Mohon tunggu...
Mawalu Si Pembully
Mawalu Si Pembully Mohon Tunggu... -

Banyak orang menulis bagaikan thriller psikologis dengan pola berpikir seperti orang epilepsi. Orang bebal ketika ditegur justru mengagulkan bebalnya itu dengan jumawa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orangtua Murid: Bapak Kejam Pecat Anak Saya, Ahok: Ya Lu Lebih Kejam Nggak Awasin Anak

14 November 2013   19:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:10 3265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi orang dogol di Jakarta ini yang tampias dari Ahok. Karakter kepala batu macam Ahok, sebaiknya tak usah dilawan. Ikut saja aturan yang diberlakukan, maka amanlah anda.

Ahok berang dengan prilaku para pelajar bengal di Jakarta ini yang semau-maunya melakukan tindakan kriminal. Menurut Ahok, mereka-mereka itu tak pantas sekolah di sekolah negeri yang disubsidi uang rakyat, karena mereka-mereka ini tipikal bajingan.

Ahok tak rela sebegitu banyaknya pelajar baik-baik yang cerdas tapi miskin, mereka justru sekolah di sekolah swasta yang jelek dan murah. Ahok bilang, kalau para pelajar bengal itu hanya sok gaya jagoan berantem, pecat saja.

Apa yang diucapkan Ahok benar. Dulu semasa kecil aku pernah menjadi anak bengal, suka berantem, suka tawuran, suka jajah orang lain, suka jitak kepala orang, suka bawa silet dalam tas. Ayahku ketika itu hanya bilang kalau menurut kamu itu baik bagi kamu, lakukanlah. Tapi kalau kamu tahu itu tak baik, sebaiknya dari sekarang stop, sebelum aku yang injak batang lehermu, bukan orang lain.

Kata-kata pelan itu justru menghujam ulu hati aku. Sekalipun temperamen ayahku itu keras, namun aku akhirnya paham betul betapa besar kasih sayangnya kepada aku, sebagai orang tua. Perlahan tapi pasti aku kurangi kenakalanku, dan hasilnya justru setiap tahun aku jadi jagoan juara kelas.

Hari ini aku baca Headlines News di koran cetak, seorang remaja belasan tahun tewas mengenaskan akibat sepeda motor Harley Davidsonnya yang seharga 500 juta itu menghantam Trotoar sampai remuk redam. Orangtuanya menangis histeris, anaknya terbujur kaku tak bernyawa lagi. Remaja belasan tahun mengendarai Moge ratusan juta, duh.

Aku pernah kehilangan anak semata wayangku, dan aku mengerti anak adalah segalanya, buah hati, dan biji matanya orang tua. Akan tetapi kalau keterlaluan manjanya tanpa mampu berpikir dengan rasio nalar yang sehat walafiat, akibatnya hanya dua; jadi penjahat atau hidupnya akan berakhir tragis.

Silahkan anda pilih yang mana.

http://news.liputan6.com/read/746189/tolak-siswa-nakal-di-sekolah-negeri-ahok-itu-calon-bajingan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun