Maureen Christy Nauli SImanjuntak (230904044)
Dosen: Drs. Syahfruddin Pohan, M.Si, Ph.D.
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
Hidup di zaman serba digital seperti sekarang, membuat hanya segelintir orang yang tidak terkena sentuhan digitalisasi. Salah satu digitalisasi yang lahir dan nampak dengan jelas bagi banyak orang sekarang ini adalah sosial media. Siapa yang tidak mengenal sosial media ? Hampir semua orang mengetahui dan mengenal sosial media itu. Kecanggihan dunia maya sekarang ini membuat dunia tereskpos tanpa batas. Orang di berbagai penjuru, dalam sekejap mata mengetahui apa yang terjadi di berbagai tempat dan waktu Baik itu informasi yang perlu maupun yang tidak perlu, semuanya terpampang dengan jelas disana.
Banyaknya pengguna media sosial ini berasal dari berbagai kalangan, tua muda, bahkan anak kecil sekalipun. Namun begitu, ternyata aktivitas penggunaan media sosial di Indonesia ini didominasi oleh anak muda atau kalangan remaja. Berdasarkan data Reportal, mengatakan bahwa di tahun 2023, terdapat 153 juta pengguna media social diatas 18 tahun, yang dimana jumlah ini merupakan 75,9% dari total populasi. Tentu saja, jumlah yang banyak ini tidak jarang membuat kecanduan media sosial kalangan anak muda. Hal inilah yang bisa memicu berbagai dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik. Salah satu dampaknya adalah munculnya fenomena FOMO.
Apa itu FOMO?
Kata FOMO merupakan singkatan dari "Fear of Missing Out" yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah takut tertinggal. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1996 oleh ahli seorang ahli bernama Dr. Patrick J. McGinnis. Perasaan FOMO muncul ketika seseorang menjadi takut dan cemas apabila ketinggalan sesuatu informasi. Salah satu penelitian terhadap remaja di kota Samarinda, menuliskan terdapat 8 orang remaja yang mengalami ketakutan akan kehilangan momen karena tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis.
Berdasarkan data dari UNESCO, Masyarakat Indonesia sangat aktif dalam menggunakan sosial media. Di zaman yang serba digital sekarang, kemudahan mengakses berbagai media di jaringan sosial membuat kita bisa melihat apa yang dunia lakukan. Artinya, kita bisa dengan mudah melihat apa yang sedang dilakukan, dikenakan, dan juga apa yang didapatkan orang lain.
Akar Penyebab FOMO & FOPO
Fenomena FOMO ini sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang beraktivitas di sosial media. Dengan melihat unggahan atau postingan orang lain, dapat memicu perasaan seseorang untuk bisa & harus melakukan dan memiliki hal yang serupa. Berbagai trend yang berubah setiap waktu, membuat orang berloma lomba menunjukkan bahwa mereka juga bisa melakukannya. Hal ini apabila dibiarkan, akan menjadi semakin parah dan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan.
Tidak berhenti sampai disitu, fenomena FOMO ini juga ternyata dapat berujung pada satu fenomena yang lain, yang dinamakan FOPO. FOPO (Fear of Other People's Opinion) adalah kondisi dimana seseorang merasa takut/cemas akan opini atau pendapat orang lain. Rasa takut akan ketinggalan yang diladeni tadi, berubah menjadi ketakutan akan apa yang dikatakan orang lain.
Berdasarkan penejelasan dari psikolog UGM, Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog mengatakan bahwa pemicu FOPO ini beragam, salah satunya yaitu berasal dari media sosial. Standar yang diberikan di media sosial memberikan semacam tekanan terhadap diri seseorang bahkan membuat seseorang membandingkan diri nya dengan orang lain. Muncul rasa tidak puas terhadap diri sendiri sehingga muncullah ketakutan ini.
Cara Mengatasi dan MencegahÂ
Walaupun kedua istilah ini telah menjadi hal yang lumayan biasa di tengah masyarakat, bukan berarti harus dibiasakan. Gangguan kejiwaan seperti kesehatan mental dapat terjadi apabila hal ini tidak disadari dan ditangani sesegera mungkin. Terdapat beberapa hal yang bisa kita sadari dan kita lakukan jika kita sudah terlanjur mengalami fenomena ini.
Yang pertama, dapat dimulai dari kesadaran terhadap pemicu yang ada. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, media sosial menjadi hal yang rentan untuk membuat seseorang merasakan fenomena FOMO dan FOPO ini.Â