Mohon tunggu...
Maulida Nafeesa
Maulida Nafeesa Mohon Tunggu... Lainnya - Pena generasi cerdas

pendidik generasi, berani berpikir kritis, intelektual.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berani Bertani di Musim Kemarau? Siapa Takut!

12 Agustus 2020   06:44 Diperbarui: 12 Agustus 2020   06:43 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanian Zerowaste juga dapat di adaptasi pada lahan sempit seperti perkotaan dan perkarangan rumah dengan cara Akuaponik. Air pada kolam budidaya ikan dapat dipakai sebagai pupuk dan nutrisi tanaman Hidroponik sehingga lebih efisien air.

Metode Zerowaste dalam Program Sistem Pertanian Terpadu (Simantri)  telah dilakukan sejak 2002 dan tahun 2009 keberhasilannya tampak terlihat di pulau Dewata, Bali. "Berhasilnya Simantri tidak terlepas dari satuan teknis, Pemerintah Daerah, dan Pembinaan ke petani" terang Anak Agung Kamandalu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, kepada Businessnews Indonesia.

Kedua, Zerowaste pendekatan Agroforestri. Sistem penggunaan tanah secara modern dan tradisional dimana pohon dikelola bersama dengan tanaman panen dan hewan ternak. Keuntungan Agroforestri dapat memitigasi risiko lingkungan dan bertindak sebagai penampungan air.

Di Sumatera Utara, daerah yang telah menerapkan Agroforestri di lansir dari Medanbisnisdaily diantaranya lahan pertanian sepanjang Jalan Medan-Berastagi,  bantaran Sungai Wampu di Stabat, dan bantaran sungai di Langkat. Petani biasanya menjalankan Agroforestri sesuai dengan lahannya dan tingkat kemampuan pengelolaan yang dimiliki.

Mengapa harus metode Zerowaste yang menjadi solusi masa depan? Karena Kegiatan Pertanian Terpadu ini berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zerowaste)  dan menghasilkan 4F (food, feed, fertilizer, fuel). 

Pertama Food (makanan), metode ini bisa menghasilkan lebih dari 2 komoditas budidaya dalam satu lahan dan hasilnya organik. Karena peningkatan volume produksi pertanian bukan hanya melihat dari kuantitas tapi kualitas untuk menghasilkan pertanian sehat bagi masyarakat.

Kedua Feed (pakan), yang digunakan hasil limbah dari jerami dan sisa sayur. Pakan lebih bergizi dan bernutrisi untuk hewan ternak. Ketiga Fertilizer (pupuk),  hasil kotoran ternak dan sisa sayur dapat menjadi pupuk organik padat dan cair yang menyuburkan tanah serta tanaman. Keempat Fuel (bahan bakar), hasil dari fermentasi kotoran ternak menjadi biogas.

Pertanian Terpadu Zerowaste juga sangat tepat di integrasikan dengan Pertanian Cerdas untuk menghadapi tantangan teknologi digital. Kemajuan teknologi digital di era Revolusi Industri 4.0 telah memberikan ide cerdas terhadap pertanian. 

Seperti kehadiran perangkat aplikasi untuk memudahkan petani mendapat modal dari investor dan subsidi pemerintah. Adanya kerjasama dengan Marketplace yang memudahkan petani memasarkan produk segar langsung ke konsumen.

Konsep Pertanian Cerdas diharapkan diisi oleh anak muda atau Petani Millenial. Petani Millenial memiliki kemampuan menggunakan alat berbasis digital dengan penggunaan Pengembangan Internet of Things (IoT), seperti traktor virtual yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, penyemprotan menggunakan drone, mengotomatisasi proses di siklus produksi seperti pengendalian hama, pemupukan, efisiensi peralatan, kesehatan ternak bahkan konsultasi petani pada pakar pertanian melalui aplikasi cerdas.

Hal ini dilakukan oleh Diyah Rahmawati, dikutip dari Republika. Ia adalah pemilik Natural Organic Indonesia dan juga founder Abang Sayur Organik di Kota Malang, Jawa Timur.  Ia memanfaatkan ojek online untuk membantu pengiriman sayuran organiknya agar semua produk bisa segera sampai ke tangan konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun