Mohon tunggu...
Fredy Maunareng
Fredy Maunareng Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bahasa

Menuduh diri sebagai "Pemerhati Bahasa" dari Nusa Laung, Pulau Wetar-Maluku Barat Daya Korespondensi melalui Email : fredy.maunareng@gmail.com | WA : +6281237994030 |

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenali Afasia Sejak Dini

13 November 2017   16:00 Diperbarui: 13 November 2017   16:35 6946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Afasia reseptif atau afasia sensori disebut juga fluent aphasia/ Wernicke aphasia. Adalah Carl Wernicke, seorang dokter (neurologis) dari Jerman yang pada tahun 1870-an melaporkan bahwa kerusakan pada lobus parietal dan temporal kiri yang tidak berjauhan atau berdampingan dengan area broca mengakibatkan adanya gangguan memahami bahasa. Sebagaimana temuan Wernicke, penderita jenis afasia reseptif akan sulit memahami bahasa, baik yang didengar maupun yang dibaca. Berbeda dengan afasia broca, afasia wernicke dapat berbicara lancar tetapi kehilangan struktur yang benar. Ini malah terjadi sebaliknya, pendengar (hampir) tidak mampu memahami apa yang dibicarakan atau dituliskan. Umumnya hanya menggunakan kata benda dan kata kerja tanpa melibatkan kata tugas, penghubung, partikel dan artikel.

Selain dua jenis afasia di atas, terdapat pula empat jenis afasia lainnya, yakni (a) afasia konduksi, (b) afasia transkortikal, (c) afasia anomik, dan (d) afasia global. Keempatnya merupakan pecahan dari afasia broca dan afasia wernicke.

Afasia konduksi ini kurang begitu dikenal. Hal ini karena penderita terlihat biasa saja ketika menggunakan bahasa lisan atau tulisan. Namun jika diamati sebaik mungkin, akibat afasia jenis ini penderita kesulitan menggunakan rima dalam berbicara. Ada keraguan untuk melakukan jeda dalam menggunakan bahasa lisan. Kesulitan lainnya ialah tidak mampu mengulangi kalimat yang diujarkan orang lain.

Kebalikan dari afasia konduksi, afasia transkortikal kata-kata yang didengar penderita dapat diulang, hanya saja tidak mampu memproduksi sendiri.

Afasia anomik terjadi akibat adanya kerusakan pada lobus parietal dan temporal secara bersamaan. Penderita afasia anomik akan kesulitan memahami konsep dan bunyi. Ini semacam ada memori bahasa yang hilang sehingga tampak seperti seorang yang baru belajar mengenali objek dengan namanya.

Afasia global  ini terjadi karena kerusakan pada area broca dan wernicke. Kerusakan yang begitu luas mengakibatkan penderita mengalami kelumpuhan. Sebagaimana afasia broca dan wernicke, afasia global adalah kulminasi dari dua afasia tersebut sehingga penderita tidak mampu menyampaikan apa yang dipikirkan, dan juga tidak mampu memahami apa yang dibicarakan orang.

Penyebab Afasia

Secara umum, afasia disebabkan oleh rusaknya saraf bahasa yang terdapat pada otak manusia. Kerusakan ini bisa karena bentuk struktur otak yang tidak sempurna, input bahasa, stroke, benturan di kepala, dan penyakit otak.

Struktur otak tidak sempurna

Struktur otak ini terbentuk semasa pranatal. Penyebabnya bermacam-macam, seperti yang dialami penderita autisme. Sebagaimana autisme, secara genetis afasia dapat terwarisi kepada generasi berikutnya.

Input Bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun