Dia menanyakan kepadaku dengan ekspresi wajah khawatir,
"kau kemanakan buku yang ada di atas mejaku?"
"mana aku tahu, cari aja sendiri" jawabku sambil tertawa sinis.
"astaga Waf, buku itu bukan milikku, itu bukunya Anes."
Anes adalah wanita cantik serta anak paling pintar yang dikagumi satu kelas. Kebanyakan lelaki suka terhadapnya. Tapi jika kau tanya aku, mungkin lebih tepatnya aku tidak mengenalnya, atau mungkin tidak terlalu memperhatikan teman yang tidak terlalu akrab denganku. Apalagi bicara, bagiku itu mustahil.
Seketika itu aku berlari menuju tempat sampah, tempat dimana aku membuang buku tersebut, karena khawatir dengan buku yang ternyata bukan milik temanku sendiri.
Ku dapati di depan tong sampah tersebut, ada wanita berdiri dengan membawa buku yang sedikit kotor. Buku itu persis dengan buku yang telah aku buang. Aku masih ragu awalnya, tapi terlihat dia menangis sambil memandangi buku tersebut membuatku yakin bahwa dia adalah pemilik buku itu.
Aku bingung dalam keadaanku seperti ini, apa yang harus aku perbuat. Meminta maaf dan bilang kalau itu adalah salah ku? itu tidak mungkin. Aku tidak biasa ngomong sama perempuan, aku bahkan tidak pernah.
Aku tidak bisa berkata apa-apa, tubuhku kaku tak bisa bergerak, mulutku bagaikan ada yang memborgol, dadaku sesak, jangtungku berdenyut kencang saking ketakutannya. Apa yang harus ku perbuat Ya Tuhaann?
Aku merasa bersalah dan aku tidak mengucapkan maaf kepadanya, sungguh aku tak bisa. Aku sama sekali tak bisa bilang kepada wanita untuk meminta maaf. Bahkan aku tak pernah punya masalah dengan wanita.
Setelah ku pandangi beberapa menit, dia pergi dengan sedikit berlari menuju jalan kecil di antara rumah-rumah warga lalu menghilang.