Mungkin kita masih kebingunan mana sih pemikiran yang benar? Atau kita salah dalam menuangkan gagasan kita al hasil menjadi abburadul dan tidak terarah. layaknya layangan terbang tidak tahu arah angin initnya ia terbang ke selatan atau utara. seperti itu lah para pemuda hari ini. mereka yang kritis tapi kritisnya membawa modarat yang besar. berfikir lebih jauh mereka lupa yang mereka pikirkan membuat emnjauh dari kebenaran.
sebagian pemikiran pemuda indonesia khususnya yang Islam berfikir tentang jihad banyak yang salah. mereka berfikir bahwa jihad lalu berkaitan dengan darah dan perperangan. padahal tak semua jihad itu denga perang.Â
jihad disini memiliki makna yang beragam. Menurut lembaga riset bahasa arab republik Arab Mesir dalam al-Mu’jam al-Wasîth, jihad adalah qitâlun man laisa lahu dhimmatun min al-kuffâr, artinya berjihad memerangi orang kafir yang tidak ada ikatan perjanjian damai. Pengertian ini terlihat lebih mengkhususkan kepada makna jihad perang. Akan tetapi ada beberapa media jihad yang syariat ajarkan dan relevan dengan zaman kita sekarang seperti jihad menghilangkan kebodohan dengan melakukan perang pemikiran (ghazwatul fikr).
 Perang pemikiran adalah salah satu  bentuk melawan paham-paham yang menyusup ke dalam syariat islam yang berupa paham liberal dari dunia barat. Paham yang memberikan kebebasan pada tiap-tiap individu untuk bersikap dan berbuat. Sudah tak peduli pada aturan-aturan yang mengikat, padahal sebagai seorang muslim tentunya kita memiliki syariat. Dewasa ini paham-paham liberal telah memasuki lini perguruan tinggi Indonesia, mencuci otak mahasiswa dengan beragam buku ajar.  Bersumber dari para pemikir barat yang notabene-nya memiliki pemikiran liberal dan sangat bertolak belakang dengan pemikiran para ulama islam.
Upaya itu juga berlanjut dengan menawarkan beasiswa untuk studi Islam di Eropa maupun Amerika. Alhasil kini mempunyai dampak sangat besar terhadap kajian Islam di sekolah-sekolah Indonesia . Jangan heran jika
kemudian para mahasiswa bidang studi Islam lebih gemar menekuni ide-ide marxisme, sosialisme, modernisme dan relativisme daripada menggali khazanah pemikiran Islam sendiri atau mengali khazanah Islam tapi dengan pendekatan pemikiran barat.
Maka dari itu, perlawanan zaman sekarang lebih sulit dari dari pada sebelumnya. Jika dulu kita hanya perlu melumpuhkan para tentara penjajah. Namun saat ini, kita pun bingung siapa musuh sebenarnya, bahkan saat diri sudah terjajah saja, banyak dari kita yang belum tersadar akan statusnya. Lambat laun hal ini tentunya dapat membuat bangsa terpecah belah, jika tidak dibenahi dan disadari sejak dini.
Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memiliki benteng yang kokoh dalam mempertahankan identitas kita sebagai seorang muslim dengan memiliki strategi dalam menghalau paham-paham barat yang merambat dengan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan keilmuan.
Menurut Prof. Sayyid Muhammad Naquib Al-Attas, salah satu stategi menghalau paham barat ialah dengan kembali pada disiplin ilmu pengatahuan islam.  Menurutnya, penyebab kemunduran umat  islam ini adalah tercampurnya pengetahuan islam dengan pemikiran barat.
Pemikiran barat cenderung mengarah pada hukum dzahir-nya saja, Â sepert halnya teori Darwin yang mengatakan manusia berasal dari kera yang berevolusi yang telah menafikan peran tuhan yang maha pencipta.
Berbeda dengan pengetahuan yang islam ajarkan. Allah adalah segala hal didunia ini. Dialah maha pencipta alam semesta. Betapa ruginya apabila mengkaji alam semesta yang sangat luas, bila hanya terapku pada dzahir-nya. Masih banyak belum bisa diungkapkan  melalui pandangan mata seperti hal ghaib. Dimana hal ini juga termasuk dalam ilmu pengatahuan.
Maka dari itu  tanggung jawab kita sebagai umat islam saat ini sangatlah sangat besar. Salah satu upaya yang kita lakukan adalah mengeluarkan semua daya dan upaya  untuk memerangi pikirian barat dengan pengetahuan islam,  kerena tanpa ilmu seseorang tak akan mungkin bisa menyelesaikan problematika umat Islam secara internal maupun eksternal.
Liberalisme ini adalah salah satu tantangan pemikiran kontemporer yang kapan saja bisa hadir dihadapan kita. Pemikiran ini tada dapat dihalau dengan melakukan demo dijalanan atau memasang spaduk besar. Akan tetapi salah satu jalannya dengan mempersiapkan diri dan membentengi dengan ilmu pengetahuan. Teknologi zaman sekarang semakin canggih, terlebih lagi semua teknologi dan internet berasal dari barat. Mereka sangatlah mudah dan dapat dengan leluasa mengatur opini publik. Menyamarkan kebenaran dan membenarkan kesalahan.
Mari,kita siapkan diri kita untuk menghadapi perang pemikiran dengan meningkatkan intelektual dan lebih kritis terhadap perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H