Gaya Hidup Berubah, Peran Ahli Gizi semakin Dibutuhkan?
Hal yang sering menjadi tren saat ini cenderung merupakan hal-hal yang tidak sehat. Contoh umumnya ada pada makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang dijual di banyak tempat biasanya belum mengandung nutrisi yang baik, sebagai contoh, gorengan yang penuh dengan tepung, minuman teh yang mengandung banyak gula, dan masih banyak lainnya. Hal ini tentu saja tidak baik bagi tubuh, ancaman obesitas, diabetes, dan penyakit-penyakit lainnya ada di depan mata. Oleh karena itu, diperlukan seseorang yang ahli untuk mengurangi ancaman penyakit-penyakit tersebut.
Mengingat kata pepatah, "mencegah lebih baik daripada mengobati",salah satunya dengan menjaga nutrisi di tubuh kita. Nutrisi merupakan salah satu kunci untuk menghindarkan tubuh kita dari berbagai penyakit. Nutrisi adalah kandungan zat gizi yang seseorang peroleh dari sumber makanan dan minuman yang berguna untuk kesehatan dan pembangunan sel tubuh. Profesi tenaga kesehatan yang mengurus bidang ini adalah ahli gizi. Peran ahli gizi sering kali dianggap remeh dulu, tetapi sekarang peran ahli gizi terdapat di berbagai bidang dan semakin banyak dibutuhkan. Bidang ahli gizi dibagi menjadi 4, yakni ahli gizi di bidang klinik, ahli gizi di bidang industri makanan, ahli gizi di bidang pelayanan masyarakat, ahli gizi di bidang olahraga. Berikut saya akan jelaskan peran penting masing-masing bidang.
1. Ahli Gizi di bidang Gizi Klinik
Gizi Klinik merupakan Suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat gizi dan bagaimana gizi dicerna, diserap, digunakan, di metabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh. Dibidang ini, pelayanan gizi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien/klien/personal dengan tujuan mengatasi masalah penyakit terkait gizi (nutrition related disease) yang dilakukan oleh tenaga gizi dengan prinsip aman, efektif, dan efisien, serta berbasis bukti. Biasanya, mereka ini adalah orang yang bekerja di rumah sakit untuk mengatur nutrisi pada makanan pasien, atau pasien yang membutuhkan konsultasi untuk kebutuhan nutrisinya.
2. Ahli Gizi di Bidang Industri Makanan
Produk makanan yang telah beredar tentu memiliki ketentuan mengenai nutrisi yang terkandung di dalamnya. Ahli Gizi di bidang ini memiliki beberapa peran penting bagi suatu produk makanan. Pertama, mereka bertugas untuk quality assurance and quality control Posisi QA dan QC ini saling berhubungan, QA berfokus pada penjaminan kualitas dari prosedurnya sedangkan QC penjaminan kualitas produknya.Selanjutnya, Research and Development (RnD), bertugas untuk membantu mengembangkan sebuah produk, dilakukan dengan cara membuat dan mengembangkan resep serta melakukan evaluasi sensorik produk makanan baru untuk memastikan telah memenuhi kebutuhan dan persyaratan pelanggan. Terakhir, terdapat ahli gizi catering, memiliki tugas untuk konsultasi gizi, penyusunan menu, pembuatan resep, menghitung kandungan gizi dengan software, membuat dan mencetak nutrition fact, kontrol kebersihan saat memasak, bahkan juga berdiskusi dengan chef terkait resep dan menu yang telah dibuat.
3. Ahli Gizi di bidang Pelayanan Masyarakat.
Ahli gizi bidang ini biasa disebut juga dengan penyuluh gizi. Penyuluh gizi merupakan seseorang yang menjelaskan, menggunakan, memilih, dan mengolah bahan makanan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku perorangan atau masyarakat dalam mengonsumsi makanan sehingga meningkatkan kesehatan dan gizinya. Peran ini penting untuk menyadarkan wawasan masyarakat luas, sehingga angka kasus gizi buruk dapat berkurang dan semakin teratasi.
4. Ahli Gizi di bidang Olahraga
Gizi olahraga adalah cabang ilmu gizi yang mempelajari bagaimana zat gizi dan pelayanan gizi dapat digunakan untuk mengoptimalkan performa fisik. Kebutuhan gizi olahragawan berbeda dengan kebutuhan gizi orang yang bukan olahragawan. Ahli gizi olahraga berperan penting dalam membantu atlet mencapai performa terbaik melalui asupan gizi yang optimal. Hal tersebut dilakukan dengan cara merancang program gizi yang sesuai dengan kebutuhan atlet, memastikan asupan makanan yang memadai, mengatur pola makan yang seimbang.