Mohon tunggu...
Mauren Septia Dwi Serawati
Mauren Septia Dwi Serawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Persepsi Masyarakat terhadap Bencana Alam Melalui Media Komunikasi di Kecamatan Tapin Selatan

19 Maret 2024   04:09 Diperbarui: 19 Maret 2024   04:34 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Indonesia telah mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat, mulai dari alat pendeteksi bencana yang akurat, teknologi pintar, dan sepeda motor listrik. Semakin berkembangnya suatu teknologi, kita harus semakin berhati-hati dalam menggunakannya. 

Karena tidak semua teknologi dapat berdampak baik apabila penggunaannya secara berlebihan, karena banyak masyarakat terutama pada zaman sekarang kecanduan akan teknologi tersebut. Tapi, dampak positif yang didapat dalam penggunaan teknologi seperti sosial media juga banyak. Karena sosial media dapat membantu pengguna untuk menginformasi serta mendapatkan informasi penting secara cepat, mudah, dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Banyak berita-berita di media sosial yang sering dipakai sebagai alat komunikasi masyarakat secara cepat dengan jangkauan yang luas. Masyarakat dapat mengakses berita tentang seluruh dunia ini hanya dalam sekali sentuh saja. Sebagai seorang pengguna sosial media harus menggunakannya secara bijak dalam mencerna informasi yang ada dan harus mempertanggung jawabkan atas tulisannya di media sosial. 

Karena jika menulis berita yang palsu (hoax) akan dikenakan pidana penyebaran berita bohong atau hoax yang di atur pada Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ("UU ITE"). Hal ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain jika menyebarkan berita palsu.

Sosial media tidak hanya digunakan untuk menghabiskan waktu luang saja, tetapi bisa menjadi alat komunikasi yang cepat dan akurat tentang terjadinya bencana alam di suatu daerah. Karena informasi bencana yang ada di sosial media akan lebih cepat tersebar dan terbaca oleh masyarakat yang sering menggunakan sosial media. Dalam penggunaan sosial media kita harus mencari sumber yang terpacaya untuk memastikan berita tentang bencana tersebut apakah hoax atau bukan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan salah satu contoh sumber yang terpercaya dalam memberikan informasi tentang bencana yang terjadi. Dengan mengetahui informasi tersebut, dapat menjadi mitigasi yang terbaik untuk masyarakat daerah rawan bencana untuk tetap waspada terhadap bencana tersebut.

Tapin Selatan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Tapin. Secara astronomis, Kecamatan Tapin Selatan terletak antara 2 32' 43'' - 3 00' 43'' Lintang Selatan dan antara 114 46' 13''- 115 30' 33'' Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya. Kecamatan Tapin Selatan memiliki batas-batas: Utara -- Kecamatan Bungur; Selatan -- Kecamatan Binuang; Barat -- Kecamatan Tapin Tengah; Timur -- Kecamatan Salam Babaris. Kecamatan Tapin Selatan memiliki 11 desa/kelurahan diantaranya, Tatakan, Suato Tatakan, Tandui, Lawahan, Rumintin, Sawang, Tambarangan, Cempaka, Timbaan, Harapan Masa, dan Hatiwin. Observasi yang saya lakukan berada di dua desa yaitu, Desa Suato Tatakan dan Desa Tambarangan.

TUJUAN

Untuk mengetahui potensi bencana yang terjadi di Kecamatan Tapin Selatan dengan pendekatan komunikasi.

BAHAN DAN ALAT

1. Alat tulis

2. Buku

3. Handphone (yang diinstal aplikasi GPS Map Camera)

CARA KERJA

1. Menyiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber

2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada saat wawancara

3. Mencari narasumber untuk melakukan wawancara tentang potensi bencana

4. Memperkenalkan diri kepada narasumber dan izin untuk melakukan wawancara

5. Mencatat hal-hal yang dikatakan narasumber tentang potensi bencana di daerah tersebut

6. Dokumentasi dengan narasumber menggunakan handphone yang diinstal aplikasi GPS Map CamerA

DASAR TEORI

Pengertian Bencana

         Bencana dalam bahasa Inggris disebut "bencana", yang berasal dari kata Latin "dis", yang berarti "buruk" atau "terasa tidak nyaman", dan "aster", yang berarti bintang. Dengan demikian, bencana dapat diartikan sebagai "kejadian yang disebabkan oleh konfigurasi astrologi (perbintangan) yang tidak diinginkan" (Heryana, 2020). Dalam pengertianlain, bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun ulah manusia sehingga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, n.d.). Bencana juga dapat didefinisikan sebagai gejala alam atau peristiwa teknologi yang dapat menyebabkan penderitaan, kerusakan, dan kerusakan yang signifikan pada manusia, hewan, dan ekosistem. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan bencana sebagai sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya. (Who, 2007) menyatakan bahwa "bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena dampak". Dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa bencana adalah peristiwa yang terjadi karena faktor alam dan non alam yang berdampak negatif dan merusak makhluk hidup secara fisik dan non fisik.

Potensi Bencana

      Potensi bencana dapat bervariasi menurut lokasi, kondisi lingkungan, dan faktor manusia. Berikut merupakan jenis-jenis potensi bencana.

Bencana Alam

Bencana alam terjadi tanpa campur tangan manusia yang menggangu keseimbangan alam. Bencana yang terjadi di Indonesia disebabkan karena Indonesia terletak antara pertemuan tiga lempeng yaitu, lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dan lempeng Eurasia yang bergerak ke arah Selatan, dan lempeng Pasifik yang bergerak dari timur ke barat. Akibat dari pertemuan tiga lempeng tersebut mengakibatkan penekanan pada lapisan bawah bumi yang menyebabkan wilayah negara kepulauan Indonesia memiliki morfologi yang bergunung-gunung dan relief yang relatif kasar. Indonesia juga dilalui dua jalur pegunungan aktif di dunia yaitu, Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Sirkum Mediterania dibagi jadi dua bagian yaitu, busur dalam yang masih aktif dan busur luar yang sudah tidak aktif (Hermon, 2015). Macam-macam bencana alam dapat diuraikan sebagai berikut.

Banjir, banjir adalah salah satu bencana alam yang menjadikan kondisi daratan tergenang oleh aliran air dalam volume yang berlebihan atau bencana yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Gempa Bumi, Gempa bumi merupakan getaran akibat pergerakan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan enersi secara tiba-tiba (Bahri & Mungkin, 2019).

Tanah Longsor, Tanah longsor merupakan bencana alam geologi yang diakibatkan oleh gejala alam dan tindakan manusia dalam mengelola lahan (Suwaryo & Yuwono, 2017).

Gunung Meletus, gunung meletus adalah gunung yang mengeluarkan materi-materi dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahan panas, lahan magma (Khambali & ST, 2017).

Tsunami, Tsunami adalah sebuah kejadian alam yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba - tiba sehingga menyebabkan perpindahan volume air yang besar (Simamora et al., 2017).

Bencana Nonalam

Bencana non alam adalah serangkaian peristiwa yang bukan berasal dari alam. Bencana non alam ini bisa disebabkan konflik sosial antarkelompok, masyarakat, ataupun aksi teror (Adiyoso, 2018). Dalam pengertian lain Bencana Non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam. Bencana tersebut diantaranya gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah penyakit. Contoh dari bencana non alam yaitu, konflik kesenjangan sosial, kebocoran minyak, perang, kecelakaan transportasi, wabah penyakit.

Komunikasi Bencana

Komunikasi adalah proses yang menjelaskan siapa yang berbicara, apa yang dikatakan, menggunakan saluran apa, untuk sebagai berikut.

1) Segmen Pencegahan

Fokus utama pada awalnya adalah pentingnya pencegahan wilayah yang harus diperhatikan, dengan melakukan pendekatan pencegahan yang positif serta menentukan sumber daya yang diperlukan untuk pencegahan.

2) Segmen Mitigasi

         Segmen kedua adalah mitigasi, yang merupakan lsiapa, dan apa efeknya (Caropeboka, 2017). Selain itu, komunikasi juga diartikan sebagai proses di mana ide disampaikan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan tujuan mengubah perilaku mereka (Zuwirna, 2018). Menurut definisi lain, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dapat disimpulkan dari definisi komunikasi di atas adalah proses pertukaran pesan antara dua orang atau lebih dalam bentuk verbal atau nonverbal baik secara langsung maupun menggunakan saluran tertentu dengan tujuan menyamakan makna suatu informasi. 

Jadi, komunikasi bencana adalah langkah yang sangat penting dalam menyampaikan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu kepada masyarakat terkait ancaman atau situasi darurat yang diakibatkan oleh bencana alam, kecelakaan industri, atau peristiwa lain yang membahayakan keselamatan dan kesejahteraan manusia (Tamitiadini et al., 2019). 

Hal-hal pokok tentang komunikasi bencana adalah, 1) komunikasi membantu mengurangi ketidakpastian yang seringkali muncul saat terjadi bencana, 2) komunikasi merupakan kegiatan kunci yang berdampak pada upaya mitigasi bencana untuk peringatan dini dan penyuluhan kepada masyarakat, 

3) keberhasilan mitigasi bencana sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang melibatkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta. Segmen-segmen dalam bencana dapat terbagi menjadi empat yaituangkah-langkah yang biasanya merupakan program khusus untuk mengurangi dampak bencana pada suatu bangsa atau komunitas. 

Pemahaman tentang mitigasi lebih luas adalah implikasi dampak dari bencana, namun dampak tersebut dapat dimodifikasi atau dikurangi dengan tindakan yang sesuai. Beberapa tindakan atau program terkait dengan mitigasi antara lain regulasi pemanfaatan wilayah, regulasi keamanan untuk pembangunan tinggi, kontrol terhadap bahan berbahaya, keamanan sistem transportasi darat, laut, dan udara, serta pembangunan sistem untuk melindungi instalasi listrik dan alat komunikasi vital. Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan bebas hambatan yang tidak berdekatan dengan wilayah rawan bencana juga merupakan bagian dari mitigasi.

3) Segmen Kesiapsiagaan

Pentingnya kesiapsiagaan dalam fase ini melibatkan beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai upaya peringatan dini terhadap datangnya bencana. Proses peringatan ini harus dilakukan oleh pihak yang berwenang agar dapat menghindari penyebaran informasi yang tidak perlu dan memastikan adanya rantai transmisi informasi yang efektif. Setelah adanya peringatan dini, pengambilan keputusan yang tepat dan penyebaran informasi peringatan dini kepada publik menjadi sangat penting. Berdasarkan pengalaman mitigasi bencana, reaksi awal terhadap peringatan dini dapat mencegah kerugian terhadap jiwa dan harta benda.

4) Segmen Pemulihan

Proses pemulihan terakhir adalah tahapan yang membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa mencapai 5 hingga 10 tahun atau lebih. Pemulihan pasca bencana umumnya melibatkan dua aspek penting, yaitu restorasi dan rekonstruksi, dalam melaksanakan program pemulihan pasca bencana. Dalam hal ini, keterlibatan berbagai institusi sangatlah penting, seperti pemerintah yang memiliki otoritas dalam perencanaan pembangunan dan pemerintah yang menangani bencana baik di tingkat pusat maupun lokal, serta institusi yang menyediakan pendanaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Wawancara Masyarakat di Kabupaten Tapin Tentang Potensi Bencana

Responden ke-1

Hari/Tanggal Pelaksanaan      :Minggu, 10 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                    : 03:11 PM

Tempat Pelaksanaan                  :   Perm. Griya Sandaga, Desa Suato Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin

Narasumber                                   : Bapak Sujud

Pewawancara                                : Mauren Septia Dwi Serawati

No

Pertanyaan

Jawaban

1.

Potensi Bencana

Kebakaran hutan yang terjadi ke arah jalan Pelabuhan TCT 101 di dekat Tambang Batubara AGMBanjir yang terjadi di pasar Tambarangan

2.

Sebelum Bencana(Kebakaran) Melakukan patroli dari pihak DAMKAR di tempat yang rawan kebakaran, memasang rambu peringatan jangan membakar hutan dan membuang puntung rokok sembarangan, dan menyediakan APAR(Banjir) Meninggikan tanggul berupa karung yang berisi pasir di dekat sungai Tambarangan, mengeruk lumpur yang ada di dalam sungai menggunakan alat berat, memasang rambu dilarang buang sampah sembarangan di sungai, dan dilarang mendirikan bangunan dekat sungai yang dapat menghambat aliran air3.Pada Saat Bencana(Kebakaran) Memanggil DAMKAR dan menyiapkan peralatan kebakaran dan dibantu masyarakat setempat lalu memadamkan api tersebut(Banjir) Memberi tahu kepada masyarakat supaya Bersiap-siap mengamankan barang-barang berharga, peralatan elektronik, dan mematikan arus listrik

4.

Pasca Bencana

(Kebakaran) Mengawasi apakah ada titik api yang masih menyala dan menjalar ketempat lain(Banjir) Membersihkan sampah dan kotoran bekas banjir, membersihkan sampah yang menyumbat sungai dan memastikan tanggul (karung yang berisi pasir) masih tinggi

foto-wawancara-1-65f8a38ac57afb7f5c5451b2.jpeg
foto-wawancara-1-65f8a38ac57afb7f5c5451b2.jpeg

Wawancara Responden Ke-1/dokpri

Responden ke-2

Hari/Tanggal Pelaksanaan   :Minggu, 10 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                 : 04:06 PM

Tempat Pelaksanaan              : Perm. Griya Sandaga, Desa Suato Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin        

Narasumber                                : Diah

Pewawancara                             : Mauren Septia Dwi Serawati


NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Banjir yang terjadi di SMK 1 Sawang

2.Sebelum Bencana

Membersikah saluran air/got, mengeruk tanah di dalam sungai dengan excavator, dan memperkirakan cuaca apakah terjadi hujan yang dapat mengakibatkan banjir

3.Pada Saat Bencana

Mengamankan barang berharga dan evakuasi anggota keluarga seperti, anak kecil dan bayi jika banjir tinggi

4.Pasca Bencana

Bersih-bersih rumah yang kotor akibat banjir, mengembalikan barang ketempat semula, dan memastikan tidak ada banjir susulan


whatsapp-image-2024-03-10-at-21-40-32-65f8a4d5de948f4b1f10d636.jpeg
whatsapp-image-2024-03-10-at-21-40-32-65f8a4d5de948f4b1f10d636.jpeg

Wawancara Responden Ke-2/dokpri

Responden ke-3

Hari/Tanggal Pelaksanaan   :Minggu, 10 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                  : 05:18 PM

Tempat Pelaksanaan               : Perm. Griya Sandaga, Desa Suato Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin       

Narasumber                                : Ibu Aprilia

Pewawancara                             : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Banjir

2.Sebelum Bencana

Membersihkan selokan dari sampah supaya tidak menyumbat ketika air hujan turun dan mengangkat tanggul (karung yang berisi pasir) untuk menahan air

3.Pada Saat Bencana

Mematikan aliran Listrik dan mengangkat barang ke dataran yang tinggi atau tempat yang aman

4.Pasca Bencana

Membersihkan kotoran bekas banjir dan memperbaiki peralatan yang rusak akibat banjir

whatsapp-image-2024-03-13-at-12-14-36-65f8a5a7de948f1ec51659b2.jpeg
whatsapp-image-2024-03-13-at-12-14-36-65f8a5a7de948f1ec51659b2.jpeg

Wawancara Responden Ke-3/dokpri

Responden ke-4

Hari/Tanggal Pelaksanaan   :Minggu, 10 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                  : 08:39 PM

Tempat Pelaksanaan               :Perm. Griya Sandaga, Desa Suato Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin      

Narasumber                                : Jaina

Pewawancara                              : Mauren Septia Dwi Serawati

                       

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Kebakaran hutan dan lahan

2.Sebelum Bencana

Jika musim panas tiba, jangan melakukan hal yang dapat memicu api, seperti membakar lahan dengan sengaja untuk lahan pertanian dan membuang puntung rokok sembarangan

3.Pada Saat Bencana

Mematikan aliran Listrik dan mengangkat barang ke dataran yang tinggi atau tempat yang aman

4.Pasca Bencana

Membersihkan kotoran bekas banjir dan memperbaiki peralatan yang rusak akibat banjir


whatsapp-image-2024-03-13-at-12-17-58-65f8a639de948f11ea582e33.jpeg
whatsapp-image-2024-03-13-at-12-17-58-65f8a639de948f11ea582e33.jpeg

Wawancara Responden Ke-4/dokpri

Responden ke-5

Hari/Tanggal Pelaksanaan      : Senin, 11 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                     : 08:39 PM

Tempat Pelaksanaan                  : Tambarangan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin  

Narasumber                                    : Bapak Parman

Pewawancara                                 : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Banjir tetapi cepat surut

2.Sebelum Bencana

Santai saja, karena datangnya banjir tidak dapat diprediksi

3.Pada Saat Bencana

Mengangkat kasur dan baju-baju supaya tidak basah terkena air

4.Pasca Bencana

Membersihkan rumah dan membuat aliran air/lubang agar air bisa keluar


whatsapp-image-2024-03-13-at-12-29-13-65f8a6bcde948f11ea582e36.jpeg
whatsapp-image-2024-03-13-at-12-29-13-65f8a6bcde948f11ea582e36.jpeg

Wawancara Responden Ke-5/dokpri

Responden ke-6

Hari/Tanggal Pelaksanaan      : Senin, 11 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                     : 05:03 PM

Tempat Pelaksanaan                  :  Tambarangan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin    

Narasumber                                   : Bapak Subandi

Pewawancara                                : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Banjir yang terjadi 3 kali dalam setahun di daerah Halutang Kecamatan Tapin Selatan

2.Sebelum Bencana

Ditandai dengan hujan terus menerus karena dekat dengan sungai, jadi airnya mulai meluap

3.Pada Saat Bencana

Tidak melakukan apa-apa karena banjirnya hanya setinggi mata kaki dan mendapat bantuan berupa sembako

4.Pasca Bencana

Bersih-bersih lingkungan sekitar

whatsapp-image-2024-03-13-at-12-42-51-65f8a7adc57afb1a841e5293.jpeg
whatsapp-image-2024-03-13-at-12-42-51-65f8a7adc57afb1a841e5293.jpeg

Wawancara Responden Ke-6/dokpriResponden ke-7

Hari/Tanggal Pelaksanaan      : Senin, 11 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                     : 05:26 PM

Tempat Pelaksanaan                 : Tambarangan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin     

Narasumber                                  : Bapak Abdillah

           Pewawancara                                : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Kebakaran rumah yang terjadi di Pasar Tambarangan

2.Sebelum Bencana

Mati lampu dan warga menyalakan lilin

3.Pada Saat Bencana

Mengeluarkan barang-barang yang masih bisa di selamatkan

4.Pasca Bencana

Dapat bantuan dari warga-warga sekitar  

whatsapp-image-2024-03-13-at-13-01-38-65f8a884c57afb208a2e1793.jpeg
whatsapp-image-2024-03-13-at-13-01-38-65f8a884c57afb208a2e1793.jpeg

Wawancara Responden Ke-7/dokpriWawancara Responden Ke-7

Responden ke-8

Hari/Tanggal Pelaksanaan   : Senin, 11 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                 : 05:45 PM

Tempat Pelaksanaan              : Tambarangan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin      

Narasumber                               : Bapak Doni

Pewawancara                            : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Banjir

2.   Sebelum Bencana

Hujan terus terjadi dan akhirnya air meluap di Jl. A. Yani

3.Pada Saat Bencana

Tetap bekerja karena banjirnya tidak tinggi dan tidak membahayakan

4.Pasca Bencana

Tetap melakukan aktivitas seperti biasa

whatsapp-image-2024-03-13-at-13-50-22-65f8a90cde948f11e231cba4.jpeg
whatsapp-image-2024-03-13-at-13-50-22-65f8a90cde948f11e231cba4.jpeg

Wawancara Responden Ke-8/dokpriResponden ke-9

Hari/Tanggal Pelaksanaan   : Senin, 11 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                 : 06:33 PM

Tempat Pelaksanaan              : Perm. Griya Sandaga, Desa Suato Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin

Narasumber                               : Bapak Helmi

           Pewawancara                             : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Cuaca ekstrim dan banjir

2.Sebelum Bencana

Tidak melakukan apa-apa karena banjir secara tiba-tiba yang terjadi karena kurangnya tempat saluran air di sekitar Jl. A. Yani ketika hujan tiba

3.Pada Saat Bencana

Membersihkan trotoar akibat pembuangan sampah secara sembarangan, khususnya di Desa Suato Tatakan

4.Pasca Bencana

Sampah yang berserakan sehabis banjir dibersihkan dan memberi peringatan keras terhadap orang yang membuang sampah sembarangan terutama di pinggir jalan

Responden ke-10

Hari/Tanggal Pelaksanaan   : Senin, 11 Maret 2024

Waktu Pelaksanaan                 : 06:49 PM

Tempat Pelaksanaan              : Perm. Griya Sandaga, Desa Suato Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin

Narasumber                                : Bapak Pujianto

Pewawancara                             : Mauren Septia Dwi Serawati

NoPertanyaanJawaban1.Potensi Bencana

Kebakaran hutan yang terjadi didekat AGM (tambang Batubara) dan banjir pada musim hujan yang serinh terjadi di jalan raya

2.Sebelum Bencana

Tidak ada gorong-gorong sebagai tempat aliran air ketika hujan tiba. Jadi, aliran airnya meluap karena tidak ada peresapan air

3.Pada Saat Bencana

Ketika air masuk kedalam rumah  ditutupi dengan karung yang berisi pasir atau dengan kain supaya menghambat air masuk

4.Pasca Bencana

Kerja bakti bersih-bersih di lingkungan sekitar dan membersihkan selokan agar tidak mampet

Dari hasil wawancara oleh masyarakat di Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin dapat di simpulkan bahwa, potensi bencana yang sering terjadi di Kecamatan Tapin Selatan adalah banjir yang terjadi pada saat musim hujan. Tinggi air yang menggenang berukuran sedang hanya sampai mata kaki yang sering menggenangi Jl. A. Yani, karena kurangnya saluran air/selokan yang berada di pinggir jalan sedangkan jalan yang khususnya di Desa Suato Tatakan dan Tambarangan mengalami pelebaran jalan, tanpa adanya resapan air yang tersedia sehingga, air menggenang di jalanvyang membuat masyarakat harus waspada dan hati-hati ketika melewati jalan tersebut. Kabupaten Tapin juga terkenal dengan banyaknya tambang batubara yang dapat merusak hutan yang akhirnya menimbulkan banjir. Banyaknya orang membuang sampah sembarangan di pinggir jalan membuat sampah berserakan ketika banjir datang yang membuat ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. 

Daerah yang dekat dengan sungai seperti di daerah Tambarangan juga sering terjadi banjir sampai meluap ke jalan raya. Banyak rumah warga yang di bangun di dekat sungai dan sering mengalami kebanjiran ketika musim hujan tiba.  Selain itu rumah-rumah yang dibangun di sekitar sungai, dibangun di atas dataran yang rendah  sehingga rumah dengan tipe bangunannya yang pendek  dampak terkena banjirnya lebih tinggi karena tinggi airnya bisa sampai menenggelamkan rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun