Tak ada susunan aksara menyerah dalam deret yang kami rangkai
Tak pernah sekalipun kami berkenalan dengan lelah, meski beribu gunung ranjau tlah kami lalui demi sebongkah batu asah
Agar pena kami tetap runcing, tajam
Kamilah para penyair
Yang senja kami selalu gerah kala putih kau nodai
Kamilah para penyair
Meski malam rangkang, bantal, selimut kami kau incar, kami tak gentar
Kami akan terus berputar hingga poros kami sampai kekerak bumi
Kami tetap menjerit dalam lengkingan yang meluruhkan juntai permata dilangit
Agar mereka tahudikerak bumi ini ada kejujuran, kearifan, kebijaksanaan, keadilan, kesetiaan, pengorbanan yang tertimbun , lalu berharap seluruh permata langit tertelan ketika luruh
Kemudian masuk, mendekam dalam perut, yang perlahan akan mengkristal, dan akhirnya kedamaian terperangkap dijiwa kita semua