3.Penguatan Sistem Perlindungan Anak: Yayasan dan lembaga pendidikan perlu memastikan bahwa sistem perlindungan anak mereka kuat dan efektif, termasuk prosedur pelaporan dan penanganan kasus kekerasan.
4.Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis dan konseling bagi korban dan keluarganya untuk memulihkan trauma akibat kekerasan.
5.Pendidikan tentang Disabilitas: Penting untuk meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan dan hak anak disabilitas di masyarakat dan lembaga pendidikan.
Kesimpulannya, kasus pelecehan anak di Makassar yang melibatkan GF menyoroti dinamika psikososial yang rumit seputar pelecehan dalam lingkungan pendidikan. Memahami dimensi emosional, kognitif, dan sosial sangat penting untuk intervensi dan pencegahan yang efektif. Hal ini memerlukan pendekatan komprehensif yang menjawab kebutuhan anak-anak penyandang disabilitas, mendukung keluarga mereka, dan memastikan akuntabilitas dalam lembaga pendidikan. Lensa psikososial menekankan keterkaitan kesejahteraan individu, dinamika keluarga, tanggung jawab institusional, dan sikap masyarakat dalam melindungi anggota masyarakat yang paling rentan.Oleh karena itu, penting bagi pihak yang terlibat dalam kasus ini untuk memberikan dukungan dan perhatian yang tepat kepada korban agar ia dapat pulih dari trauma yang dialaminya dan mengembangkan inisiatif dan mandiri yang sehat di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H