Barito Kuala, sebuah kabupaten yang megah dengan ibukota Marabahan, terletak di bagian barat Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah ini merupakan dataran rendah yang memukau, dengan ketinggian berkisar antara 0,2 hingga 3 meter di atas permukaan laut. Kabupaten ini dibelah oleh Sungai Barito yang mengalir anggun dari selatan, mulai dari Kecamatan Tabunganen hingga ke utara di Kecamatan Kuripan. Dengan luas wilayah mencapai 2.996,96 km, Barito Kuala menyumbang sekitar 7,99 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Terdiri dari 17 kecamatan, termasuk Kecamatan Belawang, kabupaten ini terletak di antara koordinat 229'50" - 330'18" Lintang Selatan dan 11420'50" - 11450'18" Bujur Timur.
- Sebalah Utara        : Kabupate Hulu Sungai Utara dan Kab.
- Tapin Sebelah Selatan : Laut Jawa
- Sebelah Barat        : Kabupaten Kapuas bagian Barat (Prov. Kalteng)
- Sebelah Timur       : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasi
Potensi suatu wilayah dihitung menggunakan LQ dan SS, kemudian hasilnya dibagi menjadi kategori unggul, tertinggal, andalan, dan prospektif. Kategori unggul mencakup wilayah yang sudah berkembang dengan baik dan memiliki kinerja ekonomi tinggi. Wilayah tertinggal adalah yang kesulitan dalam pertumbuhan ekonomi. Wilayah andalan adalah sektor yang menjadi fokus pengembangan karena memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan. Sementara itu, wilayah prospektif adalah yang memiliki potensi besar untuk berkembang, tetapi belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Kabupaten Barito Kuala (Batola) pada tahun 2017 menunjukkan beragam potensi di berbagai sektor ekonomi. Di sektor pertanian, kecamatan seperti Anjir Pasar, Wanaraya, dan Marabahan unggul dalam produksi tanaman pangan, terutama jagung dan ubi kayu. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di kecamatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan lokal dan memiliki peluang untuk ekspor. Namun, beberapa komoditas pertanian, hortikultura, dan biofarmaka di daerah lain masih tertinggal dan bergantung pada pasokan dari luar. Sektor perkebunan, terutama kelapa sawit dan karet, menjadi andalan di kecamatan seperti Mandastana, Balawang, dan Tabukan. Potensi ini sangat penting untuk meningkatkan perekonomian daerah. Meskipun demikian, pengembangan komoditas lain seperti kopi, kakao, dan purun masih belum maksimal. Di sektor peternakan, hanya sedikit daerah yang memiliki potensi unggul, terutama pada komoditas kambing dan domba. Sementara itu, sektor unggas dan produksi daging ternak masih belum mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor perikanan budidaya di beberapa kecamatan, seperti Marabahan, menunjukkan potensi yang baik, terutama dalam budidaya kolam dan keramba, sedangkan sektor perikanan tangkap mengalami kesulitan bersaing karena keterbatasan geografis.
Disarankan untuk pemerintah daerah harus fokus pada pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor pertanian, seperti sistem irigasi dan penerapan teknologi pertanian modern. Penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan hasil tanaman unggulan seperti jagung dan ubi kayu, serta mengurangi ketergantungan pada daerah lain untuk komoditas biofarmaka dan tanaman hias. Karena kelapa sawit dan karet adalah komoditas utama, penting untuk melakukan diversifikasi produk agar tidak hanya bergantung pada dua komoditas tersebut. Meningkatkan nilai tambah dengan mengolah hasil perkebunan menjadi produk jadi, seperti minyak kelapa sawit dan produk olahan karet, dapat meningkatkan pendapatan daerah. Sektor peternakan dan perikanan budidaya di Batola memiliki potensi besar, tetapi pengembangannya masih terbatas. Diperlukan program untuk meningkatkan kapasitas peternak dan pembudidaya ikan melalui pelatihan, penyediaan bibit unggul, dan dukungan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H