tulisan-tulisan aku jumlah pembacanya diatas seribu, bahkan mencapai puluhan ribu! Menulis satu paragraph pun, belum 1 menit jumlah pembacaku sudah diatas 100 pembaca. Bahkan tulisan aku di Kompasiana ini pernah dimuat di Tabloid cetak Reformata. Bukannya aku jumawa, tapi kenyataannya memang begitu.

Tulisan aku ini tujuannya bukan untuk merengek-rengek disini, melolong-lolong meraung-raung sampai ke tingkap langit yang ke tujuh menuntut keadilan, akan tetapi kalau pembaca menghargai tulisan-tulisan aku dengan share kemana-mana diseluruh jagad raya dunia maya ini, kenapa admin tak demikian?

Dan kalau anda bilang, Mawalu kalau menulis ya menulis saja, tak usah mengharapkan HL, Highlight, dan Trending Articles. Mau dibaca orang ya syukur, enggak dibaca juga tak apa-apa. Kalau anda punya pandangan macam begitu, itu namanya anda itu orang munafik! Jadi orang tak usah munafik. Untuk apa anda menulis di kompasiana ini? Bukankah tujuannya untuk dibaca orang banyak, masuk HL, Highlight, dan Trending Articles itu?

Kalau anda menulis hanya untuk anda baca sendiri, sebaiknya mulai saat ini anda menulis di buku harian saja, jadi anda tulis sendiri, baca sendiri, komentar sendiri, rating sendiri, trus anda bikin kolom HL sendiri, Trending Article sendiri, anda vote sendiri, lalu anda senyum-senyum sendiri, ketawa-ketawa sendiri. Lama-lama anda jadi gila sendiri.

Terus terang saja nafsu membacaku terhadap tulisan-tulisan di kolom HL, Highlight, dan Trending Article akhir-akhir ini menurun drastis dan jadi mual berasa mau muntah ketika melihat penulis yang itu-itu saja. Bosan aku lihat tampang-tampang yang itu-itu saja.

Akibat fenomena konyol ini, aku akhirnya menjadi pembaca yang sangat selektif dan berhati-hati. Yang aku baca hanya tulisan-tulisan dari para penulis yang baru pertama kali nongol di kolom-kolom itu. Terus terang saja aku harus bilang begitu. Terserah anda mau bilang apa.

Semoga admin mempertimbangkan kritikan aku ini, dan tolong jangan jadikan aku TO (calon banned user) gara-gara kritikan aku yang pedas ini. Aku memang Mawalu si Pembully, tapi tulisan aku kali ini bukan untuk mem-bully admin. Aku menulis ini karena aku ingin Kompasiana maju dan menjadi lebih baik lagi.

Aku yakin dan percaya Kompasiana akan terus maju menjadi media besar dan menjadi the Biggest Social Media in Indonesia, kalau saja Admin mau menerima semua kritikan dari para pengguna Kompasiana.


Maju terus Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun