Mohon tunggu...
Mawaddah Perabawana
Mawaddah Perabawana Mohon Tunggu... Lainnya - Ù…

Aku seorang penakut. Lalu, Pram pernah berkata "menulis adalah sebuah keberanian"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Pulang

18 April 2023   02:04 Diperbarui: 18 April 2023   02:07 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu
Kelak
Aku akan sangat ingin
Untuk pulang menuju rumah
Entah rumah yang sebelah mana
Itu semua akan kutuntaskan
Jika telah cukup tualang yang kulalui
Jika telah sangat lelah, leherku menopang rajut pikiran
Jika telah terduduk, tanpa keringat yang membutir
Aku akan pulang

Begitu juga
Saat buaian kulit tua ibu, sangat ingin menjumpai tulang kerasku
Saat kuku tua bapak, sangat ingin menjumpai lembek dagingku

Satu dua tanah telah dijejak
Jika ego bermeriam basilica
Kembali ke rumah sama dengan membawa rajam
Membangun tungku panas tanpa arang
Membelenggu tanpa uap kelabu

Saat aku telah berhasil kembali pulang
Aku sangat ingin tergeletak
Pada tikar purun berpucuk ikatan lepas
Berkapuk keras dengan tungau dipucuknya

Baca juga: Siapa?

Hanya itu
Tanpa bersua selain orang rumah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Pamrih

Baca juga: Aku Ingin Lupa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun