Mohon tunggu...
Maureen
Maureen Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru. Seorang teman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

GOLWAN, Golongan Warna Warni

27 Maret 2014   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SATU

Saya tidak memilih...

Anda tidak memilih...

Orang-orang baik dan cerdas seperti anda juga banyak yang tidak memilih...

Tapi acara pilih memilih itu tetap akan berlangsung,

Acara penobatan juga tetap akan berlangsung,

Siapa yang dinobatkan? Pasti bukan pilihan saya, bukan pula pilihan anda..

Yang dinobatkan ya pilihan yang memilih..

Bisa jadi ia adalah pilihannya orang baik dan cerdas yang tahu pilihannya..

Bisa jadi ia adalah pilihannya kaum bayaran..

Yang dibayar untuk memilih

Entah dengan bayaran berupa apa

menyedihkan..

DUA

Kenapa sih ngga milih?

Krn kita “tahu” kalau sudah jadi pejabat, gaji gede, ngga kerja deh

Ini mungkin alasan yang sama kenapa saya susah memilih lembaga PAUD yang sesuai untuk anak saya

karena saya mengajar calon guru/guru PAUD dan saya merasa “tahu” kualitasnya

maka otak saya membuat generalisasi semua guru PAUD ya gitu itu

Tapi apa benar seperti itu?

Petugas pajak ada yang tertangkap korupsi

Apa semua petugas pajak seperti itu?

Guru ada yang tertangkap menyiksa siswa

Apa semua guru seperti itu?

Pegawai pabrik ada yang tertangkap tidur saat bekerja

Apa semua pegawai pabrik seperti itu?

dan seterusnya..

TIGA

Salahkah sistemnya? Dalam sistem pemerintahan, di Negara yang besar ini, tidak mungkin setiap keputusan harus bertanya berjuta-juta penduduknya kan? Jadi harus ada wakilnya kan? Seperti dalam satu kelas kuliah mestinya ada pemimpin kelas didukung penanggung jawab mata kuliah tertentu, jadi bila ada pertanyaan bukan banyak mahasiswa yang ngeluruk ke dosen melainkan diwakili oleh penanggung jawab mata kuliah tersebut atau oleh pemimpin kelas.

Hmmm…Dengan segala tingkah laku anggota perwakilan rakyat, secara mereka adalah perwakilan rakyat, jangan-jangan apakah kebanyakan dari kita bersifat seperti itu??? Siapa tahu???

Ah tidaaaaaaak….

nah, kalau kita tidak merasa seperti itu,

dan merasa tidak terwakili dengan perwakilan kita selama ini,

kenapa lantas tidak memilih orang yang kita percaya?

Kerabat? Teman dekat? Teman kuliah? Tetangga?

Nah, mungkin sekarang saatnya,

yuk cari tahu siapa yang bisa mewakilimu..

setuju?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun