Produktivitas terjadi karena karyawan di dalamnya, namun disini karyawan saja kesulitan untuk tetap berfokus pada pekerjaan mereka. Selain itu, ekspor impor juga menjadi terbatas karena Covid-19 dapat dibawa darimana saja.Â
"Risk is like fire: If controlled it will help you; if uncontrolled it will rise up and destroy you." - Theodore Roosevelt.
Dari semua aspek yang terjadi dari pandemi Covid-19, disimpulkan bahwa situasi ini mengacu pada sebuah risiko. Ini adalah tentang bagaimana pengelolaan risiko atau yang kita sering dengar ialah 'manajemen risiko'. Manajemen risiko menjadi sebuah perhatian utama di tengah pandemi ini, tak jarang juga ada perusahaan yang baru menerapkan manajemen risiko sesaat setelah pandemi ini datang.Â
Menerapkan manajemen risiko itu sebenarnya mudah, semua tergantung pengelolaan dalam perusahaan. Hal yang membuat sulit adalah mempertahankan manajemen risiko baik perusahaan sedang dalam kondisi baik atau buruk. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan manajemen risiko ialah 'Budaya Risiko'.
Budaya Risiko itulah dasar sesungguhnya atas seluruh krisis yang terjadi di dunia. Sebelum implementasi Manajemen Risiko, perlu bagi semua orang untuk memahami terlebih dahulu tentang apasih Budaya Risiko itu dan bagaimana Budaya Risiko yang tepat di perusahaan. Semua tindakan dalam kehidupan ini memanglah tak terlepas dari sebuah risiko, namun seberapa paham mereka tentang sebuah risiko ini?
"Covid-19 will reshape our world. We don't yet know when the crisis will end. But we can be sure that by the time it does, our world will look very different." - Josep Borrell.
Budaya Risiko
Menurut Embun Prowanta dalam buku Manajemen Risiko Pasar Modal (ISO 31000:2018) edisi 2; Budaya Risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan, dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama.
Melalui pengertian tersebut, artinya budaya risiko mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen dengan mempertimbangkan risiko yang akan ditanggung dan manfaat yang diperoleh. Dari sini kita semua paham bukan seberapa pentingnya budaya risiko ini terhadap perusahaan?
Organisasi dengan budaya risiko yang kuat tidak menghindari risiko.
Pada dasarnya hal utama yang perlu perusahaan benah dari pengelolaan risiko ialah seberapa kuat budaya risiko di perusahaan tersebut.Â