Mohon tunggu...
Maulidya PutriMustafa
Maulidya PutriMustafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi kesehatan masyarakat

Hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemerintah Perlu Memberi Perhatian Khusus terhadap Gizi Buruk di Indonesia

11 Juni 2022   10:59 Diperbarui: 11 Juni 2022   11:09 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekurangan asupan energi dan protein adalah hal yang bisa menimbulkan gizi buruk. Dalam proses pembentukan sel baru, protein sangat dibutuhkan. Selain itu dalam proses perbaikan sel-sel yang rusak asupan juga berperan penting. 

Indonesia masih menjadi salah satu negara yang masalah gizi buruknya yang harus diperhatikan dan ditanggulangi lebih lanjut. Sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk beraneka ragam, Indonesia dihadapkan oleh dinamika permasalahan gizi buruk. Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih terbilang tinggi jika mengalami penurunan hanya 0,5% saja. Tercatat pasien dirumah sakit kebanyakan adalah balita. 

Masalah gizi buruk balita merupakan masalah yang sangat serius, apabila tidak ditangani secara cepat dan cermat dapat berakhir pada kematian. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan selsel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Cara menilai status gizi dapat dilakukan dengan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan sebagainya. 

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang dan kurang gizi pada balita di Indonesia mencapai 17,7%, sedangkan stunting mencapai 30,8%. Kekurangan gizi pada anak dan balita dapat menyebabkan kematian dan penyakit menular, serta mempengaruhi perkembangan intelektual, produktivitas dan pertumbuhan anak. 

Faktor yang mempengaruhi gizi buruk diantaranya adalah masalah ekonomi dan keadaan sosial, mengingat pendapatan masyarakat tidak dapat mencukupi harga pangan yang terus mengalami peningkatan. Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk yaitu dengan perbaikan gizi masyarakat, pemanfaat pangan  dan keterjangkauan pangan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu penambahan petugas gizi dan peningkatan kualitas kader melalui pelatihan, dan memberikan bimbingan melalui program 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak bayi dalam kandungan melalui kegiatan seperti implementasi besi folat pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK, pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI. 

Baru-baru ini kader PKK dan posyandu di daerah sidoarjo meluncurkan program Lila (lingkar lengan atas) yang berguna untuk mendeteksi dini balita yang mengalami gizi buruk, program ini akan disosialisasikan pada bulan agustus mendatang. Diharapkan pemerintah mengevaluasi kembali penanggulangan gizi buruk agar menurunkan prevalensi gizi buruk di indonesia. Mari menurunkan gengsi demi kesehatan ibu pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun