Mohon tunggu...
Maulidiyah Khoirina
Maulidiyah Khoirina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa: Universitas Mercu Buana Jurusan: Akuntansi NIM: 43222010126 Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi yang Efektif

8 Oktober 2023   17:02 Diperbarui: 8 Oktober 2023   17:03 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Maulidiyah Khoirina

NIM : 43222010126

Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Komunikasi yang Efektif

Bagaimana berbicara yang baik?

Apakah dengan artikulasi yang jelas atau mengambil tarikan napas? Tidak, sebuah ucapan yang bisa disebut baik adalah yang bisa menggetarkan hati orang-orang yang mendengarnya seperti ucapan seorang juara yang memiliki daya tarik tersendiri. Sedemikian pentingnya ucapan, kita harus pandai berbicara untuk menunjukkan diri kita kepada lawan bicara dalam kehidupan sosial. Orang yang berbicara dengan mahir akan lebih maju dari pada yang lainnya. Untuk mencapai tujuan komunikasi, persuasi, dan negosiasi, kita harus mengetahui komunikasi yang efisien

1. Logika dalam berbicara 

            Ucapan mencerminkan keadaan seseorang apa adanya, kita dapat langsung mengetahui apakah seseorang itu logis atau tidak hanya dengan berbincang sebentar dengannya. Oleh karena itu, berbicara yang menunjukkan pola pikir logis harus dilatih. Ucapan yang tidak dilandasi dengan ilmu humaniora akan seperti tanah kosong, Isilah dengan ilmu-ilmu humaniora agar tanah itu berubah menjadi hutan yang subur, yang membuat inspirasi, kearifan, dan wawasan menari-nari di dalamnya. Ilmu humaniora tidaklah sulit. Anda hanya perlu mempunyai hobi membaca di bidang yang diminati seperti psikologis, filsafat, ekonomi, atau komunikasi .

dokumen pribadi
dokumen pribadi

2. Memperkenalkan diri dengan bercerita/ storytelling

            Bercerita/ storytelling merupakan cara untuk memperkenalkan diri yang sangat efektif, tidak hanya untuk wawancara, tetapi juga dalam pertemuan bisnis ataupun pribadi. Kutipan dari Doug Stevenson, konsultan ahli prestasi dalam melatih teknik mengajar terbaik di Amerika, " Latihan story telling atau menyampaikan cerita sama saja seperti mengasah kemampuan berkomunikasi.  Jika ingin menjadi seorang pembicara, berlatih storytelling akan sangat membantu, jika tidak ingin menjadi pembicara latihan storytelling akan menjadi senjata besar dalam kehidupan sosial ". Menurutnya bercerita/storytelling adalahketerampilan berbicara yang sangat bermanfaat baik saat mengajar, pertemuan bisnis, wawancara, atau kehidupan sosial.

Lalu bagaimana caranya berbicara dengan metode bercerita/storytelling? Berikut adalah unsur-unsur yang diperlukan

1) Tema

Tema yang menonjol sangat disukai oleh orang-orang, legenda atau dongeng klasik bertahan lama karena mengandung sebuah tema, bahwa yang baik akan menang dan yang jahat akan mendapatkan ganjarannya. Cerita yang ingin disampaikan harus konsisten menggunakan tema

2)Konflik

Konflik dan klimaks merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kisah yang menarik. Semakin dalam konflik semakin banyak juga emosi  dalam cerita, konflik membuat orang-orang tenggelam dalam cerita.

3)Simpati

Tema dan konflik saja tidak cukup jika pendengarnya tidak dapat merasakan simpati dalam cerita tersebut. Sebuah cerita harus familier dan mudah dipahami untuk bisa menarik simpati.

4)Solusi

Cerita yang dramatis harus menyajikan solusi terhadap konflik. Cerita yang bagus adalah cerita yang bisa mengatasi konfliknya.

5)Pembalikan 

Faktor ini tidak harus ditambahkan tetapi akan lebih efektif jika digunakan. Pembalikan berfungsi memberikan dorongan pada jalan cerita yang membosankan. Alur cerita yang sama sekali tidak bisa ditebak akan memberikan rasa penasaran dan konsentrasi lawan bicara atau audiens


3. Penyebab takutnya berbicara

            Berbicara merupakan daya saing yang sangat penting dalam berbisnis sehingga tidak bisa menguasainya maka mau tidak mau akan tersingkir. Beberapa orang yang tidak bisa berbicara dengan lancar akibat trauma. Ciri-ciri gejala ini adalah

1) berbicara terbata-bata

2) suara kecil dan bergetar

3) gagap yang berlebihan

4) tidak berani menatap lawan bicara

Sebagian besar orang yang memiliki gejala seperti ini karena merasa tidak percaya diri yang disebabkan oleh luka psikologis saat tumbuh dewasa, trauma, atau merasa rendah diri. Berikut adalah 4 hal yang membantu kita memiliki keberanian untuk berbicara dengan lantang:

1) Membuat Karikatur Pendengar

Mari berpikir bahwa audiens bukanlah orang yang akan menilai kita, melainkan orang yang akan mendengarkan cerita kita dengan gembira. Masih merasa takut menghadapi audiens? Kalau begitu, bayangkan bahwa audiens yang sedang mendengarkan cerita kita sedang menyembunyikan kaus kakinya yang bolong di dalam sepatunya.  Anda akan merasa lebih nyaman dan menunjukkan kemampuan Anda dengan baik

2) Menghindari Merendahkan Kapasitas Diri Kita Saat Memperkenalkan Diri

Contohnya seperti " saya tidak sempat mempersiapkannya dengan baik", " saya banyak kekurangan, tapi...". Kalimat- kalimat seperti ini tidak berfungsi untuk mengungkapkan rasa rendah hati. Kalimat ini justru membuat kepercayaan audiens turun dan membuat mereka tidak fokus. Hal ini membuat kita menjadi gelisah dan gugup

3) Mempelajari Presentasi  dengan Baik

Jika kita lebih banyak tahu daripada audiens, mereka akan berhenti menilai dan mulai memasang telinga. Saat kita menguasai apa yang akan disampaikan, audiens akan melihat dengan sorot mata lembut dan mendengarkan, bukan dengan tatapan menghakimi. Mempelajari konten presentasi akan lebih mudah dalam berbicara.


4) Mengucapkan sugesti dengan Penuh Keyakinan

"Aku yang terbaik"

"Hari ini aku akan menyajikan presentasi terbaik"

Selalu mensugesti diri sendiri dengan ucapan yang meyakinkan untuk meredakan rasa gugup. Ucapan mantra itu bisa dilakukan dengan membayangkan diri sendiri saat berada di atas panggung Lama kelamaan akan muncul keberanian dalam diri kita


4. Teknik Terpening dalam Komunikasi adalah Mendengarkan

            Bagaimana bersuara yang bagus atau berbicara yang baik saja?

Berikut adalah rumus terapi komunikasi yang dapat diterapkan dengan mudah oleh siapa pun dalam kehidupan sehari- hari

dokumen pribadi
dokumen pribadi

K adalah komunikasi. Ada 3 hal yang diperlukan untuk memenuhinya Yaitu 'P' atau (pertanyaan), 'P'  (pujian), dan 'R'  (reaksi). Dengan demikian komunikasi akan berjalan dengan lancar dan baik, harus mengandung pertanyaan, pujian, dan reaksi.

Pertanyaan adalah bentuk ketertarikan terhadap lawan bicara. Oleh karena itu, pertanyaan dapat disebut sebagai dasar komunikasi. Komunikasi tidak akan terwujud jika tidak ada ketertarikan sama sekali terhadap lawan bicara. Berbicara tanpa ketertarikan sama saja seperti berbicara sendiri dengan tembok.

Pujian sangat penting untuk membentuk hubungan yang kokoh. Pujian memiliki efek yang instan dan kuat terhadap manusia seperti " kakek terlihat lebih muda', "kulit nenek sangat halus", reaksi terhadap hal ini akan langsung tampak. Mereka menjadi senang, saling berbincang sambil bercanda, dan berpartisipasi dengan aktif membuat suasana menjadi harmonis.

Reaksi muncul jika kita mendengarkan ucapan lawan bicara. Reaksi yang paling umum adalah umpan balik verbal seperti "Oh, ya?" Siapa pun pasti ingin terus berbincang lebih lama dengan lawan bicara yang menunjukkan reaksi seperti ini.


5. Faktor positif dan negatif dalam berdialog

            Pada 2014, National Institute of the Korean Language mengeluarkan bahan riset yang menarik, bahwa semakin banyak waktu berdialog, maka semakin tinggi indeks kebahagiaan, dan sebaliknya semakin sedikit dialog maka semakin rendah indeks kebahagiaan. Di dalamnya terungkap pula faktor positif dan negatif dalam sebuah percakapan, yaitu sebagai berikut

1) Faktor Positif Dialog

Menggunakan panggilan yang diinginkan satu sama lain, saling menyapa saat pulang ke rumah, menggunakan bahasa yang sopan, saling memuji dan mensyukuri, berusaha mencapai kesepakatan, mendengarkan lawan bicara hingga selesai, menunjukkan reaksi mengerti saat lawan sedang bicara.

2)  Faktor Negatif Dialog

Menggunakan umpatan atau kata-kata kasar saat marah. membanding-bandingkan dengan orang lain, berbohong di situasi mendesak, meluapkan perasaan yang terpendam saat marah, tidak nyaman berbicara sambil menatap wajah lawan. tidak menggunakan humor, saling mengkritik dan menuding mengungkit-ungkit kebaikan diri sendiri, mengakhiri obrolan dengan pertengkaran.


6. Humor 

            Tahukah Anda faktor penghambat komunikasi? Contoh umumnya adalah hubungan yang kaku, situasi yang menegangkan dan kebosanan atas rutinitas yang berulang. Faktor penghambat ini yang membuat komunikasi dalam kehidupan kerja maupun sehari-hari tidak berjalan dengan baik. Lalu apa trik khusus, untuk mengatasi faktor penghambat ini? Jawabannya, humor dan pujian. Humor dapat berperan sebagai pelumas komunikasi dan mencairkan suasana yang kaku dan dingin. Humor itu bagaikan makanan, orang yang pernah memakannya akan mampu memasaknya dengan lezat. Dengan banyak mengamati, membaca bahan, dan merasakan sendiri pengalaman tertawa, secara alami akan menguasai "kode-kode" humor. Kalau sudah kita kan mampu menyajikan humor yang dapat diterima semua orang.

            Pujian berperan khusus sebagai pelumas komunikasi. Dalam suasana kaku seperti dalam hubungan tegak lurus antara "pihak pertama" dan " pihak kedua", pujian sangat efektif untuk meredakannya. Banyak orang yang khawatir jika pujian mereka terkesan seperti menjilat. Mereka takut pujiannya disalahartikan sebagai rayuan yang di keluarkan hanya untuk menyenangkan hati orang tersebut. Namun, harus diketahui rayuan pun memiliki fungsi positif. Pujian juga harus mempertimbangkan kondisi yang dialami lawan bicara.

7. Sugesti

            Sugesti sangat berguna bagi mahasiswa yang akan menghadapi wawancara kerja, menjadi pegawai, eksekutif perusahaan, dan para pebisnis dari berbagai bidang.

sambil berdiri di depan cermin setiap kali Anda memiliki waktu luang. Hari demi hari, mulailah terapkan sumpah berikut dalam cara bicara Anda.

- Saya memberi salam dan berbicara sambil tersenyum.

Prof James V McConnell dari Jurusan Psikologi, Universitas Michigan berkata seperti ini tentang senyuman, "Senyuman membuat manajemen, pengajaran, atau penjualan lebih efektif dan membuat orang lebih bahagia dalam mengasuh anak Wajah yang tersenyum lebih bermakna besar daripada wajah yang masam"

- Saya berbicara sambil menatap dan dengan lafal yang tepat

            Anda juga harus menatap lawan bicara. Jangan sampai lawan bicara Anda menyangka kalau Anda tidak tertarik untuk mengobrol dengannya bila pandangan mata Anda selalu ke atap atau jendela. Jika Anda tidak kuat bertatapan terlalu lama dengan lawan bicara, pandanglah alis, ujung hidung, atau dahinya. Tim pewawancara akan memberikan penilaian positif jika Anda menatap mata mereka pada saat wawancara.

- Saya berbicara dengan jelas dan percaya diri

            Anda harus percaya diri pada saat memuji ataupun memberi salam. Jika tidak, pujian atau salam yang Anda lontarkan akan kehilangan nyawa dan efeknya, seperti roti kacang merah yang tidak ada kacang merahnya Terlebih lagi saat berbicara di hadapan khalayak ramai, rasa percaya diri sangatlah penting. Walaupun terdengar rendah hati, hindarilah kalimat seperti "Saya banyak kekurangan" atau "Bahannya memang biasa saja". Jika Anda ingin menang, jangan pernah ungkapkan kelemahan Anda. Lawan bicara akan termakan ucapan Anda jika Anda berbicara dengan jelas dan percaya diri.

- Saya mengubah ekspresi dan gerakan tubuh sesuai isi ucapan.

             Gunakanlah gestur yang tepat untuk menunjukkan kesungguhan ucapan Anda. Tertawalah saat menceritakan sesuatu yang menyenangkan dan kepalkan kedua tangan saat menunjukkan keyakinan yang kuat. Pakar komunikasi nonverbal Amerika, Tonya Reiman menulis dalam buku The Power of Body Language sebagai berikut:

"Orang yang memakai gestur berkesinambungan dan mirip dengan pola bahasanya akan merasakan kekuatan yang tidak dapat diidentifikasi dan terlihat seperti pembicara andal dengan wawasan yang baru dan kaya. Agar konsumen mau membeli barangnya, seorang salesman perlu sesekali melakukan gerakan tangan yang tegas untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah ahli di bidang tersebut."

8. Menetapkan Nilai yang Sesuai dengan Kualitas Diri

Untuk bisa bertahan dalam sebuah kompetisi, kita harus bisa "menjual" nilai diri kita kepada tempat yang diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dengan baik nilai diri sendiri. Jika kemampuan kita tidak seberapa, tetapi menetapkan nilai diri terlalu tinggi, maka tidak ada yang akan mencari kita. Sebaliknya, jika kita menetapkan nilai diri terlalu rendah, maka akan berakibat dengan kehilangan ambisi dan kepercayaan di Hal ini berlaku bagi semua orang, baik atlet olahraga, konsultan, pengajar, dan penviar lepas semua harus menentukan harga dirinya dengan baik.

Demikian pentingnya menentukan nilai dalam berbicara Kita harus berusaha menemukan nilai yang kita miliki oleh diri sendiri dan ini merupakan prinsip yang berlaku dalam semua dialog, seperti penjualan, wawancara kerja, dan tawar-menawar tre dengan pembeli. Dengan begitu, kita bisa memenangkan dialog dengan baik.

Sepuluh Aturan Komunikasi

1 )Kata-kata yang tidak bisa diucapkan di "depan" jangan dikatakan di "belakang" Gunjingan sangatlah buruk.

2) Memonopoli pembicaraan akan memperbanyak musuh Sedikit berbicara dan perbanyak mendengar Semakin banyak mendengar akan semakin baik

3) Semakin tinggi intonasi suara, makna dari ucapan akan semakin terdistorsi Jangan menggebu-gebu. Suara rendah justru memiliki daya

4) Berkata yang menenangkan hati bukan sekadar enak didengar

5) Katakan yang ingin didengar lawan bicara, bukan yang yang ingin diutarakan. Berbicara yang mudah dimengerti, bukan yang mudah diucapkan

6) Berbicara dengan menutupi aib dan sering memuji

7) Berbicara hal-hal yang menyenangkan, bukan yang menyebalkan

8) Jangan hanya berkata dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan ekspresi. Unsur non-verbal lebih kuat dari pada unsur verbal

9) Tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati Sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang

10) Kita mengendalikan lidah, tapi ucapan yang keluar akan mengendalikan kita Jangan berbicara sembarangan dan bertanggung jawablah terhadap apa yang sudah Anda ucapkan


9. Sebuah Ucapan Terdengar Berbeda dari Iramanya

            Apa perbedaan drama biasa dan drama musikal? Keduanya sama-sama pertunjukan akting di atas panggung, tapi drama musikal memiliki sesuatu yang tidak ada dalam drama biasa, yakni lagu (irama). Lagu yang hidup lebih menarik untuk didengar daripada sekadar dialog yang panjang dan datar Karena itu, banyak penonton yang berbondong-bondong menyaksikan drama musikal. Apa yang harus dilakukan untuk menghadirkan irama dalam berbicara? Ada empat unsur yang diperlukan: volume, kecepatan, intonasi, dan jeda. Jika keempat hal ini diterapkan dengan tepat di saat yang tepat maka Anda bisa berbicara layaknya seorang artis musikal. Mari kita lihat lebih jelas keempat unsur tersebut

            1) Volume

Suara yang terlalu kecil tidak akan berdampak apa-apa. Meskipun demikian, suara keras juga bukan solusinya. Besarnya suara harus dijaga agar pesan sampai dengan baik kepada audiens. Menyesuaikan volume suara dengan suasana dan konten omongan adalah kunci pertama untuk menciptakan irama.

            2)Kecepatan

Umumnya kecepatan bicara yang pas ketika berhadapan dengan audiens adalah 200-300 kata per menit. Namun, seorang pemula akan lebih mudah gugup sehingga memuntahkan segalanya dalam satu waktu. Kalau sudah begini, jumlah dan tingkat pemahaman audiens pun akan menurun. Biasanya Anda akan berbicara lebih cepat saat mengungkapkan semangat, kegembiraan, atau kemarahan, dan lebih lambat saat menunjukkan ketenangan, kesedihan, atau merasakan kehilangan. Untuk mengontrol kecepatan bicara, Anda dapat mendengarkan rekaman suara Anda sendiri dan memperbaikinya.

3) Intonasi

Mengubah intonasi suara setiap saat dapat meningkatkan konsentrasi audiens. Ucapan yang tidak berintonasi hanya akan terdengar seperti lagu pengantar tidur karena begitu monoton. Saat menekankan sesuatu, intonasi suara harus tinggi. Perhatikan contoh kalimat berikut. "Saya tidak pernah berkata bahwa kebijakan Walikota tidak berguna."

Jika penekanan di kata 'saya, artinya orang lainlah yang mengatakan hal tersebut. Bila yang ditekankan kata ‘saya’ itu berarti bukan yang saya ucapkan dan bila kata ‘kebijakan’ yang ditekankan maka artinya yang dimaksud tidak berharga adalah hal lain. Dengan kata lain, makna ucapan bisa berbeda tergantung letak penekanannya.

4) Jeda (Pause)

Kita dapat lebih menekankan makna ucapan lewat jeda di depan kata atau kalimat Sebagai contoh, "Untuk rakyat, (jeda) dari rakyat, (jeda) pemerintahan rakyat tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini" Begitu pula dengan 'keheningan 51 detik' yang dilakukan Obama. Jeda membuat makna ucapannya tersampaikan lebih kuat.

10. Ucapan Berasal dari Membaca

            "Saya ada hari ini karena membaca. Saya ingin memberikan hiburan dan cinta yang pernah saya terima kepada orang- orang melalui buku. Buku mengajarkan saya bahwa hidup ini memiliki harapan. Dengan membaca, saya tahu bahwa di dunia ini banyak juga orang yang keadaannya sama dengan saya. Buku memperlihatkan kepada saya tentang orang-orang sukses dan mereka bisa mewujudkan impian mereka."

Kalimat di atas merupakan ucapan Oprah Winfrey. la berhasil keluar dari krisis masa remajanya yang kedinginan dan kelaparan dengan membaca. Oprah Winfrey yang hampir saja meniti jalan menyimpang seperti teman-teman sebayanya di perkampungan yang kumuh.

Pencapaian ini dapat terjadi karena kebiasaannya membaca buku. la memiliki pengetahuan yang mendalam di berbagai bidang karena rajin membaca sejak kecil. Diketahui bahwa ia hanya memperkenalkan buku yang telah dibacanya. Dengan begitu, ia bisa menyampaikan kesannya kepada penonton tentang buku yang menarik perhatiannya.

11. Masalah Presentasi

            Ada dua masalah dalam presentasi. Pertama, ia memberi kesan bahwa ia hanya mengulang kembali apa yang dihafalkannya. Menghafal memang bukan hal yang salah, tetapi jika hanya mengulang secara otomatis, hal tersebut akan menjadi sangat membosankan. Setelah mengingat dan menguasai materi, Anda harus menyampaikannya dengan cara yang menarik Akan lebih baik jika audiens juga dilibatkan sepanjang pemaparan melalui pertanyaan atau komentar komentar cerdas. Dengan begitu, akan lebih terlihat seperti seorang penyiar berita yang sedang membacakan naskah, bukan menyajikan presentasi.

Masalah kedua adalah slidenya yang berisi terlalu banyak tulisan Audiens tidak akan membaca tulisan pada slide presentasi. Anda perlu menyajikan ringkasan poin-poin yang ingin disampaikan secara singkat dan padat. Anda juga dapat menggunakan gambar yang menarik dan sesuai. Perasaan audiens akan lebih mudah tergerak dengan satu gambar daripada ratusan kata.

Hal inilah yang membuat penyaji ini tidak bisa lolos ke tahap selanjutnya. Ia tidak berlatih dengan cukup dan kurang persiapan mengenai teknik presentasi. Sebagai orang yang sering dihadapkan dengan presentasi, ia seperti orang yang menyajikan makanan yang belum matang di restoran. Restoran seperti ini tentu tidak akan laku dan selalu rugi. Secara umum, ada empat tipe presentasi yang tidak cukup persiapan.

12. Tiga Cara Mudah Mengelola Suara

            1) Vokalisasi      

Ada suara yang biasa dikeluarkan oleh para pendengar. Suara reaktif seperti "mm", "ah", "oh" Untungnya hal ini bisa diikuti dengan mudah oleh siapa pun dan di mana pun. Ketika Anda membuat bunyi "mm", gelombang suara akan menjalar dari hidung ke ujung kepala dan tepi wajah sehingga suara menjadi lebih dalam. Saat kita mengucapkan "aa", rongga mulut terbuka lebar sehingga suara lebih bergema. Sedangkan saat mengeluarkan suara "oo", hal itu membuat pergerakan rahang sehingga artikulasi lebih fleksibel. Hal tersebut terlihat sederhana, tapi efeknya sangat luar biasa Bahkan ada seorang dosen jurusan Drama dan Perfilman di sebuah universitas yang meminta saya mengajari mahasiswanya teknik vokalisasi "m, a, o Mari ubah suara menjadi menjadi lebih sempurna dan berkelas dengan teknik vokalisasi "m, a, o

            2) Melenturkan Organ Artikulasi

Banyak orang yang berbicara dengan lafal yang tidak tepat akibat kebiasaan yang salah, dan untuk memperbaikinya harus dengan latihan menggerakkan organ artikulasi dengan benar. Di bawah ini adalah bunyi untuk mengaktifkan bibir, rahang, dan lidah. Lakukan latihan ini sesering mungkin untuk melenturkan organ artikulasi.

            -Bibir : Ma, Ba, Ta

            - Rahang : La, Li, LU

            -Hidung : Hong, Kong, Song

            3) Bernapas ala Choi Bool Am

Aktor Choi Bool Am mengeluarkan suara "pha" sambil tersenyum. Ini adalah contoh yang sangat bagus untuk melatih pemapasan. Napas diperlukan untuk menghasilkan suara yang bergema. Tempat kursus berbicara biasanya mendorong untuk pemapasan perut, yang sebetulnya tidak perlu dipelajari secara khusus. Kita dapat melakukannya dengan mengeluarkan suara seperti Choi Bool Am. Cobalah keluarkan suara "pha" Dengan begitu, Anda akan merasakan diafragma Anda terbuka lebar dan napas menjadi lebih dalam.

13. Suara Bariton yang Menggetarkan Hati

            Contohnya seperti Barack Obama  Dalam pidatonya sebagai kandidat presiden di konvensi Partai Demokrat pada 2012 suara baritonnya yang menggema bagaikan seorang penyanyi telah menghipnotis para audiens. Rakyat Amerika seakan tidak sedang mendengarkan pidato seorang politikus, melainkan konser seorang penyanyi.

            Lalu bagaimana caranya agar bisa bersuara bagus, Pekerjaan yang mengharuskan memiliki suara yang dapat dipercaya?  Suara yang dibutuhkan saat mengajari atau memerintah bawahan, berkonsultasi dengan pasien, atau berdiskusi dengan klien soal masalah hukum atau akuntansi

Apabila seorang CEO memberikan perintah dengan suara serak atau cempreng, apakah anak buahnya dapat benar-benar merasakan keseriusannya? Tentu wibawa dan penyampaian pesannya akan menurun. Yang lebih parah, ada kemungkinan kepemimpinannya akan goyah. Sebagai komandan tertinggi di perusahaan, ia tidak bisa menjadi kaya dengan karakter suara yang tidak bagus.

Bagaimana dengan dokter? Tidak berlebihan jika dokter disebut profesi yang mengandalkan kepercayaan. Bagaimana kita akan mempercayakan hidup kita kepadanya jika ia tidak bisa dipercaya? Oleh karena itu, seorang dokter perlu meyakinkan dengan suara sedang. Pasien akan menjauh jika seorang dokter berbicara dengan suara tipis dan lemah, atau dengan cepat dan tidak jelas.

Berikut adalah cara untuk melatih suara bariton

            1)  Gunakan Getaran Garis Tulang Pipi

Tidak ada penyanyi bertulang pipi lebar yang tidak bersuara dalam. Semakin lebar tulang pipi, suara akan lebih menggema seperti kontrabas. Jangan mengeluarkan suara hanya dari bibir dan tenggorokan untuk menggetarkan tulang pipi. Anda dapat berlatih vokal "mm, aa, oo" Suara "mm" akan menggetarkan tulang pipi, suara "aa" akan memperlebar rongga suara, dan suara "oo" akan membentuk bibir dengan tegas.

            2) Membuka Diafragma

Anda dapat melakukan ini dengan teknik pernapasan ala Choi Bool Am yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan mengeluarkan suara "pha" Anda akan merasakan suara semakin dalam. Anda dapat merasakan gema suara yang semakin luas dengan mengaum seperti harimau atau menguap.

3) Menyimpan Banyak Udara di Mulut

Dengan memberi penekanan di tenggorokan dengan kondisi bahu tegang, Jangan juga mengeluarkan suara hidung.

            4) Jangan Berbicara dengan Cepat

Suara sedang tidak cocok dengan cara bicara yang cepat seperti senapan Untuk bisa menghasilkan suara sedang yang optimal. tempo bicara harus diatur dengan baik Perhatikan juga kondisi mental dan atur pernapasan.

14. Cara Meningkatkan Konsentrasi Pendengar

            1) Menggunakan Suara yang Tidak Menidurkan Pendengar       

Suara yang bisa menidurkan pendengar adalah suara yang tidak berenergi, datar, dan monoton Selain itu, suara tersebut juga tidak mengandung emosi sama sekali Siapa pun yang mendengar suara seperti ini kelopak matanya pasti akan turun hanya dalam sepuluh menit


            2) Menjaga Tenggorokan

            - Perbanyak minum air putih, Cairan menjaga membran mukosa pita suara tetap lembap.

            - Jauhi rokok dan alkohol serta sebisa mungkin hindari kafein, kafein menyebabkan pita suara kering

            -Lakukan pernapasan perut, Dapat mengurangi beban pada pita suara saat bersuara

            - Banyak tertawa, Tertawa merilekskan pita suara

            -Jangan berdeham, Berdeham dapat melukai pita suara

            - Hindari lingkungan yang kering dan berdebu Lingkungan ini berpengaruh buruk bagi pita suara.

            3)  Dengarkan dengan Saksama

Sikap mendengarkan keluhan dan kegelisahan lawan bicara akan mendekatkan pembicara dan pendengar dalam waktu singkat

Citsi :

 Su Hyang, Oh. The Secret Habits To Master Your Art Of Speaking. Korea Selatan: Garden of Books 2016.

Versi terjemahan Bahasa Indonesia : Su Hyang, Oh. Bicara Itu Ada Seninya Rahasia Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun