Mohon tunggu...
Maulisa Icha
Maulisa Icha Mohon Tunggu... Human Resources - Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Tapak

Berdomisili di Sukadana, salah satu kabupaten yang terletak di ujung Borneo Barat. Senang menulis dan melakukan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Lirik Potensi Mangrove, Kelompok Perempuan Usaha Baru, Menuai Cuan

2 Maret 2023   16:25 Diperbarui: 2 Maret 2023   16:28 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok Perempuan Usaha Baru merupakan salah satu kelompok perempuan dampingan Lembaga Gemawan yang berada di Kabupaten Kayong Utara, tepatnya di Desa Masbangun. Kelompok yang diketuai oleh Sartini ini, sudah kurang lebih tiga tahun belakangan mengelola produk yang bahan baku utamanya berasal dari Kawasan hutan Mangrove.

 Adapun aneka produk yang sudah dihasilkan yakni Sirup Buah Gedabu yang buahnya diperoleh dari pohon Bakau dan Dodol Nipah, yang berasal dari buah nipah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi


Melihat banyaknya buah Bakau dan Nipah yang tumbuh disepanjang pesisir sungai di Desa Masbangun dan masih rendahnya minat masyarakat yang memanfaatkannya, membuat kelompok ini bersama pendamping kelompok mereka (CO Gemawan_red) kemudian tertarik untuk mengolahnya menjadi aneka produk makanan dan minuman.


Sartini mengatakan, untuk mengolah kedua produk ini sebetulnya tidak membutuhkan biaya dan tenaga yang berat. Hanya sesekali mereka meminta bantuan suami jika buah nipah yang diambil kebetulan harus banyak. "Kalau sudah pesanan banyak, terpaksa kita minta bantu suami untuk memikul buah Nipah karena tenaga kita tidak cukup kuat untuk mengangkutnya ke rumah," ungkap Sartini.


Sartini mengungkapkan, baik buah Nipah maupun Sirup Gedabu cara pengolahannya tidaklah rumit, sama seperti pembuatan dodol dan sirup pada umumnya. "Buah Gedabu kita cuci bersih dulu, kemudian dikupas kulitnya, selanjutnya diiris-iris dan direbus dengan air, kalau sudah menidih air sarinya kita saring baru ditambahkan gula dan diaduk pelan sampai mendidih dan kental," jelasnya.


Sedangkan untuk dodol Nipah, Sartini menjelaskan adapun tahapannya adalah sebagai berikut, buah nipah dikupas, kemudian dicuci bersih, selanjutnya di parut. Setelah selesai diparut baru ditambahkan santan, gula dan dimasak kurang lebih 4-5 jam tergantung benyaknya adonan, kemudian dimasak hingga adonan menjadi kalis dan selanjutnya dicetak sesuai selera.


Dari pengolahan kedua cemilan ini, Sartini dan kelompoknya sudah merasakan manfaatnya, terutama dari segi pendapatan keluarga yang dirasakan bertambah. "Lumayanlah untuk nambah-nambah keperluan sehari-hari, cukuplah," ujarnya sambil tersenyum simpul.


Saat ini Sartini dan kelompoknya sudah mulai memasarkan produk mereka hingga ke Pulau Jawa. Terakhir untuk dodol ia mengaku pernah membuat hingga 100 an kg dalam satu bulan. "Awalnya kita tawarkan ke orang-orang dekat kita, tetangga, teman, dan ternyata banyak yang suka, akhirnya kita coba tawarkan lewat sosial media, facebook dan juga WA, alhamdulillah ternyata peminatnya ada," ungkap Sartini.


Selain memasarkan produk mereka lewat online, Sartini dan rekan-rekannya juga biasa mengikuti pameran. "Biasanya kita ditawarkan oleh Pemda Kayong dan juga Gemawan untuk mengikuti pameran sehingga produk kita mulai dikenal," lanjutnya.


Lebih lanjut Sartini mengungkapkan keinginannya dan kawan-kawannya, untuk tetap menjaga dan melestarikan keberadaan Kawasan Mangrove yang ada di desa mereka, seperti akan menanam Kembali mangrove dan merawatnya dari kerusakan. Mereka mengatakan, Mangrove sudah memberi mereka kehidupan. "Kami juga biasa beramai-ramai memancing ikan atau udang disana," kelakarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun