Mohon tunggu...
Maulida Az Zahra
Maulida Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - A medical student

A passionate medical student. Her interest in community medicine, motivates her to continuously learn and grow. She hopes to make a significant contribution to the field of healthcare.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pilihan Cerdas : Olahraga vs Obat untuk Kontrol Hipertensi

13 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   05:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang signifikan. Meskipun obat-obatan antihipertensi efektif dalam mengontrol tekanan darah, namun seringkali disertai efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, terapi non-farmakologis seperti olahraga menjadi alternatif yang menarik. Studi telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik, terutama olahraga aerobik, memiliki peran penting dalam pencegahan dan pengelolaan hipertensi. Artikel ini akan membahas manfaat olahraga dalam menurunkan tekanan darah, serta membandingkannya dengan terapi farmakologis.

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi kronis yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Pengelolaan hipertensi umumnya melibatkan perubahan gaya hidup dan pengobatan farmakologis. Meskipun obat-obatan antihipertensi sangat efektif, namun seringkali menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pencarian alternatif terapi yang aman dan efektif menjadi sangat penting.

Olahraga sebagai Terapi Non-Farmakologis

Olahraga telah lama dikenal sebagai salah satu pilar gaya hidup sehat. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah baik pada individu sehat maupun penderita hipertensi. Mekanisme penurunan tekanan darah melalui olahraga meliputi:

  • Peningkatan fleksibilitas pembuluh darah: Olahraga membantu relaksasi pembuluh darah sehingga mengurangi resistensi terhadap aliran darah.

  • Penurunan aktivitas sistem saraf simpatik: Sistem saraf simpatik berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Olahraga dapat membantu menekan aktivitas sistem ini.

  • Penurunan kadar hormon stres: Olahraga dapat mengurangi kadar hormon stres seperti kortisol yang dapat meningkatkan tekanan darah.

  • Penurunan berat badan: Obesitas merupakan faktor risiko utama hipertensi. Penurunan berat badan melalui olahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Perbandingan dengan Terapi Farmakologis

Obat-obatan antihipertensi sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah secara cepat. Namun, penggunaan jangka panjang seringkali dikaitkan dengan efek samping yang tidak diinginkan seperti hipokalemia, hiperkolesterolemia, dan disfungsi seksual. Di sisi lain, olahraga sebagai terapi non-farmakologis memiliki sedikit efek samping dan memberikan manfaat kesehatan tambahan seperti peningkatan kebugaran fisik dan kesehatan mental.

Meskipun olahraga memiliki banyak manfaat, namun tidak semua individu dengan hipertensi dapat melakukan olahraga dengan intensitas yang sama. Faktor seperti usia, kondisi kesehatan yang mendasar, dan tingkat kebugaran fisik perlu dipertimbangkan. Selain itu, kepatuhan terhadap program olahraga jangka panjang seringkali menjadi tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun