Pada hari Kamis tanggal 11 Januari 2023, kelompok 143 KKM mengunjungi produksi kerupuk rambak dari tepung kanji di RW 9A Desa Gedog Wetan. Usaha ini telah berjalan sejak tahun 2012 dengan modal awal sebesar 25 juta rupiah. Jenis kerupuk yang diproduksi adalah kerupuk rambak dari tepung kanji, dengan jumlah produksi mencapai 4-5 kuintal setiap harinya. Produk ini dikirim ke Bogor, Ciamis, dan daerah sekitar Gedog Wetan. Untuk pengiriman ke luar daerah menggunakan truk dengan kapasitas 7 ton per pengiriman.
Kemitraan dalam produksi kerupuk ini terdapat di Wajak dan Dampit. Mitra mendapatkan bumbu-bumbu dan tepung dari pemilik usaha, dan di tempat mitra, bahan-bahan tersebut diolah. Proses produksi melibatkan pegawai yang bertugas menjemur dan menggoreng. Pegawai bagian menjemur mendapatkan gaji sebesar 70 ribu per hari, termasuk makan. Sementara itu, pegawai bagian menggoreng mendapatkan gaji 90 ribu per hari.
Proses pengolahan kerupuk dimulai dengan pengolahan adonan, kemudian dimasukkan ke cetakan. Kerupuk di cetak menjadi dua jenis yaitu tebal dan tipis. Selanjutnya kerupuk dikukus selama 20 menit. Proses berikutnya adalah penjemuran selama 2 sampai 3 hari, tergantung kondisi cuaca. Setelah itu, kerupuk dipotong. Untuk Kerupuk tebal dipotong dadu, sedangkan kerupuk tipis dipotong panjang. Harga kerupuk tipis yang dipotong panjang adalah 70 ribu per 5 kg, sedangkan kerupuk tebal yang dipotong dadu dijual seharga 68 ribu per 5 kg.
Salah satu kesulitan dalam proses produksi adalah faktor cuaca. Proses pengeringan kerupuk sangat bergantung pada kondisi cuaca. Saat cuaca panas, pengeringan memerlukan waktu 2 hari, tetapi saat musim penghujan, waktu yang dibutuhkan menjadi 3 hari. Hal ini menjadi tantangan karena pengeringan yang memakan waktu dapat mempengaruhi produksi secara keseluruhan.
Dalam pengiriman, terdapat perbedaan antara pengiriman ke daerah sekitar dan luar kota. Pengiriman ke luar kota dilakukan berdasarkan pesanan menggunakan truk dengan kapasitas 7 ton, sementara pengiriman ke daerah sekitar dilakukan secara reguler. Kemitraan dengan Wajak dan Dampit memberikan konsep kolaboratif dalam pengolahan kerupuk, di mana bahan mentah dikirim ke mitra untuk diolah lebih lanjut.
Dengan modal awal yang relatif kecil, pemilik usaha kerupuk rambak dari tepung kanji berhasil mengembangkan usaha produksi kerupuk rambak menjadi kegiatan yang berjalan cukup stabil. Meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti faktor cuaca, namun dengan manajemen yang baik dan kerja sama dengan mitra, mereka terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H