Pernah ngerasa badan kamu kayak lagi ngasih kode? Sering banget ngerasa lemas, kurang fokus, atau malah langsung tumbang kalau lagi sakit? Nah, ternyata gaya hidup kita sehari-hari, terutama makanan yang kita konsumsi, punya peran penting banget buat kesehatan kita, lho. Makanan yang banyak mengandung garam (natrium) dan gula (glukosa) itu memang candu. Enak sih di lidah, tapi kalau kebanyakan, bisa-bisa tubuh kita jadi nggak sehat. Penelitian udah banyak nunjukin kalau anak muda sekarang makin sering konsumsi makanan kayak gini. Alhasil, penyakit kayak darah tinggi (hipertensi) dan diabetes jadi makin sering kita denger. Menurut Alatas H. (1994), angka kejadian hipertensi pada anak dan remaja diperkirakan berkisar antara 1-3%. Dalam penelitian Sinaiko dkk terhadap 14.686 orang anak yang berusia 10-15 tahun, menemukan sebesar 4,2% anak yang mengalami hipertensi. On the other hand, berdasarkan informasi dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2014), proporsi diabetes melitus pada penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 30,4%. Persentase ini termasuk tinggi jika dibandingkan pada tahun 1980 yang hanya mencapai 1,5-2,3%. Bayangin aja, dulu penyakit-penyakit degeneratif ini lebih sering menyerang orang tua. Tapi sekarang, anak muda aja udah mulai ngalamin.
Tapi guys, sebelumnya, apa sih penyakit degeneratif itu? Good question! Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu. Saat menua, tubuh juga secara alami akan mengalami penurunan dari kondisi prima. Simple-nya, penyakit degeneratif itu kayak mobil tua yang mesinnya rusak perlahan. Makin lama makin nggak berfungsi dengan baik. Tetapi ada juga kasus ketika individu tertentu mengalami perubahan degeneratif sebelum waktunya. Menua memang nggak bisa dihindari, tapi kalau kita nggak jaga kesehatan, tubuh kita bisa jadi lebih cepat ‘rusak’.
Nah, penyakit degeneratif dapat disebabkan oleh beberapa faktor atau disebut juga multifaktorial, ya, guys. Beberapa hal yang bisa bikin penyakit ini datang lebih cepat, antara lain:
- Pertama, soal makan atau diet yang belum tepat. Hayo ngaku, siapa yang sering skip sayur dan buah? Atau malah lebih suka ngemil junk food? Kebiasaan makan yang kayak begini bisa bikin tubuh kita kekurangan nutrisi penting, lho.
- Kedua, jarang olahraga. Kurang gerak itu sama aja kayak ngebiarin mobil kesayangan kita nggak pernah diajak jalan-jalan. Lama-lama pasti mesinnya bermasalah, kan? Nah, tubuh kita juga begitu. Kalau jarang digerakin, metabolisme jadi lambat, dan berbagai penyakit bisa mengintai.
- Ketiga, gaya hidup. Gaya hidup kita sehari-hari itu kayak tabungan buat masa depan, lho. Kalau kita sering ngerokok, begadang, dan makan junk food, itu sama aja kayak kita lagi nabung penyakit. Kalau sering dilakukan, secara gak sadar, kamu udah berkontribusi untuk ‘mempercepat’ datangnya penyakit degeneratif, loh. Serem banget!
- Genetik. Unfortunately, memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu memang meningkatkan risiko kita. Tapi ingat, genetik bukan satu-satunya penentu.
Selain hipertensi dan diabetes, masih banyak lagi penyakit degeneratif yang siap mengintai kita. Di antaranya, ada penyakit jantung koroner dan osteoporosis. Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung yang terjadi saat arteri koroner tersumbat oleh timbunan lemak, sehingga menghambat masuknya aliran darah yang mengandung oksigen ke dalam jantung. Sedangkan osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa penurunan massa tulang disertai penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009). Serem banget gak, sih, guys, masih muda tapi sudah dihantui sama penyakit-penyakit di atas, yang bahkan bisa merenggut nyawa kita. Lalu apa yang bisa dilakukan kita, sebagai generasi muda, untuk mencegah penyakit degeneratif? Here are things that you could do!
- Menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat itu seperti perisai yang bisa melindungi kita dari berbagai penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik, guys! Start dari hal kecil dulu, yaitu ubah pola makan menjadi lebih seimbang dengan mengonsumsi real food. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan makanan olahan. Gak harus yang mahal kok, guys. Pecel, tuh, salah satu contoh makanan lokal terjangkau dan seimbang kandungan nutrisinya.
- Langkah selanjutnya adalah olahraga yang teratur. Kemenkes RI aja nyaranin kita olahraga selama minimal tiga puluh menit per hari atau 150 menit per minggu. Tiga puluh menit per hari itu gak lama, guys, percaya deh. Sama aja kayak kamu muter All Too Well (10 Minute Version) (Taylor’s Version) (From The Vault) sebanyak tiga kali atau sama dengan satu episode drama korea favorit kamu! Dan kamu nggak perlu langsung nge-gym, jalan kaki atau jogging juga udah cukup. Di YouTube dan TikTok juga ada banyak banget workout yang dapat kamu lakukan di rumah.
- Periksa kesehatan secara berkala. Check-up itu kayak servis mobil, guys. Kita nggak mau mobil kita mogok di tengah jalan, kan? Nah, tubuh kita juga begitu. Dengan rutin cek kesehatan, kita bisa tahu kondisi kesehatan kita dan mencegah masalah yang lebih besar.
- Nggak cuma pemeriksaan kesehatan aja yang penting, guys. Menghindari kebiasaan buruk kayak merokok dan minum alkohol juga kuncinya untuk menjaga kesehatan kita. Stres juga bisa jadi musuh kita, lho. Jadi, jangan lupa untuk selalu cari cara buat rileks, ya!
Referensi:Â
Alatas H. Masalah dan penanggulangan hipertensi pada anak. Sari Pediatri 1994; 1:88–94.
Andini, Ary, and Evi Sylvia Awwalia. "Studi Prevalensi Risiko Diabetes Melitus Pada Remaja Usia 15–20 Tahun Di Kabupaten Sidoarjo." Medical and Health Science Journal 2.1 (2018): 19-22.
Dr.dr. Budiman (2022) Penyakit Degeneratif - Yankes Kemkes, Penyakit Degeneratif. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1714/penyakit-degeneratif (Accessed: 08 December 2024).Â
Kemenkes, R.I. (2014) Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta; Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [Situation and Analysis of Diabetes. Jakarta; Data and Information Center Ministry of Health Republic of Indonesia]. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf (Accessed: 08 December 2024).
Majid, Abdul. "Penyakit jantung Koroner: Patofisiologi, pencegahan dan pengobatan terkini." (2007).
Penyakit Degeneratif: Pengertian, Penyebab, Dan Jenisnya (no date) Penyakit Degeneratif: Pengertian, Penyebab, dan Jenisnya | Prudential Indonesia. Available at: https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/penyakit-degeneratif/ (Accessed: 08 December 2024).Â
Saing, Johannes H. "Hipertensi pada remaja." Sari Pediatri 6.4 (2016): 159-65.
Task force on blood preassure control in children. Report of The Second Task Force on Blood Preassure Control in Children –1987. Pediatr 1987; 79:1-6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H