Durasi orang bermain video game meningkat tajam selama pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan yang luar biasa terhadap perusahaan game Nintendo dan Sony. Konsol game dari kedua perusahaan yakni Switch dan PlayStation 5 terjual habis.
Bermain video game dianggap sebagai salah satu metode hiburan saat kita berada di rumah. Selain itu, bermain game online juga memungkinkan kita untuk terus berinteraksi dengan orang lain.
Beberapa studi menunjukkan bahwa video game dapat memberikan manfaat kognitif, seperti peningkatan kontrol perhatian dan kemampuan penalaran spesial. Selain itu, video game juga digunakan dalam aplikasi medis untuk mendukung pengobatan kondisi medis tertentu.
Video game dapat melatih orang dengan penyakit degeneratif untuk meningkatkan keseimbangannya. Bermain game juga membantu remaja dengan ADHD meningkatkan keterampilan berpikir.
Bahkan ahli bedah bisa mendapatkan pelatihan tentang cara melakukan operasi yang rumit secara teknis lewat video game. Namun, suatu studi baru memperingatkan para gamers di rumah bahwa terlalu banyak bermain game dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
1. Cedera
Harvard Health Publishing (HHP) mengungkapkan, bermain video game yang berlebihan dapat menyebabkan cedera terkait game serta kecanduan.
Menurut HHP, bermain game dapat menyebabkan cedera stres berulang akibat penggunaan berulang. Kondisi ini disebabkan oleh aktivitas yang melibatkan penggunaan otot dan tendon berulang kali.
Akibatnya timbul rasa sakit dan peradangan. Jika cedera ini terus berlanjut, mati rasa dan kelemahan serta cedera permanen bisa terjadi.
Cedera tangan dan lengan yang berlebihan mengalami peningkatan di kalangan gamer. Salah satu contohnya adalah sindrom carpal tunnel.
Sindrom ini muncul akibat peradangan pada saraf di pergelangan tangan yang menimbulkan rasa nyeri dan kebas. Selain itu, terdapat cedera yang biasa disebut sebagai 'gamer's thumb'.
Cedera ini terjadi ketika tendon yang menggerakkan ibu jari menjadi meradang. Hal itu dapat menyebabkan pembengkakan dan gerakan yang terbatas pada ibu jari.
Selain itu, pemain video game juga berisiko terkena trigger finger atau stenosing tenosynovitis. Kondisi ini terjadi ketika jari tersangkut dalam posisi bengkok karena peradangan kronis. Risiko lain adalah tennis elbow yakni peradangan menyakitkan di tempat tendon masuk ke tulang di bagian luar siku.
2. Obesitas
Bermain game juga terkait dengan obesitas pada remaja. Hal ini disebabkan karena seorang remaja bisa duduk selama berjam-jam setiap hari di depan layar dan kurang bergerak aktif. Kelebihan berat badan juga terjadi karena asupan makanan meningkat saat bermain video game.
Menurut suatu penelitian di Journal of Clinical Nutrition, satu sesi permainan video game pada remaja pria sehat dapat meningkatkan asupan makanan, terlepas dari sensasi nafsu makan.
Ada bukti yang menunjukkan sinyal rasa kenyang terganggu ketika bermain game sehingga ingin terus makan. Selain itu, tekanan mental saat bermain video game mengaktifkan pusat penghargaan, yang mengarah pada peningkatan asupan makanan.
3. Masalah penglihatanÂ
Keluhan umum lainnya adalah masalah penglihatan seperti ketegangan mata. Akibatnya terjadi sakit kepala dan konsentrasi yang buruk.
4. Masalah psikologisÂ
Selain penyakit fisik, kecanduan bermain game juga bisa menyebabkan masalah psikologis. Pemain game berisiko mengalami penarikan diri dan kehilangan minat pada aktivitas lain.
Bermain game juga telah dikaitkan dengan insomnia, gangguan ritme sirkadian, depresi, agresi, dan kecemasanm Ada juga kekhawatiran bahwa paparan kekerasan ekstrim dalam video game dapat membuat remaja dan dewasa muda mengalami masalah emosional serta kemungkinan melakukan tindakan kekerasan.
HHP menyimpulkan cara tepat bermain game adalah dalam jumlah sedang atau moderasi. Sebagian besar bahaya yang timbul dari bermain game dapat diatasi dengan cara membatasi jumlah waktu yang dihabiskan di depan layar.
Alihkan waktu bermain game dengan melakukan aktivitas sehat seperti berolahraga atau bersosialisasi di dunia nyata, bukan di game virtual.
Untuk mencegah cedera, pemain game perlu diberi informasi tentang cara melindungi ibu jari, pergelangan tangan, dan siku. Selain itu, pemain game perlu mendapatkan pemahaman tentang menjaga berat badan ideal, mengatur emosi dan jam tidur, serta menjaga kesehatan mata.
Pendidikan sederhana tentang pentingnya istirahat, peregangan, konsumsi makanan sehat, serta mengompres ibu jari, pergelangan tangan, atau siku harus diketahui oleh gamer untuk mencegah cedera.
Selain itu, untuk kesehatan mata, pemain game dapat mencoba aturan 20-20-20. Artinya setiap 20 menit, cobalah untuk melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.
Secara singkat, bermain video game dapat menjadi kegiatan yang menghibur dan bermanfaat secara sosial jika diintegrasikan dengan gaya hidup yang sehat.
Mulai dari waktu istirahat yang cukup, rutin berolahraga, hingga nutrisi yang baik. Jangan biarkan game mengatur kehidupan sehari-hari.
Pada dasar nya bermain video game bukan hanya memberikan hiburan kesenangan, tapi juga dapat memberikan penyakit untuk kita apabila berlebihan.
M. Aurelie Rizky Reggino
Irenne Putren, S.Pd, M.Pd
Bahasa Indonesia
Fakultas Ekonomi & Bisnis / Akuntansi S1
Universitas PamulangÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H