Persoalan lain dari cosplay adalah pakaian sebagai bentuk ekspresi individualistik. Gagasan Malcolm Barnard menyoroti persoalan pakaian sebagai penanda untuk membedakan dirinya sendiri sebagai individu dan menyatakan bentuk keunikannya (Malcolm Barnard, 2009: 85). Pakaian cosplay digunakan sebagai media untuk mengekspresikan keunikan individu atau komunitas terhadap kecintaan budaya animasi dan manga. Sebagai media ekspresi, cosplay tidak dapat lepas dari tema-tema pakaian yang ditampilkan atau diciptakan, tetap terikat pada konsekuensi dan aturan dalam menciptakan pakaian cosplay. Dress code atau tema pakaian memberikan batasan dan kemudahan bagi desainer dan cosplayer dalam menciptakan pakaian dan tokoh tertentu. Aturan tema adalah mutlak ada pada pakaian cosplay.
Pada akhirnya, pakaian cosplay (sama halnya dengan jenis pakaian lainnya) merupakan perwujudan dinamis dalam perkembangan teknologi mencipta dan budaya pakaian. Dinamis dalam hal ide-ide, tema, dan mengalami perkembangan penerimaan dan pencitraan pada dimensi sosiokultural, serta membentuk pola pikir baru terhadap cara dan alasan berpakaian. Dunia fantasi dan pakaian yang tercipta bersumber dari ide tersebut, memiliki beberapa isi dan komunikasi untuk masyarakat sosial. Misalnya pada pakaian cosplay, ia berkomunikasi terhadap lingkungannya melalui media pakaian, dengan tema-tema fiksi, digital, dan pencampuran beragam ideologi didalamnya. Pencampuran ideologi ini membentuk pola pikir baru, yang menghasilkan kesimpulan adanya suatu faham ideologi yang berbeda dengan rujukannya. Setidaknya, cosplay merupakan ide-ide kebudayaan Jepang, saat berevolusi pada tatanan lokal, budaya tersebut saling mempengaruhi dengan kultur Indonesia, menghasilkan perwajahan baru pakaian cosplay.
Tidak saja berdampak signifikan pada lingkungan masyarakat sosial pendukung gaya cosplay, lebih luas memiliki     pengaruh       terhadap perkembangan perekonomian dan industri pakaian di Indonesia. Gaya dan pencitraan adalah pertalian erat yang tidak dapat dipisahkan dari kultur sosial kehidupan manusia diseluruh belahan dunia, sehingga mampu dijadikan sebagai mesin untuk memuaskan hasrat-hasrat. Cosplay adalah penjara gaya hidup, dan pakaian adalah medianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H