Ada juga pendapat dari Rusmawan (1999) yang mengemukakan bahwa, dalam hal berjalan termasuk juga di dalamnya dengan menggunakan alat bantu pergerakan seperti tongkat maupun tuna netra termasuk kelompok pejalan. Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan pejalan akan mengurangi minat orang untuk melakukan aktifitasnya dan berimplikasi pada tidak terpenuhinya kebutuhan interaksi tatap muka dalam aktifitas komersial yang pada akhirnya berdampak pada terganggunya kehidupan kawasan secara keseluruhan. Sehingga ketersediaan dan kualitas fasilitas jalur pejalan kaki sangat lah diperhatikan dalam menungjang penataan kawasan perkotaan dan kawasan permukiman. Lalu bagaimana untuk jalur pejalan kaki yang terdapat disekitar area transit Dukuh Atas?
Jika dilihat dalam segi kelayakan, kualitas dan fasilitas dari jalur pejalan kaki yang terdapat disekitar area transit Dukuh Atas ini, masih dapat dikatakan layak untuk di pergunakan oleh para pengguna jalur pejalan kaki. Dalam segi pencapaian, area sekitar transit Dukuh Atas ini dapat menjangkau mayoritas dari beberapa tujuan dengan jalur pejalan kaki yang sudah tersebar di sekitar area Dukuh Atas.
Dengan adanya jalur pejalan kaki yang terfasilitasi di area Dukuh Atas ini, dapat dijadikan contoh nyata dan dapat dicontoh oleh pemerintah ataupun pengembang swasta agar dapat menciptakan fasilitas untuk para pejalan kaki yang proper, sehingga mereka dapat merasakan keamanan serta kenyamanan dalam menjalani mobilitasnya sehari-hari dengan berjalan kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H