Mohon tunggu...
maulidah putri
maulidah putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mengekspresikan pemikiran

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Penting Hubungan Teman Sebaya dalam Kehidupan, apakah berpengaruh?

28 November 2022   21:14 Diperbarui: 28 November 2022   21:41 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan teman sebaya memainkan peran penting dalam kehidupan kaum muda. Hubungan teman sebaya ini berfokus pada bagaimana seseorang dapat tertarik ke dalam persahabatan dengan teman-teman dengan usia, latar belakang, atau nasib yang sama. Hubungan ini dapat tumbuh untuk lebih dekat dan juga memberikan kenyamanan dan kepercayaan antar teman sebayanya. 

Sebuah penelitian menjelaskan tentang sebuah analisis hubungan teman sebaya, yaitu meminta anak untuk mengatakan seberapa suka atau tidak suka nya masing-masing teman sekelas nya. Dari pengukuran tersebut, diperoleh lima status teman sebaya sebagai berikut :

dengan diperolehnya data tersebut, para analisis menyimpulkan anak-anak populer memiliki keterampilan sosial yang berbeda (membantu mereka), sedangkan anak-anak yang menolak teman sebaya, mereka cenderung kurang terlibat dalam kelas, dan lebih cenderung mengungkapkan keinginan untuk menghindari sekolah dan merasa kesepian daripada anak-anak yang diterima oleh teman sebayanya. John coie memberikan tiga alasan mengapa anak-anak yang agresif memiliki masalah dalam hubungan sosial. semua alasan ini adalah sebagai berikut :

  • anak-anak agresif yang ditolak lebih cenderung terlibat dalam kegiatan kelas dan permainan kelompok
  • anak-anak agresif yang ditinggalkan  lebih reaktif secara emosional. dimana kemarahan mereka lebih mudah keluar dan lebih sulit bagi mereka untuk tenang saat marah. karena itu, mereka lebih cenderung marah kepada teman sebayanya dengan menyerang secara verbal dan fisik
  • anak terlantar kurang memiliki keterampilan sosial untuk berteman dan memelihara hubungan yang positif dengan teman sebaya nya.

Oleh karena itu, teman sebaya memegang peran penting  dalam lingkungan sosial terutama bagi perkembangan kepribadian seorang anak dimana peran ini menjadi semakin penting terutama dalam perjalanan perubahan struktural masyarakat dalam beberapa dekade terakhir ini, yaitu :

  • Perubahan struktur keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga kecil,
  • Kesenjangan antara generasi tua dan muda,
  • Berkembangnya  jaringan komunikasi antar remaja, 
  • Lama nya masuk ke masyarakat dewasa atau penundaan.

dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, hubungan teman sebaya menciptakan hubungan saling percaya antar teman sebaya. Hubungan ini dapat menyebabkan anak muda lebih mempercayai teman sebaya nya daripada orang tua mereka. Namun, dengan begitu seorang anak tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua apalagi saat dihadapkan pada masalah yang akut. karena sejauh-jauhnya anak terhadap orang tua nya, orang tua lah tetap menjadi tempat kembali mereka. untuk itu, peran peer merupakan aktor strategis dan penting untuk membimbing dan mengarahkan kehidupan kaum muda.  Lalu, bagaimana sih pengaruh teman sebaya terhadap perkembangan anak ?, dan apa itu teman sebaya ?

Teman sebaya adalah teman diantara orang- orang yang usia nya relatif sama. 

 Teman sebaya juga dapat diartikan sebagai teman dengan ikatan emosional yang kuat, dan dapat berinteraksi, bergaul, berbagi ide/pengalaman untuk membawa perubahan dan perkembangan dalam kehidupan sosial dan pribadi. 

Selain itu, hubungan teman sebaya pada perkembangan anak dapat kita ketahui, sebagai berikut:

Pada usia 5 tahun, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu bermain dengan teman sebaya  nya baik sesama jenis  kelamin ataupun lawan jenis, dengan  kualitas prefensi ini perkembangan hubungan teman sebaya anak terus meningkat pada anak usia dini. selain itu, banyak anak pra sekolah menghabiskan banyak waktu dalam interaksi dengan teman sebaya nya, berbicara, bernegoisasi, berdebat dan setuju dengan teman bermain tentang peran dan aturan bermain.

dan ketika mereka masuk sekolah dasar, timbal balik antar teman sebaya semakin tinggi dan sangat penting dalam hubungan teman sebaya nya karena dengan anak-anak bermain, berkumpul,  dan berteman hingga berusia 12 tahun prefensi mereka terhadap kelompok sebaya semakin meningkat.  dimana pada beberapa usia, waktu yang dihabiskan anak-anak untuk berinteraksi  dengan teman sebaya nya meningkat 10% pada usia 2 tahun, 20% pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40% pada usia 7 tahun dan 11 tahun dan ada juga perubahan penting pada akhir masa kanak-kanak yakni pertambahan jumlah anggota kelompok sebaya dan interaksinya dengan pengawasan orang dewasa yang kurang. 

dengan banyaknya interaksi di sekolah dasar , teman sebaya sendiri tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. bahkan teman sebaya sering ditemukan yang anggotanya berbeda jenis kelamin yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan  dari usia dan tingkat kematangan yang relatif sama. Hubungan seperti itu, telah dipraktikkan sejak saat seseorang lahir melalui hubungan teman sebaya / orang yang melakukan berbagai hal yang menjadi keyakinan bersama.

lebih lanjutperan teman sebaya sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku untuk menunjukkan jati diri seorang anak untuk dapat diterima dan diakui oleh kelompok sebaya mereka. dengan itu, kelompok sebaya cenderung membentuk kelompok karena kesamaan tertentu dan hal ini terjadi sebagai upaya anak-anak dalam kelompoknya untuk belajar bersama tentang lingkungan sekitarnya, memperoleh informasi spesifik dan mengukur kemampuannya sehingga bersama-sama individu belajar untuk membentuk dan mengungkapkan pendapat, menghormati pandangan rekan-rekan mereka, menegoisasikan penyelesaian perselisihan secara kooperatif dan mengubah perilaku yang dapat diterima oleh rekan-rekan mereka.

selain itu, salah satu tugas terpenting teman sebaya adalah menyediakan sumber informasi dan perbandingan dunia di luar keluarga (sahabat). sahabat sendiri merupakan tempat dimana anak muda termotivasi dan bebas dari ketergantungan orang tua dan orang dewasa lainnya.  seperti halnya, teman sebaya diperlukan untuk perkembangan sosial emosional yang normal karena anak-anak yang menarik diri, ditolak atau di intimidasi  oleh teman sebaya nya dan merasa sendirian maka anak tersebut beresiko mengalami depresi. dan ketika seorang anak tersebut mencapai depresi, maka ia akan berperilaku agresif yang mengarah pada hal-hal negatif misalnya tindak kekerasan atau pelecehan.

namun tidak hanya itu, selama ini pengaruh jenis kelamin (gender) meningkat menjadi efisien. dimana gender tidak hanya mempengaruhi komposisi kelompok anak tetapi juga ukuran dan interaksi di dalamnya, dimana anak perempuan cenderung membentuk kelompok kecil dan lebih menyukai kegiatan yang tidak berbahaya  dan melibatkan banyak diksusi kooperatif. sementara anak laki-laki cenderung membentuk kelompok besar, menikmati aktivitas ekstrim, persaingan dan pertunjukan ego serta pengejaran dominasi. 

oleh karena itu, dengan berkembang pesatnya interaksi sosial anak terhadap teman sebaya yang memberikan beberapa dampak di masa yang akan datang. maka sebaiknya orang tua sebagai bagian dari keluarga anak berperan penting dalam menentukan kepribadian anak,  dalam hal ini  secara otomatis  mempengaruhi perilaku anak-anaknya. bahkan perilaku pergaulan anak sebaya juga terkait dengan bagaimana perilaku orang tua  dalam membesarkan anaknya baik secara langsung atau tidak langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun