Mohon tunggu...
Maulisa Icha
Maulisa Icha Mohon Tunggu... Human Resources - Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Tapak

Berdomisili di Sukadana, salah satu kabupaten yang terletak di ujung Borneo Barat. Senang menulis dan melakukan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kapasitas Petani Kopi Setara KKU: Dukung Petani Lokal Menuju Pasar Global

1 Oktober 2023   10:25 Diperbarui: 1 Oktober 2023   10:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. Prinadi 

Selama dua hari, 29-30 September 2023, sebanyak 20 (dua puluh) orang, ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok perempuan, Serikat Perempuan Kabupaten Kayong Utara (SETARA), yang merupakan kelompok perempuan dampingan Lembaga Gemawan, mengikuti kegiatan "Peningkatan Kapasitas Petani Kopi."

Kegiatan yang berlangsung di Desa Telaga Arum, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara ini melibatkan perwakilan kelompok dari 6 (enam) desa di dua kecamatan berbeda di KKU, yakni Kecamatan teluk Batang dan Kecamatan Seponti. Untuk Kecamatan teluk Batang, diwakilkan oleh kelompok Perempuan Embun Padi, Desa Banyu Abang dan Kelompok Perempuan Usaha baru, Desa Masbangun. Sedangkan dari Kecamatan Seponti, diwakilkan oleh Kelompok Perempuan Anggrek Desa Wonorejo, Kelompok Perempuan Delima Desa Podorukun, Kelompok Perempuan Sumber Rezeki Desa Seponti Jaya dan Kelompok Perempuan Dahlia Jaya, Desa Telaga Arum. Saat ini, mayoritas desa dampingan Gemawan di enam desa tersebut sebagian besar masih melestarikan tanaman kopi, baik itu jenis Liberika, Robusta maupun Exelco.

Dokpri
Dokpri
Dok. Pribadi. Proses pemilihan panen biji kopi 

Adapun tujuan dilaksanakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petani perempuan khususnya pada budidaya tanaman kopi. Mulai dari penggalian kisah sejarah kopi, aspek budidaya, panen, pasca panen, hingga pengolahan kopi seperti roasting kopi, cara penyeduhaan kopi ala barista, branding produk, hingga analisis potensi pasar, sehingga diharapkan petani-petani kopi lokal, bisa bersaing di pasar global.

Dartin, salah seorang peserta pelatihan mengungkapkan, dalam dua hari mengikuti proses pelatihan ia mengakui pengetahuan akan kopi menjadi bertambah. "Selama ini kita masih menerapkan cara-cara lama yang kita yakini sudah benar, namun ternyata apa yang kita lakukan ini masih terdapat beberapa kekeliruan, sehingga melalui pelatihan ini maka terbukalah wawasan kita bahwa ternyata kopi ini harus diterapkan melalui perlakuan tertentu. Misalnya saja cara panen dan pengolahan biji kopi, meski terasa rumit, karena harus memilah kopi, seperti grade A, B dan seterusnya, tapi saya yakin, melalui proses ini lah kita bisa menghasilkan biji kopi yang berkualitas, sesuai dengan standart yang diinginkan pasar saat ini," terang Dartin yang sudah membudidayakan kopi sejak tahun 1997.

Dokpri
Dokpri
Dok. Pribadi, Proses Perawatan 

Indahsyah, yang juga mengikuti kegiatan pelatihan tersebut mengungkapan pelatihan kopi ini telah memberinya pengetahuan baru tentang penyangraian kopi. "Saya baru tahu cara menyangrai kopi itu ternyata ada beberapa tingkatan, seperti low, medium, to dark dan dark, dan ternyata dari jenis-jenis ini bisa menghasilkan beragam cita rasa yang berbeda, selama in ikan kita hanya goreng menggoreng saja, bahkan sampai gosong," ucapnya sambil tersenyum.

Ditambahkan oleh Sartini, ketua kelompok Perempuan Usaha Baru Desa Masbangun ini mengatakan terpenting juga bagi dirinya adalah mengetahuui proses pengolahan kopi untuk menghasilkan biji kopi berkualitas. " Untuk menghasilkan biji kopi berkualitas yang diterima pasar dengan harga yang katanya juga fantastis ini terbilang memang cukup rumit, dan kesemuanya ini harus disiapkan sejak awal proses pemilihan bibit, pemeliharaan, panen dan pasca panennya, dan yang terpenting juga, saya bisa dapat pengetahuan baru dengan mengelola kopi dengan benar, justeru bisa menghindari kita dari mitos yang mengatakan minum kopi bisa perut kembung, atau tidak cocok untuk mereka yang mengidap penyakit magh," urainya Panjang lebar.

Dokpri
Dokpri
Dok. Pribadi. Proses Sangrai Kopi. Untuk menghasilkan biji kopi low, medium, dark dengan  cara tradisional, melalui metode buka tutup

Usai kegiatan pelatihan berlangsung, fasilitator mengajak kepada para peserta untuk menyusun RTL guna membangun komitmen bersama untuk terus berupaya melestarikan kopi lokal salah satunya dengan perluasan lahan dan juga membentuk sebuah unit usaha guna menampung dan memasarkan produk petani dengan membentuk koperasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun