Wonogiri (28/01/2023) - Media sosial saat ini sudah menjadi santapan sehari-hari oleh banyak kalangan, tak terkecuali para remaja. Banyak para remaja yang selepas pulang sekolah lalu bermain handphone, entah bermain game atau berselancar di media sosial. Bahkan tak jarang dari mereka yang lupa dengan kewajibannya sebagai pelajar, yaitu belajar.Â
Dalam bermedia sosial, para remaja banyak yang mengabaikan etika. Bahkan, banyak pula dari mereka yang semena-mena memberikan informasi pribadi kepada orang yang tak dikenal. Kurang sadarnya menjaga privasi mereka dalam berselancar di media sosial juga menjadi fokus perhatian.Â
Jepang sebagai negara yang sangat menjunjung privasi dapat dijadikan tumpuan masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial. Masyarakat Jepang saat berselancar di media sosial jarang menampakkan rumah, foto orang yang tidak dikenal, dan bahkan tidak menampakkan foto anak atau keluarganya saking menjaga privasinya dari hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Merespon hal tersebut, mahasiswa KKN Undip (Maulida Khodijah, Bahasa dan Kebudayaan Jepang) melakukan edukasi "Peningkatan Etika Bermedia Sosial Bertumpu pada Masyarakat Jepang" yang dilaksanakan di aula SMP N 2 Paranggupito, dengan sasaran siswa-siswi kelas VII sampai IX.Â
Tujuan diadakannya program kerja ini yaitu para remaja, khususnya siswa-siswi SMP N 2 Paranggupito dapat lebih bijak dan menjaga privasinya ketika berselancar di dunia maya agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti modus penipuan dan sebagainya. Hal ini juga sesuai dengan yang tertuang pada SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Desa Berkualitas.Â
Dalam kegiatan pengabdian tersebut, disampaikan materi mengenai etika bermedia sosial yang berlaku di Indonesia, diikuti dengan penjelasan tentang bagaimana orang Jepang menyikapi media sosial. Masyarakat Jepang menyikapi media sosial dengan 5 cara, yaitu a) menutup wajah anak dan pasangan, b) menutup wajah orang yang tidak dikenal, c) menghormati privasi orang lain, d) tidak men-tag lokasi pribadi, e) ijin jika mengunggah data orang lain.Â
Edukasi di aula SMP N 2 Paranggupito diakhiri dengan kuis seputar materi yang telah diberikan, untuk mengetes kepahaman siswa dalam menerima materi. Infografis yang diberikan di akhir sesi, diharapkan dapat menjadi pegangan siswa. Infografis juga ditempel pada mading sekolah.Â
Setelah kegiatan selesai, mahasiswa KKN menemui kepala sekolah, "Materi tentang media sosial disampaikan dengan menarik, dengan cara yang beda dari yang bapak-ibu guru di sini lakukan. Mungkin ini bisa diterima dengan baik oleh para siswa, agar nantinya lebih mawas diri dalam bermedia sosial", ungkapnya.
Penulis : Maulida Khodijah, Bahasa dan Kebudayaan Jepang, FIB
DPL :Â
Dr. Cahya Tri Pumami, S.Km.,M.Kes
Dr. Tuswan, S.T
Wildan Namora Ichsan Setiawan, S.I.Kom., M.Sc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H