Mohon tunggu...
Mauludin Rahmawan
Mauludin Rahmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembangunan Tanjung Lesung Sepi Investor? Ini Skema Pembiayaan yang Menarik!

13 Desember 2017   17:50 Diperbarui: 13 Desember 2017   17:52 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung terhambat salah satunya karena sepinya investor pada pembangunannya. Hal ini berdasarkan pembangunan kawasan yang jalan di tempat dan terindikasi kurangnya promosi disebabkan terbatasnya dana.

GAMBARAN KAWASAN

Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung berlokasi pada wilayah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dengan luas kawasan 1500 hektar, sejak tahun 2012 diresmikan dan pada tahun 2015 dioperasionalkan, badan usaha pembangun dan pengelola kawasan dengan kegiatan utama pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut adalah PT.BWJ (PT. Banten West Java Tourism Development Corporation). Berada di dekat kawasan wisata Banten yang lainnya seperti Kawasan Tua Banten, Budaya Badui dan Debus, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Gunung Krakatau, diharapkan pembangunan kawasan ini senilai Rp.1,7 triliun dapat berdampak baik ke ekonomi lokal maupun perekonomian nasional sebesar Rp.26,4 triliun serta menarik investasi Rp.92,4 triliun pada tahun 2025.

kek.go.id
kek.go.id
SUMBER PEMBIAYAAN

Memerlukan biaya pembangunan kawasan Rp.1,7 triliun, Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung mengandalkan sumber biaya dengan skema pembiayaan bersama pihak swasta (investor) tanpa mengandalkan biaya pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Walaupun merupakan salah satu dari Kawasan Ekonomi Khusus yang merupakan program percepatan pembangunan nasional di Indonesia, baik pihak pemerintah pusat dan daerah hanya melakukan upaya pemenuhan payung hukum/kebijakan kawasan, konsep pengembangan kawasan, komitmen pembangunan infrastruktur wilayah di sekitar kawasan, serta promosi terkait tanpa menggelontorkan dana dari APBN/APBD untuk pembangunan kawasan. 

Hal tersebut berdampak positif pada penghematan dana pusat/daerah untuk pembangunan tetapi di lain sisi pembangunan kawasan secara langsung sangat bergantung terhadap minat dan ketertarikan swasta/investor untuk berinvestasi di kawasan ini.

SKEMA PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Dalam skema pembiayaan pembangunan investasi di Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung, pilihan investasi yang ada diantaranya akuisisi area yang dikembangkan, partisipasi pada joint venture baru atau sudah berjalan, agribisnis kawasan, dan operasional kawasan. Tujuh perusahaan yang telah bergabung pada skema pembiayaan pembangunan dengan projectterkait diantaranya

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, (Tanjung Lesung Digital World),

PT. Pelindo II (Cruise Terminal & Marina),

President University (Pusat Kajian Budaya Maritim Nasional),

Eastern Latitudes Ltd, (Eco Resort Villa),

Euro Asia Management (S) Pte Ltd, (Theme Park & Holiday Resort),

Pigeon Barrels Ltd, UK. (Hunting Lodge & Shooting Range), dan

PT. China Harbour Indonesia (Join development & Infrastructure)

Namun, masih terdapat kekosongan investasi dengan total 32 proyek pengembangan hanya terdapat 7 proyek saja investor yang sudah masuk.

Sehingga, kekosongan investor dalam pembiayaan ini dapat disikapi dengan bentuk usaha kerja sama pemerintah -- swasta (Public Private Partnership) yang lebih merinci strategi pembiayaan. Pemodelan skema pembiayaan yang memungkinkan diantaranya.

Build, own, and operate: pihak swasta membangun, memiliki, dan mengoperasikan

Build, operate, and transfer: pihak swasta membangun dan mengoperasikan, jangka waktu tertentu akan diserahkan ke pemerintah

Design, build, fund, and maintain: pihak swasta merancang, membangun, dan membiayai, pemerintah hanya mengoperasikan

Build, own, and maintan: pihak swasta membangun, memiliki, dan memelihara, pemerintah merancang dan mengoperasikan

Lease, develop, and operate: pihak pemerintah memiliki aset, pihak swasta sewa-menyewa dalam membangun dan operasional

Operate and mention: pemerintah memiliki aset, pihak swasta mengoperasikan dan memelihara

Dengan pendekatan strategi pembiayaan sesuai kesepakatan pihak pemerintah-swasta ini, diharapkan pembiayaan tidak jalan ditempat dikarenakan banyak opsi-opsi yang lebih leluasa sesuai kepentingan investor untuk memilih skema pembiayaan di Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung.

kek.go.id
kek.go.id
REKOMENDASI

Akhirnya, harapan besar demi menguatnya iklim investasi pembiayaan pembangunan Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung didasari dari skema pembiayaan Public Private Partnershipdi atas memperluas peluang dengan penjabaran skema BOO, BOT, DBFM, BOM, LDO, dan OM. Tapi tidak hanya disitu, agar melancarkan investor yang masuk pada pembangunan kawasan ini, dibutuhkan manuver atau program diluar konteks pembiayaan pembangunan. Langkah promosi strategis kawasan dengan metode menjemput bola para investor yang berpotensi serta percepatan infrastruktur dalam kawasan maupun infrastruktur wilayah yang membuat nilai tambah kawasan perlu diperhatikan demi kepercayaan investor untuk membiayai kebutuhan pembangunan Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung yang merupakan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia.

Referensi:

kek.go.id

kppip.go.id

administratorkek.pandeglangkab.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun