Mohon tunggu...
Muhammad Idrus Mauludin
Muhammad Idrus Mauludin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencari kebenaran bukan mencari pembenaran

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Merasa Hebat setelah Donor Darah

13 September 2013   08:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:58 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, donor darah mungkin sesuatu hal yang menakutkan. Khususnya bagi mereka yang takut atau trauma dengan jarum suntik. Entah itu disebabkan oleh faktor internal seperti trauma dengan penyakit yang menyebabkan ia disuntik atau takut dengan rasa sakit yang diakibatkan tusukan jarum maupun faktor eksternal seperti dari cerita pengalaman orang lain yang takut dengan jarum suntik.

Saya merupakan salah satu dari sebagian orang tersebut.  Sudah sejak satu tahun yang lalu saya diajak teman-teman kampus saya untuk donor darah, dan setiap tiga bulannya saya selalu menolak dengan alasan yang sama yaitu takut dengan jarum suntik. Meski mereka selalu menjelaskan bahwa donor darah itu tidak sakit, disuntik itu tidak sakit. Karena dalam gambaran saya proses donor darah itu menggunakan spuit yang ditusukkan pada lengan kita dan darah kita dipaksa keluar dengan menggukan alat tersebut. Seperti proses dokter ketika memasukkan obat suntik dalam spuit yang akan disuntikkan dalam tubuh kita. Tentu dalam bayangan saya proses tersebut sangat menyakitkan. Bayangkan darah kita dipaksa keluar dengan alat tersebut.

Sebenarnya background pendidikan saya adalah sosiologi dan juga aktif di kegiatan sosial seperti menjadi pengurus salah satu yayasan yang membina anak-anak jalanan di kota saya. Berbagai kegiatan sosial mungkin sudah pernah saya lakukan kecuali donor darah, meskipun banyak teman-teman kampus saya yang memotivasi bahwa kegiatan donor sarah adalah juga kegiatan sosial. namun saya tetap pada pendirian saya.

Dan pada akhirnya, sekitar satu bulan yang lalu saya memutuskan untuk menerima tawaran teman-teman kampus saya untuk donor darah di PMI cabang kota saya. Jujur saat itu saya masih ragu ketika diperjalanan ke PMI. Namun karena saat itu saya bersama-sama teman kampus maka saya gengsi untuk membatalkan niat saya dan kembali pulang. Setiba di PMI saya semakin deg-degan, namun saya mencoba melawan rasa takut itu.

Kemudian saya masuk pada gedung PMI tersebut dan bertemu dengan petugas. Petugas tersebut menyuruh untuk mengisi formulir yang disediakan oleh petugas. Formulir tersebut berisi tentang biodata, beberapa pertanyaan keadaan kesehatan pada saat itu (seperti apakah sedang mengalami sakit flu atau tidak) serta profil kesehatan diri seperti berat badan, golongan darah, kadar Hemoglobin,  dan lain-lain.

Tibalah saat pengambilan darah dan saya diarahkan untuk masuk ruangan pengambilan darah. Kesan pertama saya adalah kaget, karena saat itu saya diragukan oleh petugas yang mengambil darah mengenai berat badan saya. Standard minimal berat badan yang diberikan PMI untuk pendonor darah adalah 47 kg, dan berat badan saya hanya 48 kg.

Kemudian saya disuruh untuk mencuci bersih lengan saya dan berbaring ditempat yang disediakan. Setelahnya petugas yang tadi meragukan saya menyiapkan peralatan. Tentu saja saya masih tetap deg-degan, bahkan semakin cepat. Hingga akhirnya jarum yang disediakan sudah ditagan petugas dan siap diarahkan ke pembulu darah di lengan saya. Sekilas rasanya seperti dicubit saat jarum mulai menusuk lengan saya. Namun setelahnya saya hanya merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dilengan saya, tapi tidak terasa sakit. Sekitar setengah jam proses pengambilan darah tersebut selesai dan saya berhasil meruntuhkan ketakutan saya tentang donor darah dan jarum suntik. Teryata donor darah tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya dan tentu tidak terlalu terasa sakit.

Perasaan saya saat itu lega, ternyata donor darah tidak seperti yang saya bayangkan. Bahkan merasa hebat karena berhasil melawan rasa takut saya akan donor darah dan jarum suntik. Dan sejak saat itu saya menjadi salah satu penggiat gerakan donor darah dengan menceritakan pengalaman saya pada teman-teman saya. Menceritakan bahwa ketika kita melakukan donor darah kita merasa hebat, hebat melawan rasa takut kita, hebat menjalankan kewajiban berbagi dengan sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun