Kembali pada konsolidasi Partai Demokrat ke petahana dan oposisi, sama-sama belum ada jalan bagi Demokrat untuk memperkuat Dinasti dengan memajukan AHY ke kursi wapres. Safari Pembina Partai Demokrat ke petahana rupanya ada deal-deal namun sepertinya tidak begitu menggemberikan sehingga perlu safari juga ke oposisi. Ketika merapat ke oposisi, dalam berbagai media diberitakan bahwa Jubir Istana melalui Ali Mochtar Ngabalin mengingatkan agar "Pak SBY harus minta izin dulu kepada Pak Jokowi".Â
Pernyataan dalam kutipan itu memiliki pesan politik yang cukup mendalam kendati dibantah oleh SBY bahwa ia bukan bawahan Jokowi. Adalah sah-sah saja seorang pembina partai bersafari ke pembina partai lainnya. Namun, bergabungnya dengan koalisi oposisi hanya bisa memasukan nama AHY dalam simulasi. Tentu mengecewakan, tetapi tidak untuk disesali.Â
Demokrat tidak ingin kehilangan momentum, Demokrat harus bergabung dengan Prabowo yang baru didukung tiga partai utama dan dua partai tambahan, daripada harus mendukung petahana yang sudah didukung tujuh partai utama dan dua partai tambahan.
Demokrat sebelumnya sudah terpecah karena arah koalisi yang ditentukan secara top down. Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab dikenal dengan nama Tuan Guru Bajang adalah salah satu kader potensial dalam partai yang harus keluar dari Demokrat. Rupanya TGB mencium ada praktik oligarki partai yang mana ia juga punya andil dalam membesarkan Partai Demokrat.Â
Soekarno yang akrab disapa Pak Karwo yang adalah Ketua DPP Partai Demokrat Jatim ikut memainkan perannya untuk mengubah haluan politik Demokrat. Melalui voting yang diikuti seluruh kader fraksi Demokrat, pilihan meraka jatuh pada Jokowi.Â
Belakangan Lukas Enembe yang adalah Ketua Partai Demokrat Papua yang baru saja terpilih sebagai Gubernur Papua secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada petahana kendati ia harus dipecat dari partai sekalipun.
Demokrat harus tampil sebagai partai yang tegar. Dugaan mahar politik harus dihembuskan tanpa harus melaporkan kepada yang berwajib. Demokrat harus dipandang sebagai partai yang dikorbankan; dianggap "dilecehkan" kubu petahana, dan "diabaikan" kubu oposisi.
Bagaimanapun, Demokrat harus tetap tampil sebagai koalisi yang tidak memecah-belah umat, dan juga tidak memanfaatkan ulama serta tidak menggunakan mahar. Satu langkah dengan isu mahar yang dialamatkan kepada Sandiaga jika ditelusuri dan dapat dibuktikan pihak berwenang (Bawaslu dan KPU), maka peluang AHY sangat besar untuk masuk cawapres dari koalisi yang sedang dibangun. Kendati pun tidak, Demokrat merebut hati masyarakat dengan drama dan strategi menghancurkan koalisi dari dalam sehingga momentum pemilihan legislatif sebisa mungkin dimenangkan oleh Demokrat dari slogan koalisi kerakyatan yang diharapkan tentunya.
Sandiaga dalam waktu yang relatif singkat keluar sebagai cawapres untuk meng-counter isu perekenomian tanah air dan menarik kaum milenial dengan optimisme kemudaan dan kesuksesannya.Â
Namun memang menarik kaum milenial saja tidak cukup dengan senyuman, karena petahana yang terlampau usia pun tidak kalah dalam memilih shirt yang menjadi trendy di kalangan anak muda.
 ***