Kementrian Perindustrian telah menerbitkan Peraturan keringanan Pajak terkait mobil murah ini. Kebijakan Kementrian Perindustrian terkait pembebasan pajak PPnBM ini berpotensi kehilangan pendapatan Pajak negara yang sangat besar, artinya akan ada jumlah hitungan pajak yang hilang. Kita ambil contoh saja dalam lima tahun dengan asumsi penjualan sebesar 700 ribu sampai 1 juta mobil dalam lima tahun, dan PPnBM 10 persen, katakanlah nilainya Rp 10 juta per mobil, maka pajak yang hilang adalah sekitar 10 Triliun.
Coba anda bayangkan dengan nilai 10 Triliun itu, pemerintah sudah bisa bantu pengadaan ratusan ruas Monorail yang melingkari Jakarta, ribuan unit baru Busway, ratusan koridor Busway baru, dan besaran subsidi pemerintah yang meringankan beban rakyat bayar ongkos transportadi dari 10 Triliun itu. Sekalipun itu butuh waktu.
Yang begini ini namanya mimpi disiang bolong. Nafsu besar tenaga kurang. Para pemangku kepentingan di negara ini seolah-olah ingin menunjukan kepada dunia bahwa bangsa ini akan menjadi Mercusuar dunia, bangga diri bahwa bangsa ini sudah mulai maju.
Namun sayangnya mimpi itu masih sangat jauh, karena bangsa ini masih belum mampu jadi Mercusuar dunia, bangsa ini masih menjadi lampu teplok, yaitu lampu yang diisi minyak dan diteplok di dinding.
Sifat Dasar Manusia yang Tak Pernah Puas
Memang rasa dahaga manusia sampai dunia yang fana ini kiamat hancur berantakan pun tak akan pernah bisa terpuaskan. Ketika cuma mampu beli nasi putih sama kerupuk, kita sudah merasa itu makanan itu yang paling enak sedunia. Tapi, ketika ada rejeki lebih dan mampu beli lauk ayam, kita jadi tahu ternyata lauk ayam lebih enak dari kerupuk.
Selanjutnya, ketika sudah dapat rejeki lebih dan mampu beli kentang goreng dan steak daging sapi, maka manusia akan berupaya untuk dapat uang lebih banyak untuk memuaskan hasrat kedagingan. Sehingga pada akhirnya, kebutuhan pokok bukan lagi untuk mencukupi segala kekurangan, akan tetapi hanya untuk gaya-gayaan saja ikut-ikutan gaya hidup orang kaya. Persis seperti keinginan Pemerintah akan mobil murah itu.
Keberadaan mobil murah macam begini justru hanya akan meningkatkan konsumsi yang tak perlu dari rakyat kecil. Rakyat jelata yang seharusnya memperoleh fasilitas transportasi umum yang nyaman, aman, dan murah justru diracuni pemerintah supaya bisa punya mobil sehingga justru memberikan efek negatif memotivasi rakyat kecil supaya hidup mereka menjadi lebih konsumtif. Serius ini.
Masyarakat yang Maju adalah Mereka yang Mendahulukan Kebutuhan Prioritas
Almarhum Kakek aku dulu pernah bilang ke aku bahwa kalau negara ini mau menjadi besar, maju, dan makmur sentosa, maka ganti nama negara ini, ganti benderanya, ganti lagu kebangsaannya, ganti dasar negaranya, ganti ibukotanya, jadikan Indonesia negara bagian Amerika yang ke 51, maka bangsa ini dijamin akan maju dan makmur sentosa.
Setelah aku renungkan candaan almarhum kakek, ternyata ada benarnya juga. Coba tengok saja itu Suriname. Coba lihat itu orang-orang Jawa di sana. Kehidupan mereka sudah sangat maju dan beradab. Dan hidup mereka sudah bebas dari kungkungan tempurung yang masih membelenggu saudara-saudara mereka di tanah air.