Mohon tunggu...
Maura Asya
Maura Asya Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Terhadap Mazhab Kapitalisme

12 Desember 2024   16:10 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mazhab kapitalisme merupakan sebuah metode pertukaran kekayaan yang terakumulasi dan menginvestasikannya kembali untuk mendapatkan keuntungan, distribusi, dan produksi oleh pemilik swasta. Suatu metode yang bertujuan untuk mendorong pembangunan yang menguntungkan melintasi batas-batas yang terarah. Orde pergaulan hayati yang hadir menurut   sistem produksi, memisahkan pegawai rendahan dan alat produksi. Dengan demikian, kapitalisme lebih mengemuka menurut cara produksi dan menjadi penyebab nilai lebih, karena tidak jatuh ke tangan kaum buruh, melainkan jatuh ke tangan kaum majikan. Oleh karena itu, kapitalisme   mengakibatkan akumulasi modal, konsentrasi modal dan sentralisasi modal. Pada skala nasional dan internasional. Robert E. Lerner menyatakan bahwa adanya perubahanan yang sangat besar dalam dunia dagang dan industri di era modern awal dipengaruhi oleh presumsi kapitalisme dan merkantilisme. Dengan demikian, pengusaha kapitalis mempelajari sistem perniagaan Internasional, dimana pasar berpunya dan bagaimana melakukan kecurangan pasar untuk mancapai laba (Kristeva, 2015).

 Konsep kapitalisme berasumsi bahwa dalam perjalanannya terdapat distribusi pendapatan dan distribusi kekayaan yang inklusif dan adil, namun sistem tersebut tidak memberikan pilihan apa pun, tidak memberikan pemenuhan aspirasi, dan pada akhirnya tidak memberikan hasil apa pun. didistribusikan secara penuh. Sistem kapitalisme yang ada hingga era saat ini merupakan konsep kapitalisme yang berubah wujud pada tahun (Zakiyuddin, 2007). Jadi, berdasarkan faktor-faktor tersebut, kita dapat mengatakan bahwa konsep kapitalisme adalah ide yang bagus karena masih dapat diperbaiki untuk memperbaiki kesalahan anggapan yang dibuatnya. Sistem kapitalis, meskipun banyak penolakan dan presentasi terhadap antitesis yang disebut sosialisme pada saat pembentukannya, masih memiliki kekuatan yang tak tertandingi dan terus eksis hingga saat ini. Konsep tersebut muncul sebagai tatanan ekonomi dengan kompas laissez-faire. Ketika para kapitalis bekerja sama untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, para pekerja juga berupaya memperoleh upah setinggi-tingginya, dan para pekerja mengorganisasikan diri mereka ke dalam serikat pekerja dan pengusaha ke dalam asosiasi ekonomi. Selain itu, dalam situasi apa pun pemerintah tidak boleh melakukan intervensi dalam masalah ekonomi.

 Kritik terhadap mazhab kapitalisme telah menjadi tema penting dalam diskusi ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Meskipun kapitalisme sering dipuji karena kemampuannya mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi, sistem ini juga menghadapi berbagai kritik yang menyoroti dampak negatifnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Berikut adalah beberapa kritik utama terhadap mazhab kapitalisme disertai dengan argument yang di dukung data dan penelitian:

Salah satu kritik terhadap mazhab Kapitalisme yaitu ketidakadilan sosial, sebagai sistem ekonomi yang berfokus pada kepemilikan pribadi dan keuntungan individu, sering kali menghasilkan ketidakadilan sosial yang signifikan. Dalam model ini, pemilik modal berperan sebagai pihak yang memiliki kontrol atas sumber daya dan alat produksi. Sementara itu, pekerja, yang berkontribusi secara langsung dalam proses produksi, sering kali menerima imbalan yang tidak sebanding dengan nilai kerja mereka. Akibatnya, keuntungan yang dihasilkan lebih banyak jatuh ke tangan segelintir orang kaya, memperlebar jurang antara mereka yang memiliki kekayaan dan mereka yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini menciptakan lingkungan di mana kesejahteraan tidak terdistribusi secara adil. Pekerja yang berupaya keras untuk mendapatkan penghidupan yang layak sering kali tidak mendapatkan peningkatan upah yang sejalan dengan inflasi atau kenaikan biaya hidup. Hal ini membuat banyak pekerja terjebak dalam siklus kemiskinan, sementara pemilik modal terus mengakumulasi kekayaan. Ketidakadilan sosial dalam kapitalisme dapat menyebabkan kurangnya mobilitas sosial. Tanpa akses yang memadai terhadap pendidikan dan peluang kerja yang layak, mereka terjebak dalam kondisi yang sama dari generasi ke generasi. Dengan demikian, sistem kapitalisme yang tidak terkelola dengan baik dapat mengakibatkan stratifikasi sosial yang mendalam, di mana kekayaan dan kesempatan terakumulasi dalam kelompok kecil, meninggalkan banyak orang lainnya dalam keadaan terpinggirkan.

Kritik terhadap mazhab Kapitalisme selanjutnya yaitu Eksploitasi Tenaga Kerja. Dalam sistem kapitalisme, perusahaan sering kali berfokus pada pemaksimalan keuntungan tanpa mempertimbangkan kesejahteraan pekerja. Hal ini dapat terlihat dari praktik memberikan upah yang rendah, di mana banyak pekerja menerima imbalan yang tidak sebanding dengan kontribusi mereka terhadap produksi. Sebagai contoh, laporan dari International Labour Organization (ILO) menunjukkan bahwa banyak pekerja di sektor informal dan manufaktur, terutama di negara berkembang, mendapatkan upah di bawah standar hidup yang layak. Situasi ini menciptakan ketidakadilan, di mana pekerja harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka meskipun telah bekerja keras. Selain upah yang tidak adil, kondisi kerja yang buruk juga menjadi fenomena umum dalam banyak industri. Banyak perusahaan menerapkan standar keselamatan yang rendah dan tidak memberikan fasilitas yang memadai bagi karyawan, yang dapat mengakibatkan cedera atau penyakit akibat kerja. Penelitian menunjukkan bahwa pekerja di sektor seperti tekstil dan konstruksi sering kali menghadapi risiko tinggi tanpa perlindungan yang memadai. Praktik-praktik ini jelas bertentangan dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan masyarakat, di mana seharusnya setiap individu berhak mendapatkan lingkungan kerja yang aman dan imbalan yang adil untuk usaha mereka.

 Kapitalisme sering kali menciptakan siklus boom dan bust yang berujung pada krisis ekonomi. Selama fase boom, perekonomian tumbuh pesat dengan investasi yang meningkat dan tingkat pengangguran yang menurun. Namun, kondisi ini sering kali disertai dengan ekspektasi yang berlebihan, di mana para investor terjebak dalam spekulasi yang dapat menyebabkan pembentukan gelembung ekonomi. Ketika gelembung tersebut akhirnya pecah, pasar mengalami penurunan yang tajam, menciptakan ketidakstabilan yang merugikan. Ketidakstabilan pasar yang dihasilkan dari siklus ini dapat mengakibatkan resesi yang berdampak buruk pada masyarakat. Selama resesi, perusahaan sering kali memotong biaya, yang dapat termasuk pemecatan karyawan dan penutupan bisnis. Akibatnya, angka pengangguran meningkat, dan banyak keluarga berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dampak sosial dari krisis ini sangat mendalam, menciptakan ketidakpastian ekonomi yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan di kalangan masyarakat. Dengan demikian, siklus boom dan bust dalam kapitalisme tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

 Kritik terhadap mazhab Kapitalisme sering kali mengabaikan dampak lingkungan dari kegiatan produksi, dengan fokus utama pada pemaksimalan keuntungan. Dalam upaya untuk meningkatkan laba, perusahaan sering kali menggunakan metode produksi yang merugikan lingkungan, seperti penebangan hutan secara masif, pencemaran air, dan penggunaan bahan kimia berbahaya. Praktik-praktik ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, industri pertanian yang intensif sering kali mengandalkan pestisida dan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan sumber air, mengakibatkan dampak jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak dari kerusakan lingkungan ini dapat dilihat dalam masalah global yang serius, seperti perubahan iklim dan penipisan sumber daya alam. Penelitian oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa aktivitas industri yang tidak terkendali berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, yang pada gilirannya menyebabkan pemanasan global. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, seperti penambangan dan perikanan yang tidak berkelanjutan, telah mengakibatkan penurunan populasi spesies dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dengan demikian, pendekatan kapitalis yang mengabaikan keberlanjutan lingkungan tidak hanya merugikan planet ini, tetapi juga membahayakan kualitas hidup generasi mendatang.

Pengaruh Politik dalam sistem kapitalisme kekuasaan ekonomi yang besar sering kali berimplikasi pada pengaruh politik yang signifikan. Perusahaan-perusahaan besar, dengan sumber daya finansial yang melimpah, dapat memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah melalui lobi, donasi kampanye, dan hubungan pribadi dengan politisi. Praktik ini menciptakan situasi di mana kepentingan bisnis dapat mendominasi agenda politik, sering kali mengesampingkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat umum. Sebagai contoh, kebijakan yang berkaitan dengan regulasi lingkungan, kesehatan, dan ketenagakerjaan sering kali dipengaruhi oleh kepentingan perusahaan yang lebih fokus pada keuntungan jangka pendek daripada kesejahteraan masyarakat. Akibatnya, pengaruh politik dari perusahaan-perusahaan besar dapat menyebabkan kebijakan yang tidak adil dan tidak seimbang, yang merugikan kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat. Ketika keputusan pemerintah lebih mengutamakan kepentingan korporasi, hal ini dapat mengurangi transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemerintahan. Penelitian oleh Gilens dan Page (2014) menunjukkan bahwa kebijakan publik sering kali lebih mencerminkan preferensi orang-orang kaya daripada mayoritas populasi, yang menyoroti ketidaksetaraan dalam pengaruh politik. Dengan demikian, hubungan erat antara kekuasaan ekonomi dan politik dapat menciptakan sistem yang tidak adil, di mana suara masyarakat umum sering kali terabaikan.

Mazhab kapitalisme, meskipun dikenal sebagai sistem yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi, menghadapi berbagai kritik yang signifikan terkait dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ketidak adilan sosial muncul secara jelas, di mana pemilik modal mengakumulasi kekayaan yang tidak sebanding dengan imbalan yang diterima oleh pekerja. Eksploitasi tenaga kerja, ditandai dengan upah yang rendah dan kondisi kerja yang buruk, lebih jauh memperburuk keadaan, menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus. Selain itu, kapitalisme juga rentan terhadap krisis ekonomi yang disebabkan oleh siklus boom dan bust, yang mengakibatkan resesi dan dampak sosial yang luas.

Lebih jauh, dampak lingkungan dari praktik kapitalisme sering kali diabaikan, dengan Masyarakat mengutamakan keuntungan di atas keberlanjutan. Kerusakan lingkungan yang dihasilkan, seperti perubahan iklim dan penipisan sumber daya, menimbulkan ancaman serius bagi Masyaraka Masyarakat dan ekosistem. Di sisi politik, pengaruh besar Masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menciptakan ketidakadilan dan mengesampingkan kepentingan Masyarakat umum. Oleh karena itu, meskipun kapitalisme memiliki potensi untuk membawa kemajuan, Masyar ini juga memerlukan reformasi dan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan bagi semua lapisan Masyarakat.

Daftar Pustaka

Zainol Hasan, & Mahyudi, M. (2020). Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith. Istidlal: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 4(1), 24--34. https://doi.org/10.35316/istidlal.v4i1.206

Dan Say, M. J. (n.d.). SISTEM EKONOMI KAPITALISME DAVID RICHARDO, THOMAS.

Mahdi Bunayya, A., Jurusan Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar, M., & Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalisme, A. (n.d.). SISTEM EKONOMI KAPITALISME.

Kushendrawati, S. M. (2006). MASYARAKAT KONSUMEN SEBAGAI CIPTAAN KAPITALISME GLOBAL: FENOMENA BUDAYA DALAM REALITAS SOSIAL. Makara Human Behavior Studies in Asia, 10(2), 49. https://doi.org/10.7454/mssh.v10i2.19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun