Mohon tunggu...
Maura Inggit P
Maura Inggit P Mohon Tunggu... Freelancer - is typing...

Be so busy loving your life that you have no time for hate, regret, or fear.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Kuda Jantan Prabowo dan Tragedi Gagak Rimang

5 September 2022   19:08 Diperbarui: 5 September 2022   19:17 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Berkuda dengan Puan

Setelah gigi satu dan dua dimasukkan, safari Puan Maharani kini semakin kencang setelah menambah satu gigi lagi dengan menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subijanto. Konon, ada dua pembahasan dalam perjamuan kuda itu. Pertama soal kemungkinan koalisi, kedua jika terpaksa harus jadi rival. Tapi apapun kesepakatannya, poin utama pertemuan itu adalah menghilangkan Ganjar Pranowo dari daftar calon presiden 2024. Dengan begitu Puan senang, Prabowo pun tenang.

Kalau lihat dari berita ataupun foto dan video yang disebar, kedua anak tokoh-tokoh besar itu tampak bahagia. Apalagi hampir setengah jam mereka keliling paddock sambil berkuda. Puan yang masih cupu dalam berkuda, sempat diberi pelatihan singkat bagaimana mengendali kuda supaya baik jalannya. Sambil melihat Puan dilatih, Prabowo cuma cengengesan seperti siswa SD yang sudah selesai duluan ngerjain soal ujian. Prabowo memang gemar sekali menjadikan hobinya itu sebagai ruang lobi politik. Mungkin dia sadar, di Tanah Nusantara ini pernah lahir tragedi besar di atas punggung kuda. Yaitu tragedi si Jantan Pemberanj Gagak Rimang dengan si Kuda Betina. Endingnya, penunggang Gagak Rimang yang perkasa itu takluk di tangan bocah yang cuma kenunggang kuda betina biasa. Dan celakanya, semua kuda kesangan Prabowo itu berjenis kelamin jantan.

Saya gak tahu, apakah Prabowo terinspirasi dengan Gagak Rimang atau enggak. Tapi secara kebetulan, dia punya karakter (dan nasib) yang mirip dengan pemilik Gagak Rimang. Misalnya, Prabowo dan pemilik Gagak Rimang sangat yakin dengan keperkasaan dan kemampuan dirinya. Mereka berdua juga sama punya garis keturunan darah ningrat sehingga mereka merasa pantas menjadi pemimpin tertinggi. Tapi sayangnya, keduanya juga sama-sama gak pernah bisa meraihnya. Juga sama-sama dikalahkan "anak kemarin sore".

Mungkin Prabowo sadar dengan kisah Gagak Rimang itu. Maka sebisa mungkin, sekuat tenaga dan bagaimana pun caranya agar dia tidak kembali dikalahkan oleh "anak kemarin sore". Pada dua kali pilpres lalu, Jokowi selalu dianggap Prabowo sebagai anak kemarin sore. Bagi dia, Jokowi itu siapa sih? Tapi ternyata keyakinan itu justru membuat Prabowo terjungkal dua kali di Pilpres.

Nah, menjelang Pilpres 2024 ini, potensi kelahiran "anak kemarin sore" ditandai dengan kehadiran Ganjar Pranowo. Sama halnya ketika menilai Jokowi. Mungkin Prabowo itu sampai gemes dengan nggigit nggigit gigi. Saya membayangkan Prabowo ngumpulin semua elit Gerindra. Bentak-bentak sambil jari telunjuknya mengacung-acung naik turun. Di hadapan anak buahnya itu dia ngomong dengan nada tinggi. "Ganjar itu siapa kok selalu unggul dalam setiap survei? Partai gak punya, uang gak banyak, keturunan darah biru juga bukan. Masak bisa mengalahkan Ketua Partai besar dan capres dua kali? Pokoknya saya gak mau tahu, habisi dia atau kalian yang habis!"

Lho jangan salah. Prabowo itu serem banget lho kalau sudah marah. Makanya mau gak mau, elit Gerindra putar otak. Setelah koalisi dengan PKB diumumkan dan ternyata tidak juga mengangkat nama Prabowo, mereka mengeluarkan jurus selanjutnya. Lobi kelas atas dengan DPP PDIP. Diundanglah Puan dan diajak berkuda. Mungkin kalimat pertama lobi kuda yang disampaikan Prabowo adalah soal Ganjar. Karena bagaimana pun, Puan juga pengin Ganjar hilang dari peredaran. Keduanya di atas kuda punya keinginan yang sama. Ganjar take out!

Lantas, apakah mereka akan jadi sepasang capres-cawapres Prabowo-Puan? Ooh belum tentu. Karena dengan menggandeng PKB, Prabowo sudah pasti bisa mencalonkan diri. Sementara Puan, dengan Nasdem saja juga sudah memegang tiket Pilpres. Kemungkinan berjalan satu paket tampaknya akan susah terealisasi. Apalagi konon, Prabowo juga gak mau jika harus duet dengan Puan. Tapi kan hubungan baik sudah terlanjut terjadi. Maka win win solution harus dilahirkan. Apa itu? Yaaaa tidak beda dengan pemerintahan saat ini. Siapapun pemenang Pilpresnya, koalisi ataupun oposisi gak ada. Semua dapat bagian masuk kabinet. Kalau sudah ada deal seperti itu kan selesai. Mau apalagi coba?

PR setelah pertemuan itu adalah, menggandeng partai-partai lain untul masuk kandang kuda ataupun kandang banteng. Lho? Peran Presiden Jokowi apa dong? Beliau sedang pusing ngurus BBM dan ngerahin relawan. Untuk siapa? Untuk sendiri.

Nah yang perlu kita catat. Sekarang ini kan Prabowo - Puan sudah memegang kendali dan sama-sama berada di atas kuda jantan. Pesan saya, hati-hati,  jangan sampai terjungkal oleh anak kemarin sore seperti yang menimpa penunggang Gagak Rimang di Sungai Bengawan Solo. Senjata ampuhnya juga harus dijaga, jangan sampai membunuh diri sendiri di medan laga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun