Farah, salah satu mahasiswa yang menjadi penggerak program DIGIMAS, menjelaskan bahwa inisiatif ini dirancang untuk menjawab tantangan yang dihadapi UMKM di desa. "Kami melihat bahwa banyak pelaku UMKM di Desa Yungyang memiliki produk unggulan, tetapi mereka belum memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan pasar. Dengan DIGIMAS, kami ingin membantu mereka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam dunia digital," ungkapnya. Â
Bu Nurul, seorang pengusaha emping jagung, adalah salah satu peserta yang merasakan manfaat dari pelatihan ini. Selama bertahun-tahun, ia menjual produknya secara konvensional di sekitar desa. Namun, melalui DIGIMAS, Bu Nurul kini memahami cara memasarkan empingnya melalui WhatsApp dan Shopee.Â
"Saya biasanya hanya menjual kepada tetangga atau pelanggan di pasar lokal. Tapi sekarang saya sudah bisa membuat toko online di Shopee. Saya juga tahu cara membuat promosi yang menarik di WhatsApp. Harapannya, emping saya bisa lebih dikenal di luar desa," ujar Bu Nurul dengan penuh semangat. Â
Program BBK 5 di Desa Yungyang diikuti oleh sepuluh mahasiswa Universitas Airlangga, yaitu Fahmi, Maurel, Tasya, Jay, Sasya, Eggy, Shareen, Binsar, Ari, dan Farah. Mereka bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah DIGIMAS. Â
Menurut Fahmi, koordinator tim, DIGIMAS tidak hanya memberikan ilmu praktis kepada masyarakat, tetapi juga mendorong pelaku UMKM untuk berpikir lebih strategis dalam mengelola usaha mereka. "Kami ingin masyarakat Desa Yungyang tidak hanya menguasai teknologinya, tetapi juga memiliki pola pikir yang inovatif untuk mengembangkan usaha mereka ke level yang lebih tinggi," jelas Fahmi. Â
Dukungan UNAIR untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa
BBK 5 merupakan wujud nyata dari komitmen Universitas Airlangga dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Dengan semangat "Excellence with Morality," UNAIR terus berupaya memberikan dampak positif melalui berbagai program berbasis keberlanjutan. Â
Kepala Desa Yungyang menyampaikan apresiasinya atas kehadiran BBK 5 di wilayahnya. "Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, khususnya para pelaku UMKM. Saya berharap ilmu yang diajarkan oleh mahasiswa UNAIR dapat diterapkan secara terus-menerus oleh masyarakat kami," katanya. Â
Dengan berakhirnya program BBK 5, para mahasiswa berharap program seperti DIGIMAS dapat menjadi awal transformasi bagi pelaku UMKM di Desa Yungyang. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh, mereka diharapkan mampu menghadapi persaingan di era digital dan membawa produk lokal mereka lebih dikenal di pasar yang lebih luas.Â