Kutipan-kutipan ini menunjukkan keraguan rakyat terhadap keputusan Baginda untuk berdamai dengan musuh. Rakyat tidak yakin dengan motif Baginda dan mempertanyakan apakah Baginda benar-benar ingin perdamaian atau hanya demi kepentingan politiknya sendiri.
Manipulasi Media: Senjata Tersembunyi di Era Informasi
Media, yang seharusnya menjadi sumber informasi terpercaya, tak luput dari kritik Putu Wijaya. Cerpen ini menggambarkan bagaimana media dimanipulasi oleh para pemimpin untuk menyebarkan propaganda dan melicinkan jalan bagi kepentingan politik mereka.
"Lho, belum buka Youtube, ya?"
"Ada apa?"
"Barusan diumumkan putra Baginda dan putri musuh kita bertunangan!"
"Masak?"
"Ya! Itu sudah viral!" (Putu Wijaya, 2023)
Kutipan-kutipan ini menunjukkan bagaimana media digunakan untuk memanipulasi opini publik. Berita tentang pertunangan putra Baginda dan putri musuh tiba-tiba menjadi viral, yang dapat mempengaruhi persepsi rakyat terhadap keputusan Baginda untuk berdamai.
Secara keseluruhan, cerpen "Semar" karya Putu Wijaya merupakan kritik sosial yang tajam terhadap ambisi kekuasaan, bahaya perang, ketidakpercayaan terhadap pemimpin, dan manipulasi media. Karya ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan pentingnya perdamaian. Di era modern ini, di mana informasi dan pengaruh mudah dimanipulasi, pesan "Semar" menjadi pengingat penting untuk selalu kritis dan memperjuangkan keadilan bagi rakyat.
Daftar Pustaka
Putu Wijaya. (2023, Desember 24). Semar. Kompas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H