Mohon tunggu...
Mawadah Risma
Mawadah Risma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mudah bergaul dengan orang baru, mandiri dan berjiwa sosial tinggi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyerangan Israel terhadap Rafah

31 Mei 2024   00:08 Diperbarui: 31 Mei 2024   00:09 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Mei 2024, serangan udara Israel di kota Rafah, yang terletak di Jalur Gaza selatan, kembali menciptakan gelombang ketegangan di wilayah yang sudah lama dilanda konflik. Serangan ini terjadi setelah beberapa hari ketegangan meningkat, dengan serangan roket dari Gaza dan serangan balasan dari Israel yang menjadi latar belakang kejadian ini. Serangan di Rafah menargetkan beberapa lokasi yang diduga sebagai basis operasi kelompok militan Hamas. Menurut juru bicara militer Israel, serangan ini bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas dan menghentikan serangan roket yang terus-menerus dilancarkan ke wilayah Israel.

 Namun, serangan ini juga menimbulkan korban di kalangan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang menjadi perhatian utama dari berbagai lembaga kemanusiaan internasional. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan setidaknya 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Bangunan-bangunan hancur, jalanan dipenuhi puing-puing, dan fasilitas medis kewalahan menghadapi banyaknya korban yang berdatangan. PBB dan organisasi non-pemerintah lainnya segera menyerukan gencatan senjata dan akses kemanusiaan untuk membantu warga yang terdampak.

Reaksi internasional terhadap serangan ini beragam. Beberapa negara mengecam tindakan Israel sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan dan melanggar hukum internasional. Mereka menyerukan perlunya solusi damai yang mengedepankan dialog dan negosiasi. Di sisi lain, negara-negara sekutu Israel mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket yang terus mengancam keamanan warganya. Konflik di Gaza ini bukanlah sesuatu yang baru. Selama beberapa dekade, wilayah ini telah menjadi titik panas dalam konflik Israel-Palestina. Rafah, sebagai salah satu kota di Gaza, sering menjadi saksi bisu dari berbagai operasi militer dan bentrokan. Situasi kemanusiaan di Rafah dan Gaza secara keseluruhan pun semakin memburuk akibat blokade yang diberlakukan Israel, yang membatasi akses terhadap barang-barang kebutuhan dasar, layanan medis, dan bantuan kemanusiaan.

Dalam konteks yang lebih luas, serangan ini menggambarkan kompleksitas dan kesulitan mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah ini. Setiap serangan dan tindakan balasan hanya memperburuk penderitaan rakyat dan menambah dendam yang mengakar di kedua belah pihak. Solusi jangka panjang yang adil dan berkelanjutan memerlukan upaya diplomatik yang serius dan komitmen dari komunitas internasional untuk menengahi dan mendorong dialog antara Israel dan Palestina. Dengan semakin banyaknya korban sipil dan kerusakan infrastruktur yang signifikan, serangan di Rafah menekankan urgensi untuk mencari jalan keluar dari siklus kekerasan ini. Dunia berharap agar pihak-pihak yang terlibat segera menghentikan tindakan kekerasan dan memulai langkah-langkah menuju perdamaian dan rekonsiliasi demi masa depan yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.

Hubungan Konseling 

Di tengah situasi konflik dan kekerasan seperti yang terjadi di Rafah, kebutuhan akan layanan konseling menjadi sangat penting. Konflik bersenjata seringkali meninggalkan dampak psikologis yang mendalam pada para korban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kekerasan yang terjadi di Rafah dan wilayah konflik lainnya menimbulkan dampak yang sangat besar, baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat internasional untuk memberikan perhatian dan dukungan yang memadai. Konseling dan penanganan trauma menjadi elemen kunci dalam upaya pemulihan individu dan komunitas yang terdampak, membantu mereka untuk bangkit dan membangun kembali kehidupan mereka di tengah situasi yang penuh tantangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun