Mohon tunggu...
Maulidia Putri Moncu
Maulidia Putri Moncu Mohon Tunggu... Administrasi - free

Saya menyukai aroma buku dan uang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sangkala

2 Juli 2024   10:13 Diperbarui: 2 Juli 2024   10:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini bukan tulisan abadi

Hanya sekadar barisan puisi

Puisi-puisi yang teruntai bagai panggung orkestra

Berjuta rasanya

Aku bukanlah seorang pujangga yang berlagak puitis

Hanya saja aku ingin mencurahkannya

Untuk mengingatnya dalam memori dan terpatri dalam hati

Sejenak aku tuangkan dikau dalam pelataran bahasa

Kala senja turut menemaniku

Menyaksikan wajahmu yang berseri-seri

Ntah untuk siapa dan karena apa

Namun, sangkala memaksaku untuk berbaur denganmu

Sepatah, dua kata, aku bungkam

Mencoba mengukir senyum untukmu agar tidak terasa kaku

Dan kau ...

Kuakui pandai sekali memetik perhatian khalayak

Prolog hingga epilog pun kau kuasai

Tak banyak yang bisa aku jabarkan tentangmu

'Ku belum punya kesempatan untuk mengejamu

Lalu, bagaimana aku dalam sudut pandangmu?

Maulidia Putri

01 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun