Di saat Ibu Ani dan Ibu Iriana menjadi topik pembicaraan berbagai media, saya memilih untuk membicarakan Pak Hamdan Zoelva, Ketua Mahkamah Konstitusi. Belum lama ini, tepatnya Minggu, 12 Januari 2014, saya dan beberapa rekan saya berkesempatan untuk bertemu dengan beliau guna melakukan sebuah wawancara. Kami adalah sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Pers Mahasiswa Teknika Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Bisa dikatakan kami sangat beruntung mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Pak Hamdan Zoelva, Ketua Mahkamah Konstitusi. Sesaat setelah kami sampai di kediaman beliau, kami langsung dijamu oleh beliau pribadi. Beliau sangatlah ramah terhadap kami dan tidak sungkan untuk berbincang dengan kami. Dikarenakan wawancara yang kami lakukan akan kami rekam dalam format video, kami membutuhkan sebuah ruangan yang tidak terlalu ramai. Tidak lama kemudian, beliau mengajak kami menuju ruang kerjanya untuk langsung melakukan sesi wawancara. Setelah persiapan teknis untuk wawancara selesai, kami pun siap memulai wawancara. Wawancara tersebut berlangsung kurang lebih 45 menit. Setelahnya, Pak Hamdan dengan sangat ramah mengajak kami berbincang santai. Beliau banyak bercerita mengenai kehidupannya sewaktu menjadi mahasiswa. Ternyata dulu beliau adalah seorang aktivis. Bahkan semangat perjuangan beliau masih terasa dari cara beliau menyampaikan kisahnya kepada kami. Kami hanyut dalam perbincangan dengan beliau. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Itu artinya, dua jam sudah kami saling bertukar cerita dengan Pak Hamdan. Dibalik semua kontroversi terpilihnya Pak Hamdan sebagai Ketua MK menggantikan Akil, terselip rasa percaya di hati saya jika Pak Hamdan dapat mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat terhadap Mahkamah Konstitusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H