Pada skala yang lebih luas, Yelon dan Weinsten telah menawarkan pedoman atau model pengembangan berikut:
 cephalocaudal dan proximaldistal, yaitu orang-orang dari kepala sampai kaki (kepala dan kaki), jantung menunggu ke samping, dan tangan (proksimal ke distal) mulai berkembang.
 Fungsi struktur didahulukan. Artinya, setiap kaki dapat berfungsi setelah strukturnya tumbuh. Seperti mata, bisa dilihat setelah kematangan otot, atau bisa digunakan untuk berjalan setelah kematangan otot.
 Akui perkembangan. Artinya pembangunan itu dari umum ke khusus. Kondisi ini terjadi pada semua area perkembangan fisik dan mental, seperti bayi secara tidak sengaja menendang kakinya sebelum memfokuskan pada suatu objek, arah, dan ukuran.
 Pembangunan dari konkret ke abstrak. Artinya, perkembangan dimulai dari sesuatu dengan kemampuan mental tertentu, dan objeknya terlihat jelas ke arah yang lebih abstrak. Misalnya, seorang anak dihitung dengan bantuan jari-jarinya, tetapi dia tidak membutuhkan bantuan ini di kemudian hari
 Perkembangan ini berlangsung dari egosentrisme ke perspektif. Artinya seorang anak yang awalnya memusatkan perhatian pada dirinya sendiri secara bertahap melihat lingkungan sebagai bagian dari faktor yang dapat memenuhi kebutuhannya. Perkembangannya dari 'kontrol eksternal menjadi kontrol internal". Artinya, anak yang semula berada di bawah kontrol lingkungan, seperti ketergantungan pada orang tua dan kontrol lingkungan, menimbulkan kebebasan yang memungkinkan anak untuk melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri.[2]
 Irama dan tempo bersifat individualis
 Bahkan jika ada beberapa anak dengan usia yang sama, mereka akan tumbuh dengan sendirinya dan akan berbeda. Anak usia satu tahun bisa berjalan dan berbicara sembarangan, anak kedua hanya bisa berdiri tapi tidak bisa berbicara. Ini mencerminkan prinsip-prinsip di atas
 Perkembangan bergerak dari yang umum ke yang khusus
 Dalam konsep ini, dari dia yang hanya menyentuh atau meraih tetapi sering dilancarkan menjadi benda yang mencengkeram secara paksa.
 Hasil dari proses pembelajaran tergantung dari tingkat kematangan yang ingin dicapai. Setiap proses pembangunan membutuhkan kematangan.  Nah jika anak tersebut belum dewasa, maka ia akan ragu-ragu untuk melakukan sesuatu, sehingga anak tersebut tidak dapat melakukannya.Â