Mohon tunggu...
Mauli Fikr
Mauli Fikr Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seulas senyum dan tawa dari hati yang tulus untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat kepada Mahasiswa

29 April 2015   23:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:32 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dinamisasinya, mitos yang berkembang terkait status mahasiswa sebagai agent of control sosial kini mulai menjauh dari konteks realita yang ada, anggapan ini sangat menarik mengingat kaum mahasiswa pernah menorehkan tinta emasnya dalam sejarah republik Indonesia ini.

Kemana dan ada dimana mahasiswa sekarang? mungkin sebagian orang dengan mudah menjawabnya, mahasiswa ya ada dikampus sedang kuliah dan berorganisasi. Jawaban itu benar tapi tidak sepenuhnya dapat dibenarkan, mengingat status yang disandang oleh mahasiswa tidak hanya belajar dan berorganisasi.

Lebih pada tanggung jawab moral sebagai kelompok intelektual mestinya mereka (mahasiswa) berani mengambil langkah yang live-in dengan strategi-strategi yang ditawarkan kepada masyarakat luas. Itulah sejatinya.

Ditengah bisingnya publik menyematkan citra negatif kepada mahasiswa, patut kiranya kita memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang masih mau berkomitmen dan melakukan berbagai pembenahan untuk terus berkarya.

Lembaga pers yang diasumsikan sebagai pilar ke empat demokrasi dalam negara juga menjadi hal senada dalam kelembagaan mahasiswa, Ara Aita adalah salah satu LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) di Lingkungan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang sampai saat ini terus berkomitmen melakukan tugasnya sebagai lembaga yang sifatnya independen.

Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi pers ini baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 33, kategori usia yang cukup dewasa, dan kedewasaan yang ditunjukkan oleh mereka (anggota Ara Aita red.) patut diapreasi oleh kita.

Tidak hanya sekedar memenuhi tanggung jawabnya mencetak dua kali majalah dalam satu periode, "new news" yang merupakan media buletin mereka terbitkan dalam sebulan dua kali. Selama ini mereka konsisten melakukan semua itu. Untuk kategori lembaga jurnalis tentunya bukan barang yang mudah untuk melakukan sesuatu dengan konsisten apalagi mereka terus dituntut melakukan inovasi-inovasi guna menjaga eksistensinya agar tetap dinamis.

Merupakan langkah yang inovatif kami kira, usia 33 tahun tidak hanya capaian mampu bertahan, namun dalam memenuhi bentuk layanan yang bagus, baik, serta untuk mempermudah akses informasi publik, Ara Aita juga telah me-lounching aplikasi yang berbasis android, dalam penyampaian rilisnya, aplikasi ini memang sengaja disediakan untuk para mahasiswa, masyarakat kampus, dan publik untuk mempermudah informasi itu didapatkan. Tidak hanya informasi seputar kampus, namun juga beberapa isu aktual yang mereka anggap perlu untuk dikaji bagi kalangan akademis.

Bersamaan dengan acara disnatalis ini juga, Ara-Aita melaksakan seminar politik dengan tema "Peran Mahasiswa dalam Percaturan Politik", yang menghadirkan beberapa senior sendiri yang eksis di akademisi dan praktisi. Terdapat beberapa catatan penting yang dibahas dalam seminar tersebut, seperti yang disampaikan oleh cak Habib Musthofa; disamping lembaga-lembaga kampus yang harus bekerja maksimal dalam memberi penyadaran berpolitik mahasiswa, beliaunya juga mengingatkan bahwa hal yang tak kalah pentingnya adalah menjaga konsintensi dalam menjalankan tugas dan fungsi kelembagaannya.

Mengingat yang nampak kepermukaan ketika mahasiswa bersinggungan dengan dunia politik yang dikedepankan adalah syahwat politiknya bukan belajar ilmu politiknya. Dan yang menjadi PR bagi kelembagaan mahasiswa (intra-ekstra) maupun lembaga partai politik adalah menyusun sistem kaderisasi yang ideal guna mempersiapkan kader terbaiknya erjun kedunia politik pratis.

Beda halnya dengan yang disampaikan oleh cak Badrus Syamsi, semangat kaum muda tercermin dalam materi yang disampaikan, lebih pada peranan penting mahasiswa diluar kampus yang mana dalam gambarannya saat ini mahasiswa sudah tidak peka lagi terhadap realitas sosial yang ada, tidak hanya dalam issu yang bobotnya kecil tapi isu besarpun mahasiswa tidak mampu mengkajinya sampai tuntas. Terkait fenomena mahasiswa saat ini beliau juga punya kesimpulan bahwa telah terjadi sesuatu yang sangat vital, Pergeseran nilai dari semangat moral menjadi semangat modal.

Ini dulu yang bisa ane sampaikan duluur, walau sebetulanya masih ingin bercuap-cuap lebih lama lagi.

SALAM Ngapunten nggeh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun