Mohon tunggu...
Maulidiya Firdausi Putri
Maulidiya Firdausi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Model Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka

3 Juni 2022   14:52 Diperbarui: 3 Juni 2022   15:51 8399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka  merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim. Implementasi Kurikulum Merdeka bertujuan untuk pemulihan pembelajaran pada tahun 2022 - 2024.

Adapun karakteristik dari Kurikulum Merdeka tersebut. Untuk yang pertama Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial sehingga beban belajar pada tiap mata pelajaran lebih sedikit. Hal ini bertujuan agar guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membuat dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif. 

Metode pembelajaran tersebut seperti membuat forum diskusi atau pembelajaran berbasis problem dan pembelajaran berbasis projek. Guru dapat lebih berperan untuk memperhatikan proses belajar peserta didik. Kemudian yang kedua, sekolah dianjurkan untuk memiliki ruang untuk menggunakan materi yang konseptual. Dengan hal tersebut, peserta didik mudah memahami dan mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan tidak jenuh. 

Selanjutnya, Kurikulum Merdeka lebih merdeka dalam hal peminatan peserta didiknya. Dalam peminatan atau penjurusan, peserta didik yang berada di kelas 11 dan 12 dapat memilih IPA, IPS, dan Bahasa sesuai dengan minat dan tujuan karirnya. Selain itu, terdapat perangkat mengajar dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Disini guru dapat lebih leluasa memilih perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Setelah mengetahui karakteristik, model pembelajaran yang dapat di implementasi pada Kurikulum Merdeka sebagai berikut :

Student Orientation

Proses pembelajaran membutuhkan beberapa perangkat ajar dan alat peraga untuk menunjang peserta didik dalam hal mempelajari suatu mata pelajaran. Peserta didik yang biasanya hanya bisa melihat seperti contoh bangun ruang pada buku teks, maka dalam hal ini guru menjadi fasilitator bagi pembelajaran peserta didik dengan memberikan contoh benda yang asli agar peserta didik dapat melihat secara langsung dan tidak dengan membayangkan. 

Peserta didik dapat dengan mudah mengingat dan membuat pembelajaran tidak monoton.

Blended Learning

Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan aspek antara kegiatan offline atau tatap muka, pembelajaran online, dan kegiatan praktik. Dalam proses pembelajaran Blended Learning ini, pertama guru akan menjelaskan materi kepada peserta didik secara tatap muka. 

Kemudian jika salah satu peserta didik belum paham dengan materi yang disampaikan, peserta didik dapat mengulang materi yang telah dibagikan oleh guru dan guru bisa membagikan materi secara online jika berhalangan hadir. Setelah itu, ada kegiatan praktik setelah pemberian materi agar peserta didik dapat mengingat materi yang telah dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun