Sebenarnya sudah sejak lama ingin ku bom Kompasiana ini dengan tulisan macam begini ini, tapi ku tahan-tahan saja. Tak tega.
Jujur aku tak tega. Aku tak tega kerja keras dan niat tulus admin dipecundangi oleh some kind of uneducated morons, ignorant faggot, orang-orang berhati culas, mulut manis didepan akan tetapi menusuk dari belakang.
Biar aku bengal begini, aku mendukung kinerja admin Kompasiana di komunitas ini. Niat tulus dan kerja keras mereka patut dihargai. Tolong jangan dikadalin.
Namun setelah adanya label merah Belum Terverifikasi itu, maka mau tak mau dengan sangat terpaksa, aku buka rahasia ini. Biar sekalian heboh komunitas ini dengan segala kebobrokan dan kebusukan yang selama ini tertutup rapat, tanpa seorang pun menyadarinya.
Jadi begini..
Supaya admin tahu saja, tak semua akun terverifikasi itu KTP nya asli. Ingat bung, ini jaman serba canggih, ada sebegitu banyaknya software canggih yang bertebaran di Internet macam Irfanview, dan lain sebagainya, sehingga bisa menipu anda dengan KTP yang di unggah di halaman Verifikasi Akun itu.
Ada sebegitu banyaknya scan KTP yang bertebaran di Google bagaikan kutu yang beranak pinak. Yang anda lakukan search itu kata kunci Scan KTP di Google, atau kata kunci Sample KTP, atau kata kunci Contoh KTP lalu klik itu fitur Image di Google, maka anda hanya tinggal memilih macam mana KTP yang anda inginkan, lalu diedit sana-sini supaya tak ketahuan, sebelum diunggah di halaman Verifikasi Akun itu.
Anda tak percaya? Ini buktinya!
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/11/13848589832004074726.png
Mampukah anda sebagai admin membedakan mana yang asli dan mana yang palsu? Sudah pasti tidak! Jagoan IT pun belum tentu mampu membedakannya! Tapi Mawalu yang cerdas dan jeli ini bisa tahu modus-modus busuk yang konyol macam begitu itu di komunitas ini.
Dengan modus konyol macam begitu, seseorang akan bisa punya puluhan akun tuyul siluman abal-abal yang Terverifikasi di Kompasiana ini. Tinggal comot itu KTP-KTP yang bertebaran di Google, lalu submit ke halaman Verifikasi Akun, lalu japri admin untuk di verifikasi. Mudah bukan?
Jadi bagi team admin jangan cepat puas diri dulu, target tercapai, SOP pun jalan, karena banyak orang berbondong-bondong memverifikasi akun disini. Apalagi sengaja pakai trik pasang status Belum Terverifikasi di profil Kompasianer yang belum Terverikasi. Masih banyak yang bolong-bolong di Kompasiana ini yang harus anda benahi dan tambal sana sini. Perhatikan baik-baik bukti yang ku tampilkan di tautan itu. Konyol, bukan?
Jujur saja sebenarnya aku tak mau perduli dengan fenomena konyol macam begini ini disini, namun yang bikin aku sengak, para akun Terverifikasi itu dengan jumawanya sok menggurui dan menasihati orang-orang disini harus begini, harus begitu, merasa diri paling benar mentang-mentang sudah Terverifikasi. Justru aku hanya tersenyum sinis dari balik monitor melihat pentas kemunafikan para munafiqun itu yang ditampilkan dari balik layar monitor.
Sebelum anda nyinyir kepada orang lain, minimal anda harus cerdas dulu. Jadi orang jangan bodoh, lugu, apalagi culun. Karena dari gaya tulisan dan cara komentar anda, aku paham betul siapa anda, kemampuan olah pikir anda, dan kapasitas anda di komunitas ini. Sama Mawalu anda jangan coba-coba.
Ingat bung, kalau Mawalu mau bermain curang, dari 16 Oktober 2011 yang silam, Mawalu sudah Terverifikasi di Komunitas ini. Lalu kenapa Mawalu tak mau memverifikasi diri? Bagi aku, apa pentingnya itu? Aku menulis disini bukan untuk sok gaya sandang itu status Terverifikasi. Aku menulis disini bukan untuk mengejar hadiah lomba tulisan. Aku menulis disini bukan untuk bikin buku yang aneh-aneh itu.
Aku menulis disini juga bukan mengejar status Kompasianer of the year macam Kompasianival itu. Aku menulis disini hanya untuk mengisi waktu senggang demi kepuasan diri. Jujur saja aku harus bilang begitu. Nothing to loose for me. Terserah anda mau setuju atau tidak, aku tak perduli.
Memangnya kalian tahu siapa aku? Kalian tak akan pernah tahu siapa Mawalu sebenarnya. Bisa saja aku ini artis terkenal, pengacara kondang, politikus handal, pejabat penting, atau petinggi di negeri ini, who knows? Tak seorang pun tahu. Bahkan admin pun tidak! Sekalipun mereka tahu IP Address aku. Gampang bagi aku, tinggal ku buang Komputer dan HP yang sering ku gunakan beraktifitas di Kompasiana, masalah pun beres.
Supaya anda tahu saja, aku ini orangnya tak gila pujian. Aku tak gila pengakuan. Kalau saja aku mau memverifikasi diriku ini, aku sudah menjadi orang yang sangat terkenal, karena mayoritas tulisan-tulisan aku rata-rata tulisan kontroversial dengan hits pembaca ribuan bahkan mencapai puluhan ribu pembaca. Lalu untuk apa? Apakah tujuan itu yang ingin aku raih disni? Sudah pasti tidak! Mawalu bukan tipe manusia macam begitu.
Aku memanfaatkan komunitas ini di kala senggang, menulis sekedarnya, hajar sana-sini sekenanya tanpa perlu sok-sokkan menulis dengan gaya bahasa canggih dan sok ilmiah, tanpa perlu sok jadi pengamat politik dadakan, dan Mario Teguh wanabee, tanpa perlu ku ungkapkan siapa jati diri aku sebenarnya. Kalau ada orang yang yang tak aku suka muncul dihadapanku, maka akan aku usir dengan berbagai cara. Itulah aku.
Jujur saja aku bilang sama anda-anda semua disini, bergaul dengan komunitas ini sejak tahun 2012 yang silam, aku jarang dapat pujian di Komunitas ini, justru yang ku terima adalah hujatan, caci maki, cibiran, dan persepsi miring banyak orang disini tentang aku akibat tulisan-tulisan aku yang setajam pisau belati menusuk jantung tembus sampai ke punggung. Tapi aku tak perduli! Who the hell you think you are? Terserah pendapat anda mengenai aku. Aktifitas hajar menghajar tetap jalan terus.
Sesungguhnya aku tak perduli dengan anda, karena aku tak kenal anda di dunia nyata, karena anda bukan apa-apanya aku di kehidupan aku di dunia nyata. Who cares? I don't care about you. Sekalipun kita pernah bertemu di dunia nyata, itu hanya sebatas pertemanan di dunia maya yang berlanjut di dunia nyata, nothing special with that.
Tapi ya sudahlah, aku tak bisa memaksa semua orang disini harus menyukai aku, aku tak bisa memaksa semua orang disini harus menerima keberadaan aku disini apa adanya. Aku tak bisa memaksa semua orang disini harus percaya apa yang aku tulis dan ku paparkan di komunitas ini.
Bahkan aku pun tak bisa memaksa admin harus mengakui eksistensi dan kredibilitas aku disini. Inilah hidup. Di dunia maya maupun di dunia nyata, bukankah alur hidup kita juga begitu?
Jadi bagi anda-anda yang merasa diri sudah Terverifikasi, tolong jangan khotbah orang-orang disini harus memverifikasi diri, lalu bikin tulisan basi berterima kasih kepada admin karena sudah pasang itu label merah Belum Terverikasi.
Bagi aku, itu adalah prilaku tak terpuji cari muka penjilat admin, dengan harapan supaya tulisan cari muka itu bisa nangkring di kolom Highlights, Headlines, atau Tranding Articles. Jadi orang yang biasa-biasa saja, tak usah jadi pemain watak yang munafik disini. Karena dari tulisan anda, aku bisa mengukur siapa anda, karakter anda seperti apa, dan apa motivasi anda di Kompasiana ini.
Anda-anda tak perlu menggurui orang-orang disini harus semangat Sharing & Connecting, harus semangat menulis, harus semangat berbagi, dan tetek bengek basi yang tak mutu lainnya. Itu haknya tiap orang disini, mau betah di komunitas ini, atau mau cabut dari komunitas ini, tak seorangpun dapat memaksa. Anda harus tahu itu.
Hati-hati admin, anda harus jeli! Kompasiana ini memang masih muda belia. Ada banyak jagoan dunia maya berhati busuk yang belasan tahun malang melintang berkiprah di dunia maya, ikut nimbrung di komunitas ini. Ada banyak jenis manusia-manusia tukang cari muka tipikal penjilat pantat di komunitas ini yang tanpa malu-malu menjilat anda demi target mereka tercapai, tanpa anda sadari bahwa sesungguhnya mereka-mereka itu adalah ular beludak.
Bagi anda para penikmat Kompasiana, anda jangan terlena dengan topeng tulisan-tulisan sok bijak mereka. Anda jangan terbuai dengan tulisan-tulisan fiksi mereka yang mengharu biru perasaan. Anda jangan terkagum-kagum dengan seabrek kata-kata bijak yang mereka obral sana sini, tebar pesona di kolom-kolom komentar seolah-olah mau menunjukkan betapa dewasa dan bijaksananya para munafiqun itu di Kompasiana ini.
Hati-hati! Jangan sampai anda terlena dengan topeng mereka yang wkwkwk itu, jangan sampai anda terlena dengan topeng mereka yang sok gaya pertamax itu, jangan anda terlena dengan topeng mereka yang sok menyimak itu, yang titip menitip link itu, tanpa anda tahu siapa sesungguhnya mereka, tanpa anda tahu track record mereka seperti apa. Hati-hati, ini dunia maya. Di dunia nyata saja sebegitu mudahnya orang kena tipu, apalgi ini dunia maya, dunia yang sangat dalam, luas, dan tak terbatas.
Supaya anda tahu saja, sesungguhnya mereka-mereka itu adalah manusia-manusia buas, srigala berbulu domba, yang mengincar mangsa di Komunitas ini dengan berbagai kamuflase yang ditampilkan diatas pentas drama kolosal di kompasiana ini.
Aku juga paham kesibukan admin yang mengelola komunitas ini 24 jam dan 7 hari dalam seminggu. Aku juga paham betul sangat tak mungkin bagi admin untuk meneliti satu persatu ratusan bahkan ribuan scan KTP yang diunggah di halaman Verifikasi Akun itu.
Namun dengan naluri anda yang mengelola komunitas ini 8 jam sehari, sejatinya anda paham tipikal masing-masing akun di komunitas yang anda kelola ini, siapa mereka, bagaimana sepak terjang mereka. Jangan sampai anda kena tipu.
Lalu solusinya apa? Bagaimana caranya untuk menghindari modus busuk tipu-tipu macam begitu? Silahkan anda sebagai admin memikirkan cara yang terbaik bagaimana. Bukti nyata sudah ku tampilkan di tautan diatas.
Jangan tanya Mawalu, karena Mawalu ini tipikal orang usil yang suka bikin onar disini dan bikin repot orang banyak dengan wacana-wacana liar yang membuat orang jadi mengernyitkan dahi karena berpikir keras.
Aku hanya melempar wacana disini untuk membuka wawasan anda supaya melek mata bahwa realitanya banyak sickopath tukang kibul yang butuh pengakuan semu berkeliaran di komunitas ini mencari mangsa demi kepuasaan maya belaka. Ingat hukum tabur tuai. Siapa yang menabur, dia yang menuai.
Bagi anda-anda yang merasa nyaman-nyaman saja mau Terverikasi atau tidak, silahkan anda abaikan tulisan ini. Tulisan ini aku publish hanya untuk memuaskan diriku saja. Terima kasih anda sudah menyimak.
Salam tanpa basa basi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H