Kurikulum Merdeka  merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim. Implementasi Kurikulum Merdeka bertujuan untuk pemulihan pembelajaran pada tahun 2022 - 2024.
Adapun karakteristik dari Kurikulum Merdeka tersebut. Untuk yang pertama Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial sehingga beban belajar pada tiap mata pelajaran lebih sedikit. Hal ini bertujuan agar guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membuat dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif.Â
Metode pembelajaran tersebut seperti membuat forum diskusi atau pembelajaran berbasis problem dan pembelajaran berbasis projek. Guru dapat lebih berperan untuk memperhatikan proses belajar peserta didik. Kemudian yang kedua, sekolah dianjurkan untuk memiliki ruang untuk menggunakan materi yang konseptual. Dengan hal tersebut, peserta didik mudah memahami dan mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan tidak jenuh.Â
Selanjutnya, Kurikulum Merdeka lebih merdeka dalam hal peminatan peserta didiknya. Dalam peminatan atau penjurusan, peserta didik yang berada di kelas 11 dan 12 dapat memilih IPA, IPS, dan Bahasa sesuai dengan minat dan tujuan karirnya. Selain itu, terdapat perangkat mengajar dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Disini guru dapat lebih leluasa memilih perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Setelah mengetahui karakteristik, model pembelajaran yang dapat di implementasi pada Kurikulum Merdeka sebagai berikut :
Student Orientation
Proses pembelajaran membutuhkan beberapa perangkat ajar dan alat peraga untuk menunjang peserta didik dalam hal mempelajari suatu mata pelajaran. Peserta didik yang biasanya hanya bisa melihat seperti contoh bangun ruang pada buku teks, maka dalam hal ini guru menjadi fasilitator bagi pembelajaran peserta didik dengan memberikan contoh benda yang asli agar peserta didik dapat melihat secara langsung dan tidak dengan membayangkan.Â
Peserta didik dapat dengan mudah mengingat dan membuat pembelajaran tidak monoton.
Blended Learning
Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan aspek antara kegiatan offline atau tatap muka, pembelajaran online, dan kegiatan praktik. Dalam proses pembelajaran Blended Learning ini, pertama guru akan menjelaskan materi kepada peserta didik secara tatap muka.Â
Kemudian jika salah satu peserta didik belum paham dengan materi yang disampaikan, peserta didik dapat mengulang materi yang telah dibagikan oleh guru dan guru bisa membagikan materi secara online jika berhalangan hadir. Setelah itu, ada kegiatan praktik setelah pemberian materi agar peserta didik dapat mengingat materi yang telah dipelajari.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media. Model pembelajaran ini berpusat pada siswa untuk menentukan suatu tema yang akan digunakan dalam projek. Dalam hal ini, peserta didik akan melakukan eksplorasi dan riset untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek ini agar peserta didik meningkatkan keterampilan dan pemecahan masalah dalam pembuatan proyek.
Flipped Classroom
Model pembelajaran dimana peserta didik harus mempelajari materi tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk lebih mandiri dan aktif. Dalam penerapannya, guru menyampaikan secara garis besar materi yang akan dipelajari dan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Setelah itu, proses pembelajaran bisa berupa diskusi ataupun melakukan presentasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H