Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan pemangku kebijakan perlu memberikan dukungan yang lebih besar terhadap inisiatif kreatif dari Generasi Z. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah menyediakan program pelatihan dan akses ke modal untuk startup yang dipimpin oleh generasi muda. Hal ini akan mendorong mereka untuk berinovasi dan menciptakan lebih banyak peluang kerja. Misalnya, pengembangan inkubator bisnis yang fokus pada ide-ide kreatif dari Generasi Z dapat menjadi langkah awal yang baik.
Penting juga untuk membangun ekosistem yang mendukung kolaborasi antara generasi. Program mentoring yang melibatkan pengusaha senior untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan Generasi Z dapat membantu mereka mendapatkan wawasan berharga dan membangun jaringan yang mendukung perkembangan karir mereka.
Mengubah Narasi tentang Kemandirian
Perubahan narasi tentang kemandirian Generasi  Z sangat diperlukan. Daripada hanya dipandang sebagai generasi yang masih bergantung pada orang tua, kita seharusnya menyoroti pencapaian dan potensi mereka. Media dan masyarakat perlu memberikan ruang bagi suara dan kreativitas generasi ini, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi lebih banyak.
Dalam kesimpulannya, penting untuk menanggapi pandangan Erick Thohir dengan mempertimbangkan bahwa meskipun ada kebenaran dalam pendapatnya mengenai ketergantungan sebagian Generasi Z, banyak dari mereka telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mandiri dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian. Dengan dukungan yang tepat dan upaya untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada. Generasi Z Indonesia memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya dapat mengubah narasi tentang ketergantungan, tetapi juga menghadirkan inovasi dan kemajuan bagi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H