Mohon tunggu...
Maulidya Rahmah
Maulidya Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Informatics Engineering Student '21 - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Suka Berenang, Skincare, Makeup, dan Musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Mengapa Stres Mendorong Kita untuk Mencari Kenyamanan dalam Camilan

26 September 2023   15:18 Diperbarui: 26 September 2023   15:26 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Stres adalah aspek universal dalam kehidupan manusia. Tidak peduli seberapa seimbangnya kita berusaha menjalani hidup, stres selalu muncul sebagai tantangan yang harus dihadapi. Dalam ranah tantangan kehidupan, baik itu beban dari urusan profesional, keruwetan masalah keuangan, atau kompleksitas hubungan antarpribadi, respon fisik terhadap stres bisa beragam. Salah satu reaksi yang umum muncul ketika seseorang mengalami stres adalah keinginan untuk mencari kenyamanan, dan seringkali, kenyamanan tersebut dapat ditemukan dalam camilan lezat.

Sejak masa kanak-kanak, kita seringkali dihubungkan dengan camilan sebagai bentuk hadiah atau pelipur lara. Banyak dari kita mengingat bagaimana ibu kita memberi kita sepotong kue atau cokelat saat kita merasa kecewa atau stres. Namun, mengapa camilan menjadi pilihan yang begitu umum ketika kita menghadapi stres? Artikel ini akan menjelaskan hubungan rumit antara stres dan keinginan untuk menikmati camilan yang lezat, sambil juga menjelajahi faktor-faktor yang mendorong perilaku tersebut.

Respon Tubuh terhadap Stres

Untuk memahami mengapa stres seringkali mengarah pada kebiasaan ngemil, penting untuk memahami bagaimana tubuh kita merespons stres. Ketika kita merasa terancam atau tekanan, sistem saraf simpatis kita mengaktifkan respons "berjuang atau lari". Respon tubuh terhadap stres adalah manifestasi yang indah dari sifat bawaan tubuh, ditandai dengan peningkatan denyut jantung, pernapasan yang lebih cepat, dan pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Saat respons ini terjadi, tubuh membutuhkan energi tambahan. Akibatnya, otak kita merasa lapar atau menginginkan makanan yang mengandung gula atau lemak. Makanan-makanan ini dianggap sebagai sumber energi yang cepat tersedia. Pikiran kita didorong oleh keinginan untuk ngemil ketika kita menemukan diri kita dalam tekanan, dan ini hanya salah satu motifnya. Otak sedang membutuhkan bahan bakar tambahan untuk menghadapi situasi yang menantang, oleh karena itu terjadi keinginan untuk mengambil sejumput camilan.

Namun, respons tubuh terhadap stres tidak selalu sejalan dengan kebutuhan fisik kita. Terkadang, stres dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam respons tubuh kita. Ketika seseorang mengalami stres yang parah, ada yang kehilangan nafsu makan, sementara yang lain merasa ingin makan berlebihan, terutama camilan tinggi gula dan lemak.

Hubungan Emosional dengan Camilan

Selain respon biologis tubuh terhadap stres, ada juga aspek emosional yang berperan dalam keinginan untuk ngemil. Stres seringkali memicu perasaan seperti kecemasan, kesedihan, atau kemarahan. Camilan dapat menjadi cara untuk mengatasi perasaan ini dan memberikan kenyamanan sementara.

Ketika kita menikmati camilan yang lezat, otak kita melepaskan senyawa tertentu yang dapat meningkatkan suasana hati kita. Sebagai contoh, cokelat terkenal mengandung phenylethylamine, senyawa yang dapat meningkatkan perasaan bahagia. Ini dapat membuat suasana hati kita merasa lebih baik dalam jangka pendek, meskipun efek ini bersifat sementara.

Namun, penting untuk diingat bahwa dampak-dampak ini bersifat sementara dan tidak akan mengatasi penyebab sebenarnya dari stres. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan ngemil sebagai respons terhadap stres dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penambahan berat badan, obesitas, dan masalah terkait makanan.

Asosiasi Positif dengan Camilan

Seiring berjalannya waktu, banyak dari kita telah mengembangkan asosiasi positif antara camilan dan pengalaman yang menyenangkan. Misalnya, banyak kenangan manis dari masa kecil terkait dengan makanan tertentu. Ini dapat membuat camilan menjadi cara alami untuk merayakan, bersantai, atau mencari kenyamanan.

Selain itu, iklan media dan budaya pop sering menggambarkan camilan sebagai cara yang menyenangkan dan nikmat untuk menghabiskan waktu. Semua elemen ini bersama-sama berkontribusi pada pandangan bahwa camilan adalah sumber kenikmatan yang dapat meredakan stres.

Pola Makan yang Tidak Sehat

Faktor lain yang berperan dalam hubungan antara stres dan ngemil adalah kecenderungan untuk memilih camilan yang tidak sehat saat merasa stres. Camilan seringkali mengandung tinggi gula, lemak jenuh, dan garam, yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan. 

Ketika kita stres, kita cenderung kurang memperhatikan pilihan makanan yang sehat dan lebih mungkin untuk memilih camilan yang cepat dan praktis. Ini dapat mengakibatkan pola makan yang tidak seimbang dan berdampak negatif pada kesehatan kita.

Strategi Mengatasi Kebiasaan Ngemil saat Stres

Meskipun stres dan ngemil seringkali terkait erat, penting untuk mencari cara yang lebih sehat untuk mengatasi stres. Beberapa strategi yang dapat membantu mengatasi kebiasaan ngemil saat stres meliputi:

  • Olahraga: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan merangsang pelepasan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati.
  • Meditasi dan Relaksasi: Praktik meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu mengurangi stres dan mengatasi perasaan cemas.
  • Cari Dukungan Sosial: Berbicara dengan teman, keluarga, atau seorang profesional kesehatan mental dapat membantu Anda mengatasi stres tanpa harus ngemil.
  • Pola Makan Seimbang: Menerapkan pola makan yang seimbang dengan konsumsi makanan bergizi dapat membantu mengurangi keinginan untuk ngemil makanan yang tidak sehat.
  • Identifikasi Pemicu: Sadari apa yang memicu stres Anda dan mencari cara untuk mengatasi pemicu tersebut dengan lebih baik.
  • Atur Lingkungan: Hindari menyimpan camilan tidak sehat di rumah atau di tempat kerja. Sebaliknya, persiapkan camilan sehat yang mudah diakses ketika Anda merasa lapar.
  • Terapkan Teknik Pengendalian Diri: Pelajari cara mengendalikan dorongan ngemil dengan mengalihkan perhatian ke aktivitas lain, seperti membaca, menggambar, atau menulis jurnal.
  • Pentingnya Rencana Makan: Membuat rencana makan yang seimbang dengan jadwal yang teratur dapat membantu mencegah ngemil impulsif saat stres. Pastikan Anda memiliki camilan sehat yang tersedia jika Anda merasa lapar di antara waktu makan.
  • Terapi atau Konseling: Untuk beberapa orang, kebiasaan ngemil saat stres adalah masalah yang kompleks dan mungkin memerlukan bantuan profesional. Terapis atau konselor dapat membantu seseorang memahami akar penyebab perilaku tersebut dan mengembangkan strategi yang lebih sehat.
  • Mengenali Pola: Pelajari pola stres Anda. Apakah ada pola tertentu yang memicu ngemil? Menyadari pola ini dapat membantu Anda menghindari pemicu stres atau mengatasi mereka dengan lebih baik.
  • Edukasi Tentang Nutrisi: Memahami manfaat nutrisi yang baik untuk tubuh Anda dapat menjadi motivasi tambahan untuk menghindari camilan yang tidak sehat saat stres.
  • Menggunakan Teknik Relaksasi: Selain meditasi, teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, pijat, atau mandi hangat juga dapat membantu meredakan stres tanpa harus ngemil.
  • Berkonsultasi dengan Ahli: Jika Anda merasa bahwa kebiasaan ngemil saat stres berhubungan dengan masalah kesehatan tertentu, berkonsultasilah dengan dokter Anda. Mereka dapat memberikan saran yang sesuai dengan situasi Anda.

Dengan menggabungkan strategi ini dengan pemahaman tentang dampak jangka panjang dari kebiasaan ngemil saat stres, Anda dapat menciptakan perubahan positif dalam cara Anda mengatasi stres dan menjaga kesehatan fisik serta mental Anda.

Kesimpulan

Stres adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi cara kita meresponsnya dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan kita. Kebiasaan ngemil saat stres adalah salah satu respons umum, tetapi kita perlu menyadari dampak negatif jangka panjangnya. Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang baik, kita dapat mengatasi kebiasaan ini dan memprioritaskan kesehatan kita dalam menghadapi stres. Menggantikan camilan dengan strategi koping yang lebih sehat dapat membantu kita merasa lebih baik secara keseluruhan, baik secara fisik maupun mental.

Stres dan keinginan untuk ngemil seringkali terkait erat karena respons tubuh terhadap stres, asosiasi emosional dengan camilan, dan budaya konsumsi yang mempromosikan camilan sebagai cara untuk merasa nyaman. Namun, sangat penting untuk memahami bahwa ngemil saat stres tidak selalu merupakan cara yang sehat untuk mengatasi stres. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ini dan mencari alternatif yang lebih sehat untuk mengatasi stres, kita dapat mengembangkan pola makan yang lebih seimbang dan meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun